Batu apung, atau pumice stone, adalah batuan vulkanik yang terbentuk dari pendinginan lava yang sangat cepat dan mengandung banyak gas, menjadikannya sangat ringan—bahkan mampu mengapung di air. Bagi para penghobi akuarium, batu apung bukan sekadar elemen dekoratif, melainkan alat multifungsi yang sangat berharga untuk menjaga kualitas air dan memperindah ekosistem bawah air.
Penggunaan batu apung di akuarium telah populer selama bertahun-tahun karena sifatnya yang unik dan manfaat biologisnya yang signifikan. Namun, seperti halnya material alami lainnya, ada beberapa persiapan penting yang harus dilakukan sebelum memasukkannya ke dalam tangki kesayangan Anda.
Mengapa para aquascaper dan pemelihara ikan rutin memilih batu apung dibandingkan batu hias lainnya? Jawabannya terletak pada tekstur pori-porinya yang luar biasa. Struktur mikroskopis ini menawarkan keuntungan besar, terutama dalam hal biologi akuarium.
Ini adalah peran utama batu apung. Permukaan batu apung sangat berpori, menyediakan area permukaan (Surface Area) yang sangat luas. Luas permukaan ini adalah rumah ideal bagi koloni bakteri nitrifikasi yang bermanfaat. Bakteri ini sangat penting dalam siklus nitrogen, mengubah amonia beracun (hasil dari kotoran ikan dan sisa makanan) menjadi nitrit, dan akhirnya menjadi nitrat yang jauh kurang berbahaya.
Dibandingkan dengan media filter buatan standar, batu apung menawarkan kapasitas kolonisasi bakteri yang jauh lebih tinggi per volumenya, menjadikan sistem filtrasi biologis Anda lebih kuat dan stabil.
Bagi pemelihara ikan air tawar tertentu, seperti ikan yang suka menggali atau ikan yang membutuhkan tempat persembunyian, tekstur kasar batu apung sangat disukai. Selain itu, beberapa jenis ikan yang berasal dari perairan keras (pH tinggi) mungkin mendapatkan manfaat dari mineral yang perlahan larut dari batu apung, meskipun pelepasan mineral ini umumnya sangat minimal dan bertahap.
Keunikan batu apung adalah kemampuannya untuk mengapung saat pertama kali dimasukkan (jika benar-benar kering). Ini membuka peluang dekorasi kreatif, seperti membuat struktur yang tampak seperti pulau kecil di permukaan atau bagian yang menyembul keluar dari air. Namun, seiring waktu dan terendam sepenuhnya, kebanyakan batu apung akan menjadi jenuh air dan tenggelam, menawarkan fleksibilitas dalam desain lanskap.
Meskipun alami, batu apung yang baru dibeli (terutama yang berasal dari alam liar atau pertambangan) mengandung debu, partikel halus, dan mungkin mikroorganisme yang tidak diinginkan. Jangan pernah langsung memasukkannya ke dalam akuarium.
Setelah diletakkan di dalam tangki, batu apung memerlukan sedikit perawatan. Seiring waktu, alga dan biofilm yang bermanfaat akan tumbuh di permukaannya, yang justru menjadi makanan tambahan bagi beberapa penghuni seperti udang atau keong pembersih. Jika Anda melihat penumpukan kotoran yang berlebihan, sedot kotoran tersebut saat membersihkan dasar akuarium, atau gunakan selang kecil untuk menyemprot bagian pori-pori batu saat melakukan pergantian air.
Batu apung adalah tambahan yang luar biasa bagi hampir semua jenis akuarium, baik itu akuarium komunitas, planted tank (akuarium tanaman), maupun akuarium khusus untuk udang hias. Dengan sedikit persiapan, Anda telah menambahkan komponen filtrasi alami yang kuat dan estetika yang unik pada rumah bawah air Anda.