Batu konglomerat, atau dikenal juga sebagai batupasir kerikil (coarse conglomerate), adalah salah satu jenis batuan sedimen klastik yang memiliki ciri khas berupa butiran kasar yang terikat bersama oleh matriks halus. Dalam klasifikasi batuan sedimen, konglomerat menempati posisi penting karena komposisi dan teksturnya memberikan petunjuk berharga mengenai lingkungan pengendapan purba. Ciri utama yang membedakannya dari batuan sedimen klastik lain seperti batupasir adalah ukuran butirannya; konglomerat terdiri dari kerikil (clasts) yang umumnya berdiameter lebih besar dari 2 milimeter, dan seringkali berupa pecahan batuan yang sudah mengalami pelapukan dan transportasi yang signifikan.
Struktur pembentukannya melibatkan pengangkutan material sedimen kasar oleh media energi tinggi, seperti sungai deras, arus bawah laut yang kuat, atau aktivitas gelombang pantai yang intens. Setelah diendapkan, butiran-butiran kasar ini kemudian mengalami proses sementasi, di mana mineral-mineral pengikat (seperti silika, kalsit, atau oksida besi) mengkristal di ruang antarbutir, mengunci fragmen-fragmen tersebut menjadi batuan padat.
Ilustrasi butiran kasar (kerikil) yang tersimen dalam matriks halus.
Untuk mengidentifikasi batu konglomerat, beberapa karakteristik kunci perlu diperhatikan. Ukuran butiran adalah pembeda paling jelas. Butiran yang membentuk batuan ini harus berupa fragmen yang membulat (rounded) atau agak membulat, yang mengindikasikan bahwa mereka telah mengalami proses abrasi yang cukup lama selama transportasi.
Karakteristik paling penting dalam membedakan konglomerat dari breksi adalah tingkat pembulatan butirannya. Konglomerat terbentuk dari butiran yang telah banyak mengalami penggilingan saat dibawa oleh air (misalnya di sungai), sehingga permukaannya halus dan membulat. Tingkat pembulatan yang tinggi menunjukkan jarak transportasi yang jauh.
Komposisi konglomerat sangat bervariasi tergantung pada batuan induk yang tererosi. Ia bisa tersusun dari fragmen kuarsa, feldspar, atau fragmen batuan beku/metamorf (disebut lithic conglomerate). Warna dipengaruhi oleh mineral pengikat (semen). Konglomerat yang disemen oleh hematit (oksida besi) akan berwarna kemerahan, sementara yang disemen oleh silika akan cenderung berwarna abu-abu muda hingga putih.
Pengenalan terhadap contoh spesifik membantu pemahaman mengenai variasi batuan ini di berbagai belahan dunia. Setiap contoh sering kali menceritakan kisah geologis yang unik mengenai energi pengendapan di masa lampau.
Ini adalah contoh yang paling umum. Ditemukan di endapan kipas aluvial (alluvial fans) atau dasar sungai purba. Ciri khasnya adalah sortasi (pemilahan ukuran butir) yang buruk dan penyisipan lapisan pasir atau lumpur di antara lapisan kerikil. Energi air sangat tinggi untuk mampu mengangkut fragmen sebesar kerikil.
Terbentuk di zona pesisir di mana energi gelombang ombak sangat kuat, mampu membulatkan batuan induk hingga menjadi kerikil yang sangat halus. Konglomerat ini sering menunjukkan perlapisan silang (cross-bedding) yang menjadi ciri khas lingkungan perairan dangkal yang dinamis.
Meskipun jarang, konglomerat dapat terbentuk di laut dalam melalui arus turbidit. Arus ini adalah aliran material padat yang bergerak cepat menuruni lereng benua. Konglomerat jenis ini sering kali ditemukan sebagai dasar dari suksesi sedimen yang lebih halus.
Jika fragmen utama dalam konglomerat berasal dari erupsi gunung api (misalnya, lapili atau breksi vulkanik yang kemudian terangkut dan membulat), batuan ini diklasifikasikan sebagai konglomerat vulkanik. Matriksnya mungkin mengandung abu vulkanik.
Bagi ahli geologi, menemukan singkapan batu konglomerat adalah indikasi kuat adanya perubahan signifikan dalam lanskap masa lalu. Keberadaan konglomerat menandakan periode erosi yang intensif dan energi transportasi yang tinggi.
Secara umum, konglomerat mencerminkan transisi dari kondisi geologis yang relatif tenang (yang menghasilkan batuan halus seperti serpih) ke kondisi yang sangat energik, seperti pengangkatan tektonik yang cepat yang menciptakan lereng curam tempat sungai mengalir deras. Selain itu, beberapa konglomerat penting secara ekonomi, terutama yang mengandung mineral berat seperti emas atau uranium yang terendapkan bersama kerikil (disebut placer deposits), karena proses transportasinya cenderung memisahkan mineral berat ke dalam lapisan yang terkonsentrasi.