Dalam hiruk pikuk kehidupan modern, seringkali kita terjebak dalam lingkaran kegelisahan. Pikiran berputar tanpa henti, mengkhawatirkan masa lalu yang tak bisa diubah atau masa depan yang belum pasti. Kecemasan ini bagai beban berat yang menahan kita untuk bergerak maju, merampas kedamaian batin, dan menghalangi potensi terindah dalam diri.
Gelisah seringkali muncul dari pola pikir negatif dan pandangan yang terfokus pada kekurangan atau ancaman. Kita membangun benteng kekhawatiran di sekitar diri, merasa terus-menerus terancam oleh hal-hal yang mungkin tidak akan pernah terjadi. Ketakutan akan kegagalan, penolakan, atau kehilangan bisa menjadi pemicu utama. Akibatnya, kita menjadi tegang, sulit tidur, dan kehilangan kebahagiaan dalam momen saat ini. Siklus ini bisa sangat menguras energi dan membuat kita merasa terjebak, seolah tidak ada jalan keluar.
Namun, alam semesta memiliki hukumnya sendiri, termasuk hukum sebab akibat yang dikenal sebagai 'efek boomerang'. Apa yang kita lepaskan, baik itu energi positif maupun negatif, cenderung kembali kepada kita. Jika kita terus menerus melepaskan energi kegelisahan, kekhawatiran, dan ketakutan, maka itulah yang akan kita tarik kembali dalam hidup kita. Sebaliknya, jika kita memilih untuk melepaskan kasih, kebaikan, empati, dan pengampunan, maka energi positif inilah yang akan berputar dan kembali kepada kita dalam berbagai bentuk yang membahagiakan.
Langkah pertama untuk keluar dari jerat kegelisahan adalah dengan menyadari dan menerima perasaan tersebut tanpa menghakimi diri sendiri. Akui bahwa rasa cemas itu ada, tetapi jangan biarkan ia mendefinisikan diri Anda. Teknik sederhana seperti pernapasan dalam (deep breathing) bisa sangat membantu menenangkan sistem saraf. Tarik napas perlahan melalui hidung, tahan sejenak, lalu hembuskan perlahan melalui mulut. Ulangi beberapa kali hingga merasa lebih rileks.
Selain itu, praktik *mindfulness* atau kesadaran penuh sangat krusial. Alihkan fokus dari pikiran yang mengganggu ke momen saat ini. Perhatikan apa yang Anda lihat, dengar, rasakan, cium, dan kecap. Latihan ini membantu memutus rantai pikiran negatif dan membawa Anda kembali ke realitas yang lebih tenang. Coba deskripsikan objek di sekitar Anda secara detail dalam pikiran, rasakan tekstur pakaian Anda, atau dengarkan suara-suara di lingkungan Anda tanpa menganalisisnya.
Kunci kedua dari filosofi boomerang adalah secara aktif menanamkan benih kasih. Ini bukan hanya tentang mencintai orang lain, tetapi juga mencintai diri sendiri. Latih belas kasih pada diri sendiri ketika Anda membuat kesalahan atau menghadapi kesulitan. Perlakukan diri Anda dengan kebaikan dan pengertian yang sama seperti yang Anda berikan kepada teman terdekat.
Menyebarkan kebaikan kepada orang lain juga merupakan cara ampuh untuk melepaskan energi positif. Tindakan sederhana seperti tersenyum pada orang asing, mengucapkan terima kasih dengan tulus, membantu seseorang yang membutuhkan, atau memberikan pujian yang tulus dapat menciptakan gelombang positif yang tak terduga. Ketika Anda memberikan kebaikan, Anda tidak hanya membuat dunia orang lain sedikit lebih cerah, tetapi Anda juga membuka pintu bagi kebaikan untuk kembali kepada Anda.
Mengelola kegelisahan dan mengadopsi prinsip boomerang kasih adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir. Akan ada hari-hari ketika kecemasan kembali muncul. Yang terpenting adalah memiliki alat dan kesadaran untuk menghadapinya. Latihlah ketekunan dalam praktik Anda. Semakin sering Anda melepaskan kegelisahan dan melepaskan kasih, semakin kuat otot mental dan emosional Anda.
Ingatlah, energi yang Anda pancarkan adalah energi yang akan kembali kepada Anda. Jika Anda ingin hidup yang lebih damai, lebih bahagia, dan lebih penuh kasih, mulailah dengan melepaskan kegelisahan Anda dan secara sadar memilih untuk menebar benih kasih. Biarkan kasih itu berputar, kembali kepada Anda, dan mengisi hidup Anda dengan kedamaian serta kebahagiaan yang pantas Anda dapatkan.
Siap melepaskan gelisah dan menyambut kasih kembali?
Mulailah hari ini dengan satu tindakan kecil.