Aqidah dan Syariah: Pilar Utama Kehidupan Seorang Muslim
Ilustrasi visual yang menggambarkan aqidah dan syariah sebagai pilar penyangga kehidupan.
Dalam Islam, aqidah dan syariah merupakan dua konsep fundamental yang saling terkait erat dan menjadi pondasi utama bagi setiap Muslim dalam menjalani kehidupannya. Memahami perbedaan, namun sekaligus menyatukan keduanya, adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Aqidah adalah akar, sementara syariah adalah cabang dan buahnya. Tanpa akar yang kokoh, pohon tidak akan bisa tumbuh tegak dan berbuah lebat.
Memahami Aqidah: Fondasi Kepercayaan
Aqidah berasal dari kata bahasa Arab 'aqada' yang berarti mengikat, menyimpulkan, atau menguatkan. Dalam konteks Islam, aqidah merujuk pada keyakinan hati yang teguh dan tidak tergoyahkan mengenai prinsip-prinsip dasar agama Islam. Ini adalah tentang apa yang kita percayai, yang meliputi:
- Iman kepada Allah SWT: Meyakini keesaan-Nya, sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan bahwa Dia adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.
- Iman kepada Malaikat-malaikat Allah: Mempercayai keberadaan dan tugas para malaikat yang diciptakan untuk melayani Allah.
- Iman kepada Kitab-kitab Allah: Mengimani bahwa Allah menurunkan wahyu-Nya kepada para rasul-Nya melalui kitab-kitab suci, seperti Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur'an sebagai kitab penutup dan penyempurna.
- Iman kepada Rasul-rasul Allah: Mempercayai bahwa Allah mengutus para nabi dan rasul untuk menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia, dengan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir.
- Iman kepada Hari Akhir: Meyakini adanya kehidupan setelah kematian, perhitungan amal, surga, dan neraka.
- Iman kepada Qada' dan Qadar: Mengimani bahwa segala sesuatu yang terjadi, baik maupun buruk, adalah atas kehendak dan ketetapan Allah SWT, namun tetap ada ikhtiar dan tanggung jawab manusia.
Aqidah adalah sesuatu yang tertanam dalam sanubari. Ia mempengaruhi cara pandang, pola pikir, dan motivasi seseorang dalam beraktivitas. Seseorang dengan aqidah yang lurus akan senantiasa merasa diawasi oleh Allah, memiliki rasa takut dan harap kepada-Nya, serta bersabar dalam menghadapi ujian dan bersyukur atas nikmat-Nya.
Mengenal Syariah: Pedoman Pelaksanaan
Jika aqidah adalah keyakinan, maka syariah adalah seperangkat aturan atau hukum yang mengatur seluruh aspek kehidupan seorang Muslim, baik hubungan vertikal (dengan Allah) maupun horizontal (sesama manusia dan makhluk lainnya). Syariah bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah (hadits Nabi Muhammad SAW), yang kemudian dijelaskan dan dijabarkan lebih lanjut melalui ijtihad para ulama.
Ruang lingkup syariah sangat luas, mencakup berbagai bidang, antara lain:
- Ibadah: Tata cara penghambaan diri kepada Allah, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.
- Muamalah: Aturan-aturan yang mengatur hubungan antarmanusia dalam segala aspek, seperti jual beli, pernikahan, warisan, hukum pidana, dan etika bermuamalah.
- Akhlak: Pedoman perilaku mulia yang mencerminkan kepribadian seorang Muslim, seperti jujur, adil, sabar, rendah hati, dan pemaaf.
Syariah hadir untuk membawa rahmat dan kemaslahatan bagi umat manusia. Ia bertujuan untuk menjaga lima hal pokok, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Penerapan syariah yang benar akan menciptakan tatanan masyarakat yang adil, makmur, dan harmonis, di mana hak setiap individu terjaga dan kesejahteraan bersama terwujud.
Hubungan Timbal Balik Aqidah dan Syariah
Aqidah dan syariah tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling menguatkan dan melengkapi. Seseorang tidak bisa mengklaim dirinya beriman (memiliki aqidah) tetapi menolak atau mengabaikan perintah-perintah syariah. Sebaliknya, seseorang yang menjalankan syariah tanpa landasan aqidah yang benar hanyalah sekadar menjalankan rutinitas tanpa makna spiritual yang mendalam.
Aqidah yang kokoh akan menjadi motivasi internal bagi seorang Muslim untuk menjalankan syariah. Ia melakukannya bukan karena paksaan atau sekadar kebiasaan, melainkan karena keyakinan bahwa perintah tersebut datang dari Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Bijaksana, serta mengharap ridha-Nya. Dengan aqidah yang kuat, seorang Muslim akan lebih ikhlas dalam menjalankan ibadah, sabar dalam menghadapi ujian syariat yang terkadang terasa berat, dan tawadhu' saat meraih kesuksesan dalam amaliahnya.
Di sisi lain, pelaksanaan syariah secara konsisten akan memurnikan dan menguatkan aqidah. Melalui ibadah, seorang Muslim semakin merasakan kedekatan dengan Allah. Melalui muamalah yang sesuai syariah, ia belajar untuk berlaku adil dan jujur dalam kehidupan sehari-hari, yang pada gilirannya akan memperdalam keyakinannya akan kebenaran ajaran Islam. Interaksi dan pengalaman dalam menjalankan syariah akan memberikan bukti nyata tentang kebijaksanaan dan keadilan hukum Allah, sehingga semakin mengokohkan keyakinan hati.
Memahami dan mengintegrasikan aqidah dan syariah dalam kehidupan sehari-hari adalah sebuah perjalanan spiritual yang berkelanjutan. Ini bukan sekadar teori, melainkan praktik nyata yang mencakup seluruh aspek keberadaan kita. Dengan menjadikannya sebagai kompas utama, seorang Muslim dapat berlayar mengarungi kehidupan dunia dengan penuh kesadaran, ketenangan, dan harapan akan keselamatan serta kebahagiaan di kehidupan abadi.