Simbol visual dari keajaiban sebuah batu akik mata dewa.
Dunia batu mulia dan batu akik selalu diselimuti aura misteri dan kekaguman, dan di antara berbagai jenis yang ada, batu akik mata dewa menempati posisi istimewa. Nama yang megah ini tidak hanya merujuk pada keindahan fisiknya yang memukau, tetapi juga pada legenda dan kepercayaan turun-temurun yang menyelimutinya. Secara visual, batu ini sering kali memiliki pola atau inklusi yang menyerupai mata manusia atau mata makhluk mitologis, menjadikannya sangat unik.
Keunikan pola inilah yang menjadi ciri khas utama. Tidak ada dua batu akik mata dewa yang benar-benar identik. Pola seperti lingkaran konsentris, sorotan cahaya, atau bentuk iris yang terbentuk secara alami di dalam struktur mineral kuarsa atau kalsedon, seringkali dianggap sebagai manifestasi energi kosmik atau perlindungan ilahi. Bagi para kolektor, menemukan spesimen dengan "mata" yang sempurna dan simetris adalah pencapaian tersendiri.
Penamaan "Mata Dewa" bukan tanpa alasan. Dalam berbagai kebudayaan kuno, mata seringkali melambangkan penglihatan, kebijaksanaan, dan perlindungan terhadap energi negatif. Dipercaya bahwa seseorang yang memiliki atau membawa batu akik mata dewa akan mendapatkan perlindungan dari pandangan jahat atau niat buruk orang lain (sering disebut sebagai 'evil eye').
Selain fungsi protektif, batu ini juga dikaitkan dengan peningkatan intuisi dan kejernihan pikiran. Para pemegang keyakinan bahwa energi batu ini membantu menyeimbangkan cakra dan membuka 'mata ketiga', memungkinkan pemakainya untuk melihat situasi dari perspektif yang lebih tinggi dan lebih bijaksana. Energi yang tenang namun kuat ini menjadikan batu ini diminati tidak hanya oleh penggemar perhiasan, tetapi juga oleh praktisi spiritual yang mencari alat bantu meditasi alami.
Pasar batu permata penuh dengan tiruan, dan batu akik mata dewa pun tidak luput dari hal ini. Identifikasi keaslian sangat penting. Ciri utama batu asli adalah pola 'mata' yang organik dan tidak sempurna secara simetris—kesempurnaan yang mutlak justru bisa menjadi indikasi pemalsuan atau proses rekayasa buatan.
Perhatikan juga kekerasan dan berat jenis batu. Kebanyakan varian mata dewa adalah kuarsa dengan tingkat kekerasan Mohs sekitar 7. Sentuhan akhir (finishing) pada batu asli biasanya menampilkan kilau vitrosa (seperti kaca) yang dalam. Jika pola mata terlihat terlalu "cetak" atau warnanya terlalu seragam tanpa inklusi alami, diperlukan pengujian lebih lanjut oleh ahli gemologi. Dalam era modern, tren pembuatan batu akik sintetis semakin canggih, sehingga transparansi penjual mengenai asal-usul batu menjadi kunci dalam bertransaksi.
Meskipun relatif keras, batu akik mata dewa memerlukan perawatan yang tepat agar keindahan alami pola matanya tidak pudar atau tergores. Perawatan paling dasar adalah menjauhkannya dari bahan kimia keras, seperti pembersih rumah tangga atau parfum, karena zat kimia dapat merusak kilau atau bahkan menyebabkan perubahan warna pada beberapa jenis inklusi.
Saat membersihkan, cukup gunakan air hangat, sabun lembut, dan sikat gigi berbulu halus. Keringkan dengan kain mikrofiber yang lembut. Penting juga untuk menyimpan batu ini secara terpisah dari perhiasan lain yang lebih keras (seperti berlian atau safir) untuk menghindari goresan yang dapat mengganggu ilusi optik dari pola mata dewa tersebut. Dengan perawatan yang konsisten, keajaiban visual dari batu akik mata dewa ini akan bertahan sepanjang masa.