Ilustrasi: Simbol sinergi antara penegakan hukum dan pengawasan obat serta makanan.
Di era modern ini, perlindungan konsumen terhadap produk yang beredar di pasaran menjadi isu yang sangat vital. Produk ilegal, palsu, atau berbahaya dapat mengancam kesehatan, keselamatan, bahkan perekonomian negara. Untuk menjawab tantangan ini, sinergi antara Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menjadi pilar penting dalam upaya menjaga kualitas dan keamanan produk yang dikonsumsi masyarakat.
Bareskrim Polri memiliki mandat utama dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap berbagai tindak pidana, termasuk yang berkaitan dengan peredaran produk ilegal. Kehadiran Bareskrim dalam ekosistem pengawasan ini sangat krusial karena mereka memiliki kewenangan hukum yang luas untuk menindak pelaku kejahatan. Mulai dari investigasi mendalam, pengumpulan bukti, hingga penangkapan tersangka, Bareskrim bertindak sebagai garda terdepan dalam menegakkan hukum.
Fokus penindakan Bareskrim seringkali mencakup produk-produk seperti obat-obatan palsu, kosmetik ilegal yang mengandung bahan berbahaya, makanan kedaluwarsa yang dikemas ulang, hingga produk-produk lain yang tidak memenuhi standar keamanan dan kesehatan. Kerugian yang ditimbulkan oleh produk-produk ini sangat besar, baik dari sisi kesehatan masyarakat yang terancam oleh kandungan zat berbahaya, maupun kerugian ekonomi akibat persaingan tidak sehat dengan produk legal.
Sementara itu, BPOM memiliki peran fundamental dalam hal pengawasan pre-market dan post-market terhadap obat, makanan, kosmetik, suplemen kesehatan, dan produk teknologi kesehatan. BPOM bertugas menetapkan standar, melakukan evaluasi, memberikan izin edar, serta melakukan pengawasan rutin terhadap produk yang beredar di pasaran. Keahlian teknis dan ilmiah BPOM dalam menguji kandungan dan keamanan produk menjadikannya otoritas yang tak tergantikan.
BPOM berperan dalam:
Kolaborasi antara Bareskrim dan BPOM bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah kebutuhan strategis untuk menciptakan efek gentar terhadap para pelanggar hukum. Ketika BPOM mendeteksi adanya produk ilegal atau berbahaya melalui pengawasan rutinnya, informasi tersebut akan segera diteruskan kepada Bareskrim untuk dilakukan tindakan hukum lebih lanjut. Sebaliknya, Bareskrim yang mengungkap jaringan peredaran produk ilegal seringkali membutuhkan keahlian BPOM untuk mengidentifikasi jenis pelanggaran dan tingkat bahaya dari produk yang disita.
Beberapa bentuk sinergi yang terjalin antara kedua lembaga ini meliputi:
Melalui sinergi yang solid, Bareskrim dan BPOM mampu menciptakan ekosistem pengawasan yang lebih komprehensif. Hal ini tidak hanya efektif dalam memberantas peredaran produk ilegal dan berbahaya, tetapi juga membangun kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk yang telah memenuhi standar keamanan dan kualitas yang ditetapkan oleh negara. Perlindungan konsumen adalah tanggung jawab bersama, dan kolaborasi antara penegak hukum dan badan regulasi seperti Bareskrim dan BPOM merupakan kunci keberhasilan dalam mewujudkan hal tersebut.
Upaya bersama ini sangat penting untuk memastikan bahwa masyarakat Indonesia hanya mengonsumsi produk yang aman, berkualitas, dan sesuai dengan standar yang berlaku, sekaligus memberikan efek jera kepada para pelaku kejahatan yang merugikan konsumen dan perekonomian bangsa.