Keutamaan dan Bacaan Shalat Dhuha

Waktu Dhuha

Ilustrasi visualisasi waktu pagi (Dhuha).

Pengantar Shalat Dhuha

Shalat Dhuha adalah ibadah sunnah muakkadah yang dilaksanakan pada pagi hari setelah matahari terbit sempurna hingga menjelang waktu Dzuhur. Pelaksanaannya sangat dianjurkan dalam Islam karena memiliki banyak keutamaan dan manfaat, baik duniawi maupun ukhrawi. Waktu Dhuha merupakan periode transisi antara subuh dan Dzuhur, di mana rezeki dipercaya sedang dibagikan oleh Allah SWT.

Meskipun tidak ada ayat spesifik dalam Al-Qur'an yang secara eksplisit memerintahkan "Shalat Dhuha," para ulama mengambil landasan hukumnya dari ayat-ayat yang secara umum memerintahkan untuk bertasbih dan salat pada waktu tertentu, terutama pagi hari. Ayat yang paling sering dijadikan landasan utama adalah firman Allah SWT dalam Surah Thaha ayat 132.

Ayat Landasan Utama dan Terjemahannya

Ayat ini memberikan perintah umum untuk memerintahkan keluarga melaksanakan salat dan untuk bersabar dalam melaksanakannya, yang mencakup shalat-shalat yang dilakukan di pagi hari, termasuk Dhuha.

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan salat dan bersabarlah engkau dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa."

— (QS. Thaha [20]: 132)

Penjelasan Ayat Terkait Waktu Shalat Pagi

Selain Thaha ayat 132, para ulama juga menguatkan anjuran shalat di pagi hari melalui firman Allah SWT yang memerintahkan untuk bertasbih di pagi dan petang hari. Ayat-ayat ini seringkali diinterpretasikan mencakup shalat Dhuha karena waktu pelaksanaannya bertepatan dengan waktu tasbih pagi.

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا وَمِنْ آنَاءِ اللَّيْلِ فَسَبِّحْ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضَىٰ
"Maka bertasbihlah kepada Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbihlah pula pada malam hari dan pada siang hari supaya kamu merasa senang."

— (QS. Thaha [20]: 130)

Hubungan dengan Shalat Dhuha

Frasa "sebelum terbit matahari" mengacu pada waktu Subuh dan awal pagi, sedangkan "sebelum terbenamnya" mengacu pada waktu Ashar/Maghrib. Shalat Dhuha, yang dimulai setelah matahari meninggi (sekitar 15-20 menit setelah terbit sempurna), masuk dalam kategori pelaksanaan amal saleh di awal hari sebagai bentuk pemenuhan perintah tasbih dan syukur di waktu pagi.

Landasan hadis Nabi Muhammad SAW sangat kuat mengenai tata cara dan keutamaan Dhuha, di mana beliau bersabda bahwa shalat Dhuha sebanding nilainya dengan pahala haji dan umrah. Meskipun ayat-ayat di atas bersifat umum mengenai perintah salat dan tasbih pada waktu tertentu, implementasi praktisnya dalam bentuk Shalat Dhuha telah menjadi amalan rutin yang didukung oleh Sunnah.

Keutamaan Mengamalkan Shalat Dhuha

Dengan memahami bahwa kita diperintahkan untuk memelihara salat pagi dan bersabar di dalamnya, umat Islam dianjurkan untuk tidak meninggalkan Dhuha. Keutamaan yang paling sering dibahas adalah jaminan rezeki yang lebih lapang, sesuai dengan konteks ayat 132 yang berbunyi, "Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu."

Para ulama menyimpulkan bahwa konsistensi dalam melaksanakan shalat Dhuha merupakan bentuk kesabaran dalam ketaatan dan rasa syukur atas karunia Allah di pagi hari. Ini membuka pintu rezeki yang halal dan keberkahan dalam aktivitas harian. Mengamalkan shalat ini adalah manifestasi nyata dari mengamalkan perintah Allah untuk menjaga hubungan spiritual pada waktu yang sangat utama, yaitu ketika dunia mulai bergerak dan aktivitas dimulai. Oleh karena itu, shalat Dhuha adalah investasi spiritual yang ringan namun memiliki timbangan pahala yang sangat besar.

🏠 Homepage