Memahami Contoh Batuan Gang (Dike dan Sill)

Batuan Induk (Host Rock) Dike Sill Ilustrasi Intrusi Batuan Gang

Ilustrasi skematis perbedaan antara batuan gang Dike (vertikal) dan Sill (horizontal) yang menerobos batuan induk.

Pengantar Batuan Gang (Intrusif)

Batuan gang merupakan istilah penting dalam studi geologi, khususnya dalam bidang batuan beku intrusif atau plutonik. Batuan ini terbentuk ketika magma panas mendingin dan memadat di dalam rekahan atau celah-celah pada batuan yang sudah ada sebelumnya (disebut batuan induk atau host rock). Pembentukan batuan gang ini adalah manifestasi dari aktivitas vulkanik bawah permukaan yang tidak selalu mencapai permukaan bumi sebagai letusan lava.

Magma yang menerobos ini mengisi ruang yang tersedia dan membeku. Pendinginan yang relatif lambat, dibandingkan dengan lava di permukaan, memungkinkan kristal mineral untuk tumbuh, meskipun secara umum batuan gang masih tergolong batuan beku dalam (intrusi dangkal hingga sedang). Sifat tekstur batuan gang seringkali menunjukkan kristal berukuran sedang (faneritik) karena kecepatan pendinginan yang lebih cepat daripada batuan beku dalam seperti granit masif, namun lebih lambat daripada batuan ekstrusif seperti basal.

Klasifikasi Utama Contoh Batuan Gang

Batuan gang diklasifikasikan berdasarkan orientasi intrusi relatif terhadap lapisan batuan induk di sekitarnya. Dua contoh batuan gang yang paling umum dan fundamental adalah Dike dan Sill. Perbedaan mendasar keduanya terletak pada geometrinya.

1. Dike (Gang Potong)

Dike terbentuk ketika magma menyusup dan memadat dalam rekahan yang memotong (berorientasi tegak lurus atau miring tajam terhadap) lapisan batuan induk yang ada. Dike sering kali tampak sebagai lembaran batuan beku yang memotong struktur batuan di sekitarnya secara vertikal. Karena menerobos lapisan yang ada, dike seringkali menunjukkan resistensi pelapukan yang berbeda dibandingkan batuan induknya, sehingga ketika batuan induk terkikis, dike bisa muncul menonjol sebagai punggungan.

Komposisi kimiawi magma yang membentuk dike bisa bervariasi, mulai dari yang kaya silika (felsik) seperti riolit hingga yang miskin silika (mafik) seperti diabas. Contoh batuan yang sering ditemukan dalam formasi dike adalah diabas dan porfiri.

2. Sill (Gang Sejajar)

Berbeda dengan dike, sill terbentuk ketika magma menyusup dan memadat di antara lapisan-lapisan batuan sedimen atau batuan vulkanik berlapis. Orientasi sill selalu sejajar atau hampir sejajar dengan bidang perlapisan batuan induk. Sill cenderung memiliki bentuk lembaran yang memanjang secara lateral (horizontal).

Karena sill membeku di antara lapisan batuan yang biasanya memiliki konduktivitas panas yang berbeda, proses pendinginannya bisa menghasilkan tekstur yang menarik. Batuan di bagian atas dan bawah sill (yang berdekatan dengan batuan induk yang lebih dingin) mungkin memiliki butir yang lebih halus dibandingkan bagian tengahnya. Contoh batuan sill yang umum ditemukan sering kali memiliki komposisi gabro atau dolerit.

Implikasi Geologi dari Batuan Gang

Keberadaan dan orientasi batuan gang memberikan informasi berharga bagi ahli geologi. Batuan dike, misalnya, membantu menentukan arah tegasan yang dominan saat rekahan tersebut terbentuk. Jika terdapat banyak dike yang berorientasi paralel, ini mengindikasikan adanya zona patahan atau rekahan yang terisi magma pada periode waktu tertentu.

Di sisi lain, sill memberikan indikasi tentang jalur intrusi magma yang memanfaatkan bidang diskontinuitas mekanis yang paling lemah dalam stratigrafi batuan. Studi terhadap komposisi mineralogi batuan gang juga krusial untuk memahami sumber magma dan proses diferensiasi magma di bawah permukaan. Pengikisan batuan induk selama jutaan tahun akhirnya mengekspos badan batuan gang ini di permukaan, menjadikannya artefak penting dalam sejarah tektonik suatu wilayah.

Peran dalam Ekonomi Sumber Daya

Meskipun batuan gang sendiri jarang menjadi sumber daya utama, keberadaannya sangat berkaitan dengan eksplorasi mineral. Intrusi magma seringkali bertindak sebagai pembawa (carrier) atau sumber hidrotermal yang mengendapkan mineral berharga. Misalnya, beberapa deposit emas, tembaga, atau nikel dapat ditemukan berasosiasi dengan kompleks batuan gang mafik atau ultramafik yang mengalami alterasi.

Memahami geometri dike dan sill membantu dalam pemetaan potensi cadangan mineral. Jika suatu lapisan batuan yang mengandung bijih dipotong oleh dike, pemetaan dike tersebut dapat memprediksi batas lateral dari deposit yang mungkin telah terpotong atau tergeser. Oleh karena itu, studi mendalam mengenai contoh batuan gang ini sangat fundamental dalam geologi terapan.

🏠 Homepage