Batuan Milonit: Jejak Tektonik di Bawah Permukaan Bumi

Geologi planet kita penuh dengan cerita tentang pergerakan lempeng yang masif, tekanan yang luar biasa, dan suhu yang ekstrem. Salah satu hasil paling dramatis dari proses tektonik ini adalah pembentukan batuan metamorf dinamis yang dikenal sebagai **batuan milonit**. Batuan ini bukan sekadar batu biasa; mereka adalah arsip fisik dari zona geser (shear zones) yang sangat aktif di kerak bumi. Memahami milonit berarti memahami kekuatan yang membentuk pegunungan dan menyebabkan gempa bumi.

Apa Itu Batuan Milonit?

Milonit didefinisikan sebagai batuan metamorf bertekstur cataklasitik yang terbentuk akibat deformasi plastis pada kondisi suhu dan tekanan tinggi di bawah permukaan bumi, umumnya dalam zona sesar aktif. Kata "milonit" berasal dari bahasa Yunani, *mylon*, yang berarti "penggilingan" atau "gilingan", merujuk pada proses penghancuran dan pelentingan mineral di dalamnya.

Karakteristik paling mencolok dari batuan milonit adalah tekstur mikroskopisnya. Batuan ini menunjukkan butiran mineral yang sangat halus, seringkali menyerupai serpihan atau pita yang terorientasi. Orientasi mineral ini (disebut *foliasi milonitik*) mencerminkan arah deformasi utama yang dialami batuan tersebut. Mineral yang lebih tahan terhadap patahan, seperti kuarsa dan feldspar, cenderung mengalami deformasi plastik (ularan atau *recrystallization*), sementara mineral yang lebih lunak akan hancur menjadi bubuk halus yang disebut *flour* atau *mylonitic dust*.

Representasi Visual Tekstur Milonit yang Terorientasi Tekstur Foliasi Milonitik

Proses Pembentukan Milonit

Pembentukan **batuan milonit** terjadi melalui proses metamorfisme dinamis, yang berbeda dari metamorfisme regional atau kontak. Proses ini sangat bergantung pada deformasi kuat yang terjadi dalam zona geser atau sesar bertegangan tinggi. Batuan induk (protolith), yang bisa berupa batuan beku, sedimen, atau metamorf lainnya, mengalami tekanan geser (shear stress) yang signifikan.

Kunci dari milonitisasi adalah strain yang sangat tinggi. Ketika batuan didorong melintasi sesar dengan kecepatan yang konstan namun dengan gaya geser yang masif, mineral di dalamnya tidak hanya retak (kataklasis), tetapi juga mengalami deformasi kristal yang signifikan. Deformasi plastik ini terjadi ketika suhu cukup tinggi (biasanya di atas 300-400°C) sehingga atom-atom dalam struktur kristal dapat bergerak relatif satu sama lain tanpa menyebabkan kehancuran total. Proses ini menghasilkan mineral baru yang ukurannya jauh lebih halus dan terorientasi searah dengan vektor geseran utama. Zona di mana milonitisasi terjadi seringkali sangat tipis namun memiliki jejak deformasi yang sangat panjang.

Klasifikasi dan Signifikansi

Para ahli geologi mengklasifikasikan batuan milonit berdasarkan komposisi mineral batuan induknya. Jika batuan induknya adalah granit, hasilnya mungkin adalah milonit granit; jika batuan induknya basalt, hasilnya adalah milonit basal. Selain itu, klasifikasi juga dapat didasarkan pada tingkat deformasi yang dialami:

Signifikansi **batuan milonit** sangat besar dalam tektonik lempeng. Keberadaan zona milonitik di lapangan menandai lokasi sesar purba yang pernah aktif. Mereka membantu ahli geologi merekonstruksi sejarah deformasi regional, menentukan arah gaya tekan yang bekerja, dan mengidentifikasi batas-batas zona sesar yang mungkin menjadi jalur pergerakan fluida hidrotermal di masa lalu. Zona milonit seringkali berhubungan erat dengan zona subduksi dan zona sesar transform besar seperti Sesar San Andreas.

Perbedaan dengan Batuan Lain

Penting untuk membedakan milonit dari batuan metamorf dinamis lainnya, seperti filit atau sekis. Sementara filit dan sekis menunjukkan foliasi yang terbentuk dari pertumbuhan mineral baru (seperti mika) pada bidang tekanan diferensial (metamorfisme regional), milonit terbentuk terutama dari penghancuran dan pemulihan ulang (recrystallization) mineral yang sudah ada akibat deformasi mekanik yang intensif. Milonit menunjukkan tekstur *sifat* yang lebih halus dan seringkali memiliki "mata" atau *porphyroclast* (butiran mineral induk yang lebih besar yang lolos dari penghancuran total) yang tertanam dalam matriks halus. Studi mendalam terhadap **batuan milonit** memberikan wawasan yang tak ternilai mengenai kondisi fisika dan mekanika yang terjadi jauh di bawah pegunungan saat lempeng bumi berinteraksi.

🏠 Homepage