Batu akik, atau yang sering disebut batu mulia, telah lama menjadi komoditas berharga, baik sebagai perhiasan maupun sarana koleksi. Namun, seiring meningkatnya permintaan, pasar dipenuhi dengan berbagai jenis batu sintetis atau imitasi. Bagi para penggemar dan kolektor, mengenali ciri-ciri batu akik asli adalah keterampilan fundamental untuk menghindari kerugian.
Keaslian sebuah batu akik tidak hanya dinilai dari keindahan visualnya, tetapi juga dari jejak-jejak alami yang terbentuk selama jutaan tahun di dalam perut bumi. Berikut adalah panduan mendalam mengenai karakteristik utama yang membedakan batu akik natural dengan yang palsu.
Ini adalah ciri paling andal dalam membedakan keaslian. Batu akik asli yang terbentuk secara alami hampir selalu memiliki "ketidaksempurnaan" di dalamnya. Ketidaksempurnaan ini disebut inklusi atau serat.
Setiap jenis batu akik memiliki massa jenis (densitas) yang spesifik. Batu asli umumnya terasa lebih berat dibandingkan dengan ukurannya jika dibandingkan dengan batu palsu yang terbuat dari kaca atau resin.
Meskipun tanpa alat ukur yang presisi, Anda dapat merasakan perbedaan ini. Ambil batu asli yang Anda yakini dan bandingkan dengan batu yang dicurigai memiliki ukuran yang sama. Batu akik natural (misalnya, akik Sulaiman atau Badar Besi) memiliki bobot yang padat.
Jika batu memiliki retakan alami atau pecahan kecil (yang bukan disebabkan oleh goresan baru), perhatikan bagian dalamnya.
Batu mulia alami memiliki sifat konduktivitas panas yang baik, berbeda dengan plastik atau kaca yang lebih lambat menghantarkan panas.
Sentuh batu akik asli dengan kulit Anda; batu tersebut akan terasa dingin pada awalnya, namun akan cepat menyesuaikan diri dengan suhu tubuh Anda. Sebaliknya, bahan imitasi seperti plastik akan tetap terasa hangat atau tidak mengalami perubahan suhu yang signifikan saat dipegang dalam waktu singkat.
Kilau (luster) adalah indikator penting. Batu akik asli biasanya memiliki kilau yang "dalam" (vitreous atau resinous luster), bukan kilau plastik yang terlalu mengkilap atau berminyak.
Selain itu, amati pola pada batu. Pola seperti "mata" (seperti pada mata kelereng), serat lapis-lapis yang saling terkait, atau fenomena optik seperti *chatoyancy* (efek mata kucing) harus terlihat organik. Jika polanya terlalu sempurna, simetris, dan berulang-ulang secara persis, besar kemungkinan itu adalah hasil cetakan pabrik.
Secara umum, batu akik memiliki kekerasan yang cukup tinggi (biasanya 6,5 hingga 7 skala Mohs). Anda bisa menguji kekerasannya dengan mencoba menggoreskan benda yang lebih lunak, seperti uang logam atau pisau baja.
Peringatan: Jangan pernah menggores batu yang Anda curigai asli dengan benda keras (seperti intan atau kuarsa) untuk menguji kekerasan, karena Anda bisa merusak keindahan alami batu tersebut. Jika batu tersebut tergores oleh benda yang seharusnya lebih lunak darinya, kemungkinan besar itu adalah bahan imitasi seperti kaca (sekitar 5.5 Mohs).
Mengenali keaslian batu akik membutuhkan kesabaran dan pengalaman. Selalu bandingkan dengan batu yang Anda yakin keasliannya dan pertimbangkan untuk mendapatkan sertifikat dari laboratorium gemologi terpercaya jika Anda berinvestasi pada batu bernilai tinggi.