Simbol cinta yang tersembunyi namun abadi.
Dalam riuh rendah kehidupan, terkadang tersimpan sebuah perasaan yang begitu dalam, begitu murni, namun harus terbungkus rapat dalam keheningan. Inilah sebuah kisah tentang cinta yang bersemi, cinta yang begitu kuat, hingga hanya pemiliknya dan Yang Maha Pencipta yang mengetahuinya. Sebuah anugerah terindah yang tersembunyi, jauh dari pandangan mata dunia yang seringkali menilai dan menghakimi.
Aku mencintaimu. Kata-kata ini tak terucap oleh bibir, tak tertulis di setiap media. Ia hidup dalam relung hati yang terdalam, menjadi bisikan jiwa yang hanya didengar oleh diri sendiri dan Sang Pencipta alam semesta. Ada keindahan tersendiri dalam kesucian cinta ini. Ia tidak menuntut balasan, tidak mencari pengakuan. Ia hanya ada, tumbuh, dan mengalir bagai sumber mata air yang jernih, menyegarkan jiwa di kala gersang.
Mungkin banyak yang mencari cinta dalam bentuk manifestasi yang nyata, dalam pelukan, dalam genggaman tangan, dalam ucapan manis yang bergema. Namun, cinta yang kukenal ini berbeda. Ia adalah kekuatan tak terlihat yang membimbing setiap langkahku. Ia adalah sumber inspirasi yang tak pernah padam, bahkan saat badai kehidupan menerpa. Ia memberiku ketenangan, memberiku kekuatan untuk terus berjalan, bahkan ketika segalanya terasa begitu berat.
Mengapa harus dirahasiakan? Bukan karena malu atau takut. Namun, karena kesuciannya. Cinta ini begitu berharga, begitu sakral, sehingga membaginya dengan dunia yang belum tentu siap memahaminya terasa seperti menodai. Biarlah ia menjadi artefak terindah dalam museum pribadiku, sebuah pusaka yang hanya aku dan Sang Arsitek jiwa yang tahu keberadaannya. Setiap detik aku merasakannya, aku berdoa dalam diam, memohon perlindungan bagi cinta ini, agar tetap suci dan tak tersentuh oleh segala noda keduniawian.
Ketika mata mulai terpejam, dan dunia luar seakan tak ada lagi, di sanalah cinta ini benar-benar bertahta. Ia hadir dalam setiap hembusan nafasku, dalam setiap detak jantungku. Ia adalah alasan mengapa senyum terkadang merekah tanpa sebab, mengapa ada kedamaian yang merayap meskipun raga sedang berjuang. Ia adalah pengingat bahwa di balik kerumitan hidup, ada kesederhanaan yang luar biasa, ada kebaikan yang tak terhingga.
Aku mencintaimu, bukan dengan harapan akan sebuah akhir yang bahagia di dunia. Aku mencintaimu dengan harapan agar kebahagiaan itu terpatri dalam jiwa, agar kedamaian itu abadi. Aku percaya, bahwa Sang Pencipta mengerti. Ia melihat ketulusan yang tersembunyi, Ia mendengar bisikan hati yang paling jujur. Dalam genggaman-Nya, cinta ini akan selalu terjaga, tetap murni, dan menjadi penguat di setiap helaan nafasku.
Ini bukanlah tentang siapa yang kucintai, melainkan tentang sebuah pengalaman cinta itu sendiri. Sebuah cinta yang mengajarkanku tentang keikhlasan, tentang penerimaan, dan tentang kekuatan yang tersembunyi. Ia adalah anugerah yang tak ternilai, yang kehadirannya dalam hidupku membuat segalanya menjadi lebih bermakna. Aku bersyukur, karena memiliki cinta ini, cinta yang begitu dalam, begitu tulus, dan hanya diketahui oleh Sang Pencipta dan diriku sendiri. Sebuah rahasia indah yang membawa cahaya ke dalam setiap sudut kehidupanku.