Batu akik Bacan, khususnya varian hijau, telah lama menjadi primadona di dunia batu mulia Indonesia. Berasal dari Pulau Bacan, Maluku Utara, batu ini dikenal karena keindahan warnanya yang unik, seringkali memiliki corak serat atau 'kristal' yang menjadikannya tampak hidup. Daya tarik utama dari Bacan hijau adalah kemampuannya untuk berubah warna atau "giwang" (bersinar) seiring waktu pemakaian, sebuah fenomena yang sangat dicari oleh para kolektor dan penghobi batu akik di seluruh nusantara.
Warna hijau pada Bacan sangat beragam, mulai dari hijau muda bening (sering disebut kristal) hingga hijau tua pekat. Keaslian batu ini menjadi faktor penentu harga dan nilai estetika. Dengan meningkatnya permintaan, pasar kini dibanjiri oleh imitasi. Oleh karena itu, memahami ciri khas batu akik Bacan hijau asli adalah langkah krusial sebelum memutuskan untuk memilikinya.
Visualisasi Batu Akik Bacan Hijau
Membedakan Bacan asli memerlukan mata yang terlatih, namun ada beberapa karakteristik umum yang bisa dijadikan panduan awal:
Sayangnya, popularitas Bacan telah memicu maraknya pemalsuan. Batu yang sering dijadikan bahan imitasi adalah batu sintetis (glass/resin) atau batu alam lain yang diolah warnanya. Berikut adalah beberapa cara sederhana untuk mendeteksi pemalsuan:
Untuk memastikan batu akik Bacan hijau kesayangan Anda tetap memukau, perawatan yang tepat sangat penting. Bacan adalah batu yang agak porous dan sensitif terhadap bahan kimia keras. Hindari kontak langsung dengan deterjen, parfum, atau cairan pembersih rumah tangga lainnya, karena ini dapat mengubah warna atau merusak permukaan batu.
Cukup bersihkan batu dengan air bersih mengalir dan lap lembut hingga kering. Cara terbaik untuk "memberi makan" batu ini adalah dengan sering memakainya. Kehangatan tubuh dan minyak alami kulit akan membantu proses kristalisasi dan meningkatkan kilau alami batu Bacan hijau Anda dari waktu ke waktu.