Batu akik, dalam berbagai jenis dan motifnya, telah lama menjadi bagian penting dari budaya nusantara, tidak hanya sebagai perhiasan tetapi juga sebagai benda pusaka yang dipercaya memiliki energi tertentu. Di antara ribuan jenis batu akik, terdapat satu varian yang selalu menarik perhatian kolektor maupun penggemar supranatural: akik combong.
Istilah "combong" dalam bahasa Jawa merujuk pada lubang atau rongga yang terbentuk secara alami di tengah batu. Keunikan akik combong terletak pada fenomena alamiah ini—sebuah lubang sempurna yang menembus inti batu dari satu sisi ke sisi lainnya. Tidak semua batu akik bisa menjadi combong; proses pembentukannya sering dikaitkan dengan kondisi geologis yang sangat spesifik selama jutaan tahun, atau terkadang dipercaya terjadi karena interaksi energi gaib yang unik.
Apa yang membuat akik combong begitu istimewa? Jawabannya terletak pada anggapan bahwa lubang tersebut bukan sekadar cacat fisik, melainkan sebuah jalur energi. Dalam tradisi spiritual Jawa dan Sunda, lubang pada batu akik diyakini berfungsi sebagai "teropong" atau "pori-pori" yang memungkinkan batu tersebut menyerap dan memancarkan energi alam semesta dengan lebih efektif dibandingkan batu padat lainnya.
Banyak mitos dan cerita beredar mengenai khasiat spesifik dari batu ini. Salah satu keyakinan populer adalah bahwa akik combong memiliki fungsi perlindungan diri yang kuat. Lubang di tengahnya dianggap mampu menolak energi negatif atau serangan gaib, menjadikannya semacam perisai alami bagi pemakainya. Selain itu, batu ini sering diasosiasikan dengan peningkatan daya tarik, wibawa, dan kemudahan dalam berkomunikasi atau mempengaruhi orang lain.
Meskipun ciri khasnya adalah lubang, akik combong hadir dalam berbagai macam jenis batuan dasar. Ada akik Sulaiman combong, akik Badar combong, hingga jenis-jenis batu akik Nusantara lainnya yang memiliki lubang alami. Warna, corak, dan ukuran lubang juga menjadi penentu nilai dan keunikan batu tersebut.
Kolektor sering mencari batu dengan lubang yang bulat sempurna (disebut juga "mata") atau lubang yang memanjang. Semakin unik bentuk dan posisi lubangnya, semakin tinggi pula nilai estetik dan mistisnya. Membedakan antara akik combong alami sejati dengan batu yang sengaja dilubangi membutuhkan keahlian khusus. Batu alami biasanya memperlihatkan garis pertumbuhan batuan yang menyatu mulus di sekitar lubang, tanpa bekas mata bor atau pahat yang tajam.
Bagi mereka yang mempercayai khasiatnya, perawatan akik combong memerlukan perhatian lebih. Perawatan standar seperti pembersihan secara berkala dengan air mengalir atau minyak khusus (misalnya minyak cendana atau gaharu) sering dilakukan untuk menjaga "kesegaran" energi batu. Beberapa pemakai bahkan meyakini bahwa batu ini harus "dijaga" agar energinya tidak hilang, misalnya dengan cara tidak membiarkannya diletakkan di tempat yang kotor atau terlalu lama tidak disentuh.
Nilai intrinsik dari akik combong kini tidak hanya bergantung pada kelangkaan geologisnya, tetapi juga pada sejarah dan kepercayaan yang melingkupinya. Batu ini menjadi jembatan antara seni mineralogi dengan kekayaan kepercayaan metafisika yang hidup subur di masyarakat. Baik sebagai investasi batu permata maupun sebagai jimat spiritual, pesona akik combong terbukti abadi dalam lanskap batu akik Indonesia.
Banyak penggemar percaya bahwa energi positif yang dipancarkan batu ini dapat membantu menenangkan pikiran dan meningkatkan fokus spiritual penggunanya. Oleh karena itu, akik combong tetap menjadi salah satu primadona di kalangan penghobi batu akik yang mencari keunikan sekaligus kedalaman makna.