Cara Menulis Surat Al Fatihah: Panduan Lengkap dan Makna Mendalam
Surat Al Fatihah, yang berarti "Pembukaan," adalah surat pertama dalam Al-Qur'an dan merupakan salah satu surat yang paling agung dan fundamental dalam Islam. Dengan tujuh ayatnya yang singkat namun padat makna, Al Fatihah menjadi inti dari setiap salat seorang Muslim dan sering disebut sebagai "Ummul Kitab" (Induk Al-Qur'an) atau "As-Sab'ul Matsani" (Tujuh Ayat yang Diulang-ulang). Kemampuannya untuk merangkum seluruh pesan Al-Qur'an—mulai dari pujian kepada Allah, pengakuan keesaan-Nya, permohonan petunjuk, hingga peringatan tentang jalan yang menyimpang—menjadikannya sebuah harta karun spiritual yang tak ternilai.
Memahami dan mampu menulis Surat Al Fatihah dengan benar, baik dalam bentuk tulisan Arabnya maupun dalam pengucapan yang tepat (tajwid), adalah sebuah keharusan bagi setiap Muslim. Ini bukan hanya tentang menghafal teks, melainkan tentang menghayati setiap huruf, setiap harakat, dan setiap jeda, sehingga pesan Ilahi dapat tersampaikan dengan sempurna. Artikel ini akan memandu Anda secara mendalam tentang bagaimana cara menulis Surat Al Fatihah, dimulai dari dasar-dasar penulisan huruf Arab, penjelasannya ayat per ayat, hingga kaidah tajwid yang harus diperhatikan, serta makna-makna yang terkandung di dalamnya. Mari kita selami keagungan surat ini.
Mengapa Penting Menulis dan Memahami Al Fatihah dengan Benar?
Surat Al Fatihah memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Selain menjadi rukun dalam salat, yang tanpanya salat seseorang tidak sah, Al Fatihah juga merupakan doa yang paling sering diulang dan mengandung intisari ajaran Islam. Beberapa alasan mengapa menulis dan memahaminya dengan benar sangat penting:
- Rukun Salat: Setiap rakaat salat wajib membaca Al Fatihah. Kesalahan dalam membaca atau memahami maknanya dapat mengurangi kualitas salat.
- Pintu Gerbang Al-Qur'an: Sebagai pembuka, Al Fatihah memberikan gambaran umum tentang isi Al-Qur'an secara keseluruhan, menjadi kunci untuk memahami pesan-pesan selanjutnya.
- Doa Komprehensif: Al Fatihah adalah doa yang mencakup pujian, pengakuan, permohonan petunjuk, perlindungan, dan kesadaran akan hari pembalasan.
- Mendapatkan Pahala: Membaca dan mempelajari Al-Qur'an, termasuk Al Fatihah, adalah ibadah yang mendatangkan pahala besar dari Allah SWT.
- Menjaga Keaslian Teks: Menulis dengan benar membantu menjaga keaslian teks Al-Qur'an dari generasi ke generasi.
Fondasi Penulisan Bahasa Arab: Mengenal Huruf dan Harakat
Sebelum kita mulai menulis Surat Al Fatihah, penting untuk memahami dasar-dasar penulisan bahasa Arab. Bahasa Arab ditulis dari kanan ke kiri, dan setiap huruf memiliki bentuk yang berbeda tergantung posisinya (awal, tengah, akhir, atau terpisah).
1. Huruf Hijaiyah: Abjad Bahasa Arab
Ada 29 huruf hijaiyah (atau 28, tergantung metode perhitungan apakah Hamzah dan Alif dihitung terpisah atau sama). Setiap huruf memiliki nama dan bunyi yang khas. Membiasakan diri dengan bentuk dan bunyi ini adalah langkah pertama.
- Bentuk Huruf: Perhatikan bagaimana setiap huruf dapat berubah bentuk. Misalnya, huruf "م" (Mim) memiliki bentuk yang berbeda saat berdiri sendiri (م), di awal (مـ), di tengah (ـمـ), atau di akhir (ـم).
- Arah Penulisan: Selalu mulai dari kanan ke kiri. Ini adalah aturan fundamental dalam penulisan Arab.
2. Harakat: Tanda Baca Vokal
Tidak seperti bahasa Indonesia yang memiliki huruf vokal (a, i, u, e, o), bahasa Arab menggunakan harakat (tanda baca vokal) yang ditempatkan di atas atau di bawah huruf untuk menunjukkan bunyi vokal. Memahami harakat adalah kunci untuk membaca dan menulis dengan benar.
- Fathah (فَتْحَة): Garis kecil di atas huruf, menunjukkan bunyi 'a' pendek. Contoh: بَ (ba).
- Kasrah (كَسْرَة): Garis kecil di bawah huruf, menunjukkan bunyi 'i' pendek. Contoh: بِ (bi).
- Dammah (ضَمَّة): Mirip huruf 'waw' kecil di atas huruf, menunjukkan bunyi 'u' pendek. Contoh: بُ (bu).
- Sukun (سُكُون): Lingkaran kecil di atas huruf, menunjukkan huruf tersebut tidak memiliki vokal (mati). Contoh: بْ (b).
- Tasydid/Syaddah (شَدَّة): Mirip huruf 'w' kecil di atas huruf, menunjukkan penggandaan huruf (dibaca dua kali). Contoh: بَّ (bba).
- Tanwin (تَنْوِين): Dua harakat di akhir kata yang menunjukkan bunyi 'an', 'in', atau 'un'. Contoh: ـاً (an), ـٍ (in), ـٌ (un).
- Madd (مَدّ): Tanda panjang yang mengubah bunyi vokal pendek menjadi panjang. Ada tiga huruf madd: Alif (ا) untuk memanjangkan fathah, Ya (ي) untuk memanjangkan kasrah, dan Waw (و) untuk memanjangkan dammah.
Menulis Surat Al Fatihah Ayat per Ayat (Teks, Transliterasi, Terjemah, dan Penjelasan)
Mari kita bedah Surat Al Fatihah ayat per ayat, fokus pada penulisan, pelafalan (tajwid dasar), dan makna. Penting untuk diperhatikan bahwa penulisan huruf Arab di sini adalah representasi digital. Untuk latihan menulis tangan, Anda perlu memperhatikan guratan pena dan proporsi setiap huruf.
Ayat 1: بسم الله الرحمن الرحيم
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ Bismillahirrahmanirrahim Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Penjelasan Penulisan dan Tajwid:
- بِسْمِ (Bismi):
- Huruf بِ (Ba) dengan kasrah. Perhatikan bentuk 'Ba' saat di awal kata, garis horizontal pendek diikuti titik di bawah.
- Huruf سْ (Sin) dengan sukun. 'Sin' di tengah kata ditulis bersambung. Pastikan tidak ada desis berlebihan (seperti 'syin').
- Huruf مِ (Mim) dengan kasrah. 'Mim' di akhir kata. Pastikan garis 'Mim' melingkar sempurna.
- اللهِ (Allahi):
- Lafazh Jalalah (الله) adalah nama Allah yang agung. Huruf ا (Alif) dan ل (Lam) kembar (الل) diikuti ه (Ha).
- Tajwid: Huruf Lam pada lafazh Allah dibaca Tafkhim (tebal) jika didahului fathah atau dammah, dan Tarqiq (tipis) jika didahului kasrah. Di sini, 'Bismi' berakhir dengan kasrah, jadi 'Lafazh Allah' dibaca tipis (Allahi).
- الرَّحْمٰنِ (Ar-Rahman):
- Diawali dengan اَلْ (Alif Lam Ma'rifah). Lam-nya tidak dibaca karena bertemu huruf syamsiyah (Ra). Maka 'Alif' langsung disambungkan ke 'Ra'.
- Huruf رَّ (Ra) dengan tasydid dan fathah. Bentuk 'Ra' terpisah dari 'Alif Lam', namun karena tasydid, Ra dibaca ganda.
- Huruf حْ (Ha) dengan sukun. 'Ha' dalam adalah huruf halq (tenggorokan), diucapkan dari tengah tenggorokan, lebih ringan dari 'H' biasa.
- Huruf مٰنِ (Man) dengan alif kecil (fathah berdiri) yang memanjangkan 'a' dan 'Nun' dengan kasrah.
- الرَّحِيمِ (Ar-Rahim):
- Sama seperti Ar-Rahman, diawali dengan Alif Lam Ma'rifah yang tidak dibaca Lam-nya karena bertemu 'Ra' syamsiyah.
- Huruf رَّ (Ra) dengan tasydid dan fathah. Ra dibaca tebal (tafkhim) karena berharakat fathah.
- Huruf حِى (Hii) dengan kasrah dan Ya sukun (Madd Thabi'i). Pastikan 'Ha' diucapkan dengan jelas dari tenggorokan.
- Huruf مِ (Mim) dengan kasrah. Saat berhenti (waqaf), 'Mim' dibaca sukun (Mim mati).
Ayat 2: الحمد لله رب العالمين
اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ Alhamdulillahi Rabbil 'alamin Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.
Penjelasan Penulisan dan Tajwid:
- اَلْحَمْدُ (Alhamdu):
- Diawali dengan Alif Lam Ma'rifah اَلْ. Lam di sini adalah Lam Qamariyah, jadi dibaca jelas Lam-nya.
- Huruf حَ (Ha) dengan fathah. 'Ha' diucapkan dari tengah tenggorokan, tidak seperti 'H' biasa.
- Huruf مْ (Mim) dengan sukun.
- Huruf دُ (Dal) dengan dammah. 'Dal' memiliki makhraj di ujung lidah menyentuh gusi atas.
- لِلهِ (Lillahi):
- Huruf لِ (Li) dengan kasrah.
- Lafazh Jalalah اللهِ. Seperti sebelumnya, Lam dibaca tipis (Tarqiq) karena didahului kasrah.
- رَبِّ (Rabbi):
- Huruf رَ (Ra) dengan fathah. Ra dibaca tebal (Tafkhim).
- Huruf بِّ (Ba) dengan tasydid dan kasrah. 'Ba' dibaca ganda dan diucapkan dengan bibir bertemu kuat.
- الْعَالَمِينَ (Al 'alamin):
- Diawali Alif Lam Ma'rifah اَلْ. Lam Qamariyah, dibaca jelas.
- Huruf عَا ('Ain) dengan fathah dan Alif (Madd Thabi'i). 'Ain' adalah huruf tenggorokan yang kuat, berbeda dengan 'Alif' atau 'Hamzah'.
- Huruf لَ (Lam) dengan fathah.
- Huruf مِي (Mii) dengan kasrah dan Ya sukun (Madd Thabi'i).
- Huruf نَ (Nun) dengan fathah. Saat waqaf, dibaca Nun sukun (mati). Di sini, ada Madd Aridh Lissukun, di mana panjang bacaan 'Ya' bisa 2, 4, atau 6 harakat.
Ayat 3: الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ Ar-Rahmanir-Rahim Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Penjelasan Penulisan dan Tajwid:
Penulisan dan tajwid pada ayat ini sama persis dengan penjelasan Ar-Rahmanir-Rahim pada ayat 1.
- الرَّحْمٰنِ (Ar-Rahman):
- 'Alif Lam' tidak dibaca Lam-nya karena bertemu 'Ra' (huruf Syamsiyah).
- رَّ (Ra) bertasydid dan fathah, dibaca tebal (Tafkhim).
- حْ (Ha) sukun, diucapkan dari tengah tenggorokan.
- مٰ (Ma) dengan fathah berdiri (Alif kecil) yang memanjangkan 'a'.
- نِ (Ni) dengan kasrah.
- الرَّحِيمِ (Ar-Rahim):
- 'Alif Lam' tidak dibaca Lam-nya karena bertemu 'Ra'.
- رَّ (Ra) bertasydid dan fathah, dibaca tebal (Tafkhim).
- حِي (Hii) dengan kasrah dan Ya sukun (Madd Thabi'i).
- مِ (Mim) dengan kasrah. Saat waqaf, dibaca Mim sukun (Madd Aridh Lissukun).
Ayat 4: مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ Maliki Yawmiddin Pemilik hari Pembalasan.
Penjelasan Penulisan dan Tajwid:
- مَالِكِ (Maliki):
- Huruf مَا (Ma) dengan fathah dan Alif (Madd Thabi'i). 'Mim' di awal kata.
- Huruf لِ (Li) dengan kasrah.
- Huruf كِ (Ki) dengan kasrah. 'Kaf' di akhir kata.
- يَوْمِ (Yawmi):
- Huruf يَ (Ya) dengan fathah. 'Ya' di awal kata.
- Huruf وْ (Waw) dengan sukun. Perhatikan 'Waw' di sini bukan huruf madd, melainkan huruf liin (lunak).
- Huruf مِ (Mim) dengan kasrah. 'Mim' di akhir kata.
- الدِّينِ (Ad-Din):
- Diawali Alif Lam Ma'rifah اَلْ. Lam tidak dibaca karena bertemu 'Dal' (huruf Syamsiyah). 'Alif' langsung disambung ke 'Dal'.
- Huruf دِّي (Dii) dengan tasydid dan kasrah, diikuti Ya sukun (Madd Thabi'i). 'Dal' memiliki makhraj di ujung lidah.
- Huruf نِ (Nun) dengan kasrah. Saat waqaf, dibaca Nun sukun (Madd Aridh Lissukun).
Ayat 5: إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.
Penjelasan Penulisan dan Tajwid:
- إِيَّاكَ (Iyyaka):
- Huruf إِ (Alif) dengan hamzah kasrah di bawahnya.
- Huruf يَّا (Yaa) dengan tasydid dan fathah, diikuti Alif (Madd Thabi'i). Tasydid pada 'Ya' ini sangat penting, membacanya tanpa tasydid akan mengubah makna secara drastis.
- Huruf كَ (Ka) dengan fathah. 'Kaf' di akhir kata.
- نَعْبُدُ (Na'budu):
- Huruf نَ (Na) dengan fathah.
- Huruf عْ ('Ain) dengan sukun. 'Ain' adalah huruf halq (tenggorokan) tengah, diucapkan dengan penekanan ringan di tenggorokan.
- Huruf بُ (Bu) dengan dammah.
- Huruf دُ (Du) dengan dammah.
- وَإِيَّاكَ (Wa iyyaka):
- Huruf وَ (Wa) dengan fathah.
- Dilanjutkan dengan إِيَّاكَ yang sama persis dengan penjelasan sebelumnya.
- نَسْتَعِينُ (Nasta'in):
- Huruf نَسْ (Nas) dengan 'Nun' fathah dan 'Sin' sukun.
- Huruf تَ (Ta) dengan fathah.
- Huruf عِي ('Ii) dengan kasrah dan Ya sukun (Madd Thabi'i). Lagi-lagi, pastikan pengucapan 'Ain' yang benar.
- Huruf نُ (Nun) dengan dammah. Saat waqaf, dibaca Nun sukun (Madd Aridh Lissukun).
Ayat 6: اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ Ihdinas-siratal-mustaqim Tunjukilah kami jalan yang lurus,
Penjelasan Penulisan dan Tajwid:
- اِهْدِنَا (Ihdina):
- Huruf اِ (Alif) dengan hamzah kasrah di bawahnya (Hamzah Washal). Ketika di awal ayat, dibaca 'I'.
- Huruf هْ (Ha) dengan sukun. 'Ha' diucapkan dari pangkal tenggorokan, suara ringan seperti hembusan napas.
- Huruf دِ (Di) dengan kasrah.
- Huruf نَا (Na) dengan fathah dan Alif (Madd Thabi'i).
- الصِّرَاطَ (As-Shirata):
- Diawali Alif Lam Ma'rifah اَلْ. Lam tidak dibaca karena bertemu 'Shad' (huruf Syamsiyah).
- Huruf صِّ (Shi) dengan tasydid dan kasrah. 'Shad' adalah huruf istila' (mengangkat pangkal lidah) sehingga dibaca tebal. Ini sangat penting untuk membedakannya dari 'Sin'.
- Huruf رَا (Ra) dengan fathah dan Alif (Madd Thabi'i). 'Ra' di sini dibaca tebal (Tafkhim) karena berharakat fathah.
- Huruf طَ (Ta) dengan fathah. 'Tha' adalah huruf istila' yang dibaca tebal, berbeda dengan 'Ta' biasa.
- الْمُسْتَقِيمَ (Al-Mustaqim):
- Diawali Alif Lam Ma'rifah اَلْ. Lam Qamariyah, dibaca jelas.
- Huruf مُسْ (Mus) dengan 'Mim' dammah dan 'Sin' sukun.
- Huruf تَ (Ta) dengan fathah.
- Huruf قِي (Qii) dengan kasrah dan Ya sukun (Madd Thabi'i). 'Qaf' adalah huruf istila' yang dibaca tebal, dari pangkal lidah yang paling dalam. Berbeda dengan 'Kaf'.
- Huruf مَ (Ma) dengan fathah. Saat waqaf, dibaca Mim sukun (Madd Aridh Lissukun).
Ayat 7: صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ Siratal-ladhina an'amta 'alayhim ghayril-maghdubi 'alayhim wa lad-dallin Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Penjelasan Penulisan dan Tajwid:
Ayat ini adalah yang terpanjang dan mengandung beberapa kaidah tajwid penting.
- صِرَاطَ (Sirata):
- Huruf صِ (Shi) dengan kasrah. Ingat, 'Shad' adalah huruf tebal (Istila').
- Huruf رَا (Ra) dengan fathah dan Alif (Madd Thabi'i). Ra dibaca tebal (Tafkhim).
- Huruf طَ (Ta) dengan fathah. Juga huruf tebal (Istila').
- الَّذِينَ (Alladhina):
- Diawali Alif Lam Ma'rifah اَلْ. Lam tidak dibaca karena bertemu 'Lam' (huruf Syamsiyah), tapi Lam di sini punya tasydid, jadi langsung disambung ke Lam kedua.
- Huruf لَّ (La) dengan tasydid dan fathah.
- Huruf ذِي (Dhi) dengan kasrah dan Ya sukun (Madd Thabi'i). 'Dzal' adalah huruf lisaniyah (lidah) yang diucapkan dengan ujung lidah menyentuh ujung gigi seri atas, mengeluarkan sedikit hembusan.
- Huruf نَ (Na) dengan fathah.
- أَنْعَمْتَ (An'amta):
- Huruf أَنْ (An) dengan 'Alif' hamzah fathah dan 'Nun' sukun.
- Tajwid: 'Nun' sukun bertemu 'Ain' adalah Izhar Halqi, dibaca jelas tanpa dengung.
- Huruf عَمْ ('Am) dengan 'Ain' fathah dan 'Mim' sukun. Ingat pengucapan 'Ain' yang benar.
- Huruf تَ (Ta) dengan fathah.
- عَلَيْهِمْ ('Alayhim):
- Huruf عَلَ ('Ala) dengan 'Ain' fathah dan 'Lam' fathah.
- Huruf يْ (Yay) dengan 'Ya' sukun. Ini adalah huruf liin.
- Huruf هِمْ (Him) dengan 'Ha' kasrah dan 'Mim' sukun.
- غَيْرِ (Ghayri):
- Huruf غَيْ (Ghay) dengan 'Ghayn' fathah dan 'Ya' sukun (huruf liin). 'Ghayn' adalah huruf halq (tenggorokan) atas, diucapkan seperti 'gh' dalam bahasa Arab atau Prancis.
- Huruf رِ (Ri) dengan kasrah. 'Ra' di sini dibaca tipis (Tarqiq) karena berharakat kasrah.
- الْمَغْضُوبِ (Al-Maghdubi):
- Diawali Alif Lam Ma'rifah اَلْ. Lam Qamariyah, dibaca jelas.
- Huruf مَغْ (Magh) dengan 'Mim' fathah dan 'Ghayn' sukun.
- Huruf ضُو (Dhu) dengan 'Dhad' dammah dan Waw sukun (Madd Thabi'i). 'Dhad' adalah huruf yang paling sulit diucapkan dalam bahasa Arab, berasal dari sisi lidah menyentuh gigi geraham atas. Ini adalah huruf istila' dan ithbaq (terangkat pangkal lidah dan terlipat lidah).
- Huruf بِ (Bi) dengan kasrah.
- عَلَيْهِمْ ('Alayhim):
- Sama persis dengan penjelasan sebelumnya.
- وَلَا (Wa lad-):
- Huruf وَ (Wa) dengan fathah.
- Huruf لَا (La) dengan fathah dan Alif (Madd Thabi'i).
- الضَّالِّينَ (Ad-Dallin):
- Diawali Alif Lam Ma'rifah اَلْ. Lam tidak dibaca karena bertemu 'Dhad' (huruf Syamsiyah).
- Huruf ضَّا (Dhaa) dengan tasydid dan fathah, diikuti Alif (Madd Lazim Kalimi Muthaqqal). Ini adalah madd yang paling panjang, dibaca 6 harakat. 'Dhad' juga huruf yang sama sulitnya seperti pada 'Maghdubi'.
- Huruf لِّي (Lii) dengan tasydid dan kasrah, diikuti Ya sukun (Madd Aridh Lissukun). Saat waqaf, panjang bacaan 'Ya' bisa 2, 4, atau 6 harakat.
- Huruf نَ (Na) dengan fathah. Saat waqaf, dibaca Nun sukun.
Kaidah Tajwid Mendalam untuk Kesempurnaan Al Fatihah
Setelah memahami penulisan ayat per ayat, mari kita ulas kaidah tajwid yang lebih mendalam. Memperhatikan tajwid adalah wajib agar bacaan Al-Qur'an kita sah dan sempurna.
1. Makharijul Huruf (Tempat Keluarnya Huruf)
Setiap huruf hijaiyah memiliki tempat keluar yang spesifik dari mulut atau tenggorokan. Menguasai makhraj akan membuat pelafalan huruf menjadi benar dan jernih.
- Al-Jauf (Rongga Mulut dan Tenggorokan): Tempat keluarnya huruf madd (Alif sukun sebelumnya fathah, Waw sukun sebelumnya dammah, Ya sukun sebelumnya kasrah).
- Al-Halq (Tenggorokan):
- Pangkal Tenggorokan: Hamzah (أ), Ha (ه).
- Tengah Tenggorokan: 'Ain (ع), Ha (ح).
- Ujung Tenggorokan: Ghayn (غ), Kha (خ).
- Al-Lisan (Lidah): Ini adalah makhraj dengan huruf terbanyak, mulai dari pangkal lidah hingga ujung lidah, berinteraksi dengan langit-langit atau gigi.
- Pangkal Lidah: Qaf (ق), Kaf (ك).
- Tengah Lidah: Jim (ج), Syin (ش), Ya (ي).
- Sisi Lidah: Dhad (ض) - ini unik dan penting untuk Al Fatihah.
- Ujung Lidah: Lam (ل), Nun (ن), Ra (ر), Dal (د), Ta (ت), Tha (ط), Dzal (ذ), Tsa (ث), Zha (ظ), Sin (س), Shad (ص), Za (ز).
- Asy-Syafatain (Dua Bibir): Fa (ف), Waw (و), Ba (ب), Mim (م).
- Al-Khaisyum (Rongga Hidung): Sumber suara dengung (ghunnah) untuk Nun dan Mim bertasydid, atau Nun dan Mim sukun yang bertemu huruf ikhfa atau idgham.
2. Sifatul Huruf (Sifat-Sifat Huruf)
Selain makhraj, setiap huruf juga memiliki sifat-sifat tertentu yang membedakannya, seperti hams (ada hembusan napas) atau jahr (tidak ada hembusan napas), syiddah (suara tertahan) atau rakhawah (suara mengalir), istila' (lidah terangkat) atau istifal (lidah datar), dan lain-lain.
Beberapa sifat yang krusial di Al Fatihah:
- Tafkhim (Tebal) dan Tarqiq (Tipis): Terutama pada huruf Ra (ر) dan Lam pada Lafazh Allah (الله). Huruf seperti Shad (ص), Dhad (ض), Tha (ط), Zha (ظ), Ghayn (غ), Qaf (ق) selalu dibaca tebal.
- Qalqalah (Memantul): Pada huruf Ba (ب), Jim (ج), Dal (د), Tha (ط), Qaf (ق) jika berharakat sukun. Meskipun tidak ada qalqalah eksplisit di Al Fatihah, memahami ini penting untuk Al-Qur'an secara keseluruhan.
- Izhar Halqi: Nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf halq (hamzah, ha, 'ain, ha, ghayn, kha), dibaca jelas. Contoh: أَنْعَمْتَ (an'amta).
3. Hukum Nun Sukun dan Tanwin
Hukum ini sangat penting dalam bacaan Al-Qur'an dan muncul di beberapa tempat. Ada empat macam:
- Izhar Halqi: Nun sukun/tanwin bertemu Hamzah (أ), Ha (ه), Ain (ع), Ha (ح), Ghain (غ), Kha (خ). Dibaca jelas. Contoh di Al Fatihah: أَنْعَمْتَ.
- Idgham: Nun sukun/tanwin bertemu Ya (ي), Ra (ر), Mim (م), Lam (ل), Waw (و), Nun (ن). Ada yang disertai dengung (Y, M, W, N) dan tanpa dengung (R, L).
- Iqlab: Nun sukun/tanwin bertemu Ba (ب). Dibaca menjadi Mim.
- Ikhfa Haqiqi: Nun sukun/tanwin bertemu 15 huruf sisa selain di atas. Dibaca samar dengan dengung.
4. Hukum Mim Sukun
Mim sukun (مْ) juga memiliki hukumnya sendiri:
- Ikhfa Syafawi: Mim sukun bertemu Ba (ب). Dibaca samar dengan dengung.
- Idgham Mimi: Mim sukun bertemu Mim (م). Dibaca dengung.
- Izhar Syafawi: Mim sukun bertemu selain Ba atau Mim. Dibaca jelas tanpa dengung. Contoh di Al Fatihah: عَلَيْهِمْ غَيْرِ.
5. Hukum Mad (Panjang Pendek Bacaan)
Mad adalah memanjangkan suara pada huruf tertentu. Ini adalah salah satu aspek tajwid yang paling sering dijumpai.
- Mad Thabi'i (Mad Asli): Huruf Alif (ا) setelah fathah, Ya sukun (يْ) setelah kasrah, atau Waw sukun (وْ) setelah dammah. Dipanjangkan 2 harakat. Banyak terdapat di Al Fatihah, contoh: مَالِكِ, نَسْتَعِينُ.
- Mad Wajib Muttasil: Mad Thabi'i bertemu Hamzah dalam satu kata. Dipanjangkan 4 atau 5 harakat.
- Mad Jaiz Munfasil: Mad Thabi'i bertemu Hamzah di lain kata. Dipanjangkan 2, 4, atau 5 harakat.
- Mad Aridh Lissukun: Mad Thabi'i diikuti huruf berharakat yang disukunkan karena waqaf (berhenti). Dipanjangkan 2, 4, atau 6 harakat. Contoh: الْعَالَمِينَ, الدِّينِ, نَسْتَعِينُ, الضَّالِّينَ.
- Mad Lazim Kalimi Muthaqqal: Mad Thabi'i bertemu huruf bertasydid dalam satu kata. Dipanjangkan 6 harakat. Contoh di Al Fatihah: الضَّالِّينَ.
- Mad Layyin (Mad Liin): Waw sukun atau Ya sukun didahului fathah, diikuti huruf yang disukunkan karena waqaf. Contoh: خَوْفٌ, بَيْتٌ (tidak ada di Al Fatihah).
Keutamaan dan Makna Mendalam Surat Al Fatihah
Setelah membahas teknis penulisan dan pelafalan, mari kita renungkan keagungan makna di balik setiap ayat Al Fatihah.
1. Ummul Kitab (Induk Kitab)
Nabi Muhammad SAW menyebut Al Fatihah sebagai "Ummul Kitab" karena ia mengandung rangkuman dari seluruh ajaran Al-Qur'an. Ini mencakup:
- Tauhid: Pengakuan keesaan Allah, pencipta dan penguasa alam semesta.
- Janji dan Ancaman: Hari Pembalasan (Yaumiddin) di mana setiap jiwa akan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
- Ibadah: Pengakuan bahwa hanya kepada Allah kita menyembah dan memohon pertolongan.
- Kisah Umat Terdahulu: Petunjuk untuk mengikuti jalan orang-orang yang diberi nikmat dan menghindari jalan orang-orang yang dimurkai atau sesat.
2. As-Sab'ul Matsani (Tujuh Ayat yang Diulang-ulang)
Nama ini menunjukkan bahwa Al Fatihah adalah surat yang istimewa dan sering diulang dalam setiap rakaat salat, menekankan pentingnya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya bagi kehidupan seorang Muslim.
3. Doa Komprehensif
Al Fatihah adalah doa yang sempurna. Dimulai dengan pujian kepada Allah, kemudian pengakuan akan kekuasaan-Nya, lalu permohonan hidayah ke jalan yang lurus, serta permohonan perlindungan dari jalan yang sesat. Ini mengajarkan kita tata krama berdoa: memuji Allah terlebih dahulu sebelum memohon.
- Pujian (Ayat 1-4): Dimulai dengan Basmalah, kemudian pujian universal kepada Allah sebagai Rabbul Alamin (Tuhan seluruh alam), Ar-Rahman (Maha Pengasih), Ar-Rahim (Maha Penyayang), dan Maliki Yaumiddin (Pemilik hari Pembalasan). Ini menanamkan rasa syukur dan keagungan Allah dalam hati.
- Ikrar dan Permohonan (Ayat 5): "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." Ini adalah ikrar tauhid, pengakuan kelemahan dan ketergantungan mutlak kepada Allah, serta pernyataan keikhlasan dalam beribadah.
- Permohonan Hidayah (Ayat 6-7): "Tunjukilah kami jalan yang lurus... bukan jalan mereka yang dimurkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesat." Ini adalah inti dari doa, permohonan akan petunjuk Ilahi yang akan membimbing kita dalam setiap aspek kehidupan, serta perlindungan dari segala bentuk kesesatan.
Tips Praktis Belajar Menulis dan Membaca Al Fatihah dengan Benar
Mempelajari Al Fatihah membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda:
- Mulai dari Dasar: Jangan terburu-buru. Pastikan Anda benar-benar menguasai huruf hijaiyah dan harakat sebelum mencoba menulis kata atau kalimat. Gunakan buku-buku iqra' atau metode dasar lainnya.
- Latihan Menulis Berulang: Ambil pensil atau pulpen dan buku tulis Arab. Salin setiap huruf, kemudian setiap kata, dan akhirnya setiap ayat Al Fatihah secara berulang. Perhatikan bentuk huruf di awal, tengah, dan akhir kata.
- Dengarkan dan Tirukan: Dengarkan bacaan Al Fatihah dari qari' yang terkemuka (misalnya Syaikh Mishary Rashid Alafasy, Syaikh Abdur-Rahman As-Sudais). Tirukan setiap bunyi dan intonasi dengan cermat. Rekam suara Anda sendiri dan bandingkan.
- Pelajari Tajwid Secara Bertahap: Fokus pada satu hukum tajwid setiap kali, misalnya hukum madd dulu, baru kemudian hukum nun sukun, dan seterusnya. Ada banyak sumber online dan aplikasi yang mengajarkan tajwid.
- Cari Guru (Ustadz/Ustadzah): Ini adalah langkah paling efektif. Seorang guru dapat langsung mengoreksi kesalahan makhraj dan sifat huruf Anda, memberikan bimbingan yang personal. Belajar Al-Qur'an secara talaqqi (langsung kepada guru) adalah metode yang paling utama.
- Muroja'ah (Mengulang dan Meninjau): Rutinlah mengulang bacaan dan tulisan Al Fatihah setiap hari. Konsistensi adalah kunci.
- Gunakan Mushaf yang Jelas: Pastikan Anda menggunakan mushaf Al-Qur'an dengan tulisan yang jelas dan harakat yang lengkap, terutama saat Anda belajar.
- Pahami Maknanya: Setelah Anda mulai lancar membaca, pelajari terjemahan dan tafsir singkat setiap ayat. Memahami makna akan menambah kekhusyukan dan motivasi Anda dalam belajar.
- Manfaatkan Teknologi: Ada banyak aplikasi Al-Qur'an di ponsel yang dilengkapi dengan audio, transliterasi, dan fitur belajar tajwid interaktif.
Kesimpulan
Surat Al Fatihah adalah mutiara Al-Qur'an yang tak ternilai, gerbang menuju pemahaman Islam yang lebih dalam, dan inti dari ibadah salat kita. Proses menulis Surat Al Fatihah dengan benar, memahami setiap huruf, harakat, makhraj, sifat, dan kaidah tajwidnya, bukan sekadar latihan motorik atau hafalan belaka. Ini adalah sebuah perjalanan spiritual yang menghubungkan kita dengan Firman Allah secara lebih intim.
Dengan kesabaran, ketekunan, dan bimbingan yang tepat, siapa pun dapat menguasai penulisan dan pembacaan Al Fatihah dengan sempurna. Ingatlah bahwa tujuan utama bukan hanya kelancaran, tetapi juga kekhusyukan dan penghayatan makna yang mendalam, sehingga setiap kali kita membaca "Pembukaan" ini, hati kita benar-benar terbuka untuk menerima petunjuk dari Sang Pencipta. Semoga Allah SWT memudahkan setiap langkah kita dalam mempelajari dan mengamalkan Kitab-Nya.