Dalam dunia supranatural dan tradisi Nusantara, terdapat berbagai benda alam yang dipercaya memiliki energi atau khasiat tertentu. Salah satu yang cukup populer dan sering dibicarakan adalah **batu galih kelor**. Batu ini bukanlah batu biasa yang ditemukan di sungai atau gunung, melainkan material spesifik yang berasal dari pohon kelor (Moringa oleifera), sebuah pohon yang dikenal luas akan manfaat kesehatannya dalam pengobatan herbal.
Secara fisik, batu galih kelor merujuk pada bagian inti atau ‘galih’ kayu pohon kelor yang telah mengalami proses pengerasan alami atau melalui tahapan inisiasi tertentu hingga menjadi padat, menyerupai batu. Karena kelor dikenal sebagai tanaman yang memiliki daya tolak bala alami dalam pandangan spiritual, galihnya pun dipercaya mewarisi sifat perlindungan tersebut.
Pohon kelor sendiri sudah sangat dihormati. Ketika bagian intinya mengeras dan memadat seiring berjalannya waktu, ia menjadi sangat keras dan sulit dibedakan dengan batu biasa tanpa pengetesan lebih lanjut. Proses pembentukan ini sering dikaitkan dengan faktor lingkungan, usia pohon, hingga energi alam yang menyelimutinya. Masyarakat spiritual meyakini bahwa batu galih kelor sejati berasal dari pohon kelor yang sudah sangat tua dan tumbuh di lokasi yang dianggap keramat atau memiliki vibrasi tinggi.
Meskipun klaim mengenai khasiatnya belum dapat dibuktikan secara ilmiah modern, kepercayaan turun-temurun mengenai kegunaan batu galih kelor sangatlah kuat di kalangan kolektor benda pusaka dan praktisi metafisika. Berikut adalah beberapa khasiat utama yang sering dikaitkan dengannya:
Ini adalah khasiat paling utama. Karena pohon kelor secara tradisional sering digunakan untuk menangkal energi negatif, santet, atau gangguan makhluk halus, maka galihnya dipercaya menjadi benteng pelindung yang ampuh. Pemiliknya sering menggunakannya sebagai jimat untuk menjaga diri saat bepergian atau berada di tempat yang dianggap angker.
Banyak yang meyakini bahwa batu galih kelor dapat membantu memancarkan aura positif dan meningkatkan wibawa pemakainya. Ketika dipakai sebagai cincin, liontin, atau disimpan dalam kantong khusus, energi batu ini diharapkan mampu membuat orang lain lebih respek dan mendengarkan perkataan si pemilik.
Dalam konteks penyelarasan energi, batu ini disebut mampu membantu menyeimbangkan energi tubuh. Ini diyakini dapat memberikan efek menenangkan pikiran, mengurangi stres, dan membantu pemakainya agar lebih fokus dalam meditasi atau ibadah.
Beberapa penuturan spiritual menyebutkan bahwa batu galih kelor memiliki daya tarik tertentu bagi rezeki. Bukan dalam artian sebagai pemicu kekayaan instan, melainkan sebagai sarana pembuka jalan agar peluang datang lebih mudah dan hambatan rezeki dapat diatasi.
Penggunaan batu galih kelor sangat bervariasi. Ada yang memasukkannya ke dalam dompet, menjadikannya mata cincin atau liontin, dan ada pula yang merendamnya dalam air untuk dijadikan media pengobatan luar. Perawatan utamanya cenderung sederhana, yaitu menjaga kebersihannya dan terkadang perlu dilakukan 'penjagaan' atau pengisian ulang energi secara berkala (biasanya dengan meletakkannya di bawah sinar rembulan purnama).
Batu galih kelor tetap menjadi bagian menarik dari warisan budaya spiritual Indonesia. Baik Anda meyakini khasiatnya secara metafisika maupun sekadar mengaguminya sebagai artefak alam yang unik, batu ini menyimpan cerita tentang hubungan mendalam antara manusia dan alam semesta. Keaslian dan kekuatan sejatinya, bagi para penganut, terletak pada keyakinan dan niat baik pemakainya.