Surat Al-Fatihah, yang dikenal sebagai Ummul Kitab (Induk Kitab) atau Sab'ul Matsani (Tujuh Ayat yang Diulang-ulang), adalah pembuka dan pondasi Al-Quran yang mulia. Setiap muslim diwajibkan membacanya dalam setiap rakaat shalat, menjadikannya salah satu bagian terpenting dalam ibadah. Namun, lebih dari sekadar membaca, kebenaran ejaan dan pelafalan (tajwid) Surat Al-Fatihah memiliki kedudukan yang sangat fundamental. Kesalahan dalam melafalkan satu huruf saja dapat mengubah makna, dan bahkan dapat membatalkan shalat seseorang. Oleh karena itu, memahami dan menguasai ejaan Surat Al-Fatihah dengan benar adalah sebuah keharusan bagi setiap muslim.
Artikel ini akan membawa Anda dalam perjalanan mendalam untuk memahami ejaan Surat Al-Fatihah. Kita akan mengupas tuntas dasar-dasar ilmu tajwid yang relevan, menganalisis pelafalan setiap huruf dan kata dalam tujuh ayat Al-Fatihah, serta membahas kesalahan-kesalahan umum yang sering terjadi. Dengan panduan ini, diharapkan pembaca dapat memperbaiki dan menyempurnakan bacaan Al-Fatihah mereka, sehingga ibadah menjadi lebih khusyuk dan diterima di sisi Allah SWT.
I. Mengapa Ejaan Al-Fatihah Begitu Penting?
Pentingnya ejaan Surat Al-Fatihah tidak hanya terletak pada nilai estetika bacaan, tetapi juga pada implikasi syariah yang mendalam. Berikut beberapa alasannya:
- Rukun Shalat: Al-Fatihah adalah rukun (syarat sah) shalat. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca Al-Fatihah." (HR. Bukhari dan Muslim). Jika Al-Fatihah tidak dibaca dengan benar, shalat bisa batal.
- Perubahan Makna: Bahasa Arab adalah bahasa yang sangat presisi. Perubahan kecil pada satu huruf, harakat, atau panjang pendek dapat mengubah makna kata secara drastis. Misalnya, perbedaan antara huruf Ha (ه) dan Kha (خ) atau Ain (ع) dan Hamzah (أ) akan menghasilkan kata dengan arti yang sangat berbeda. Dalam konteks doa dan pujian kepada Allah, kesalahan makna ini tentu sangat fatal.
- Pahala dan Keberkahan: Membaca Al-Quran dengan tajwid yang benar akan mendatangkan pahala yang lebih besar dan keberkahan dalam hidup. Allah SWT mencintai hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam membaca firman-Nya dengan tartil (perlahan dan benar).
- Menjaga Kemurnian Al-Quran: Mempelajari dan menerapkan tajwid adalah bagian dari usaha menjaga kemurnian Al-Quran dari penyimpangan dan kesalahan bacaan. Ini adalah amanah yang besar bagi umat Islam.
II. Dasar-Dasar Ilmu Tajwid yang Relevan untuk Al-Fatihah
Sebelum masuk ke analisis per ayat, penting untuk memahami beberapa konsep dasar dalam ilmu tajwid:
A. Makharijul Huruf (Tempat Keluar Huruf)
Makharijul huruf adalah tempat keluarnya bunyi huruf hijaiyah dari rongga mulut atau tenggorokan. Ada lima tempat utama:
- Al-Jauf (Rongga Mulut dan Tenggorokan): Tempat keluarnya huruf-huruf mad (Alif mati setelah fathah, Wawu mati setelah dhammah, Ya mati setelah kasrah).
- Al-Halq (Tenggorokan): Terbagi menjadi tiga bagian:
- Pangkal Tenggorokan: (ء, ه) - Hamzah dan Ha'
- Tengah Tenggorokan: (ع, ح) - Ain dan Ha'
- Ujung Tenggorokan: (غ, خ) - Ghain dan Kha'
- Al-Lisan (Lidah): Bagian terbesar makhraj, terbagi menjadi 10 tempat untuk 18 huruf. Ini sangat krusial dalam Al-Fatihah.
- Asy-Syafatain (Dua Bibir): Tempat keluarnya (ب, م, و, ف) - Ba', Mim, Wawu, Fa'.
- Al-Khaisyum (Rongga Hidung): Tempat keluarnya suara ghunnah (dengung) pada nun mati/tanwin dan mim mati yang bertemu huruf tertentu.
B. Sifatul Huruf (Sifat-sifat Huruf)
Sifatul huruf adalah karakteristik atau kualitas bunyi yang melekat pada setiap huruf, membedakannya dari huruf lain yang makhrajnya sama atau mirip. Beberapa sifat penting meliputi:
- Hams (Berdesis) vs. Jahr (Jelas/Tidak Berdesis): Hams adalah huruf yang saat diucapkan nafas keluar banyak (misal: س, ت), sedangkan Jahr sebaliknya (misal: د, ج).
- Syiddah (Kuat) vs. Rakhawah (Lemah) vs. Tawassut (Pertengahan): Syiddah adalah huruf yang suara tertahan sempurna (misal: ب, ك), Rakhawah suara mengalir (misal: ث, ف), Tawassut di antara keduanya (misal: ل, ن).
- Istila' (Terangkat) vs. Istifal (Merendah): Istila' adalah huruf yang saat diucapkan pangkal lidah terangkat ke langit-langit mulut (huruf-huruf tebal: خ, ص, ض, غ, ط, ق, ظ), Istifal sebaliknya (huruf-huruf tipis).
- Itbaq (Tertutup) vs. Infitah (Terbuka): Itbaq adalah huruf yang saat diucapkan lidah merapat ke langit-langit (ص, ض, ط, ظ), Infitah sebaliknya.
- Qalqalah (Memantul): Huruf-huruf (ق, ط, ب, ج, د) jika mati akan dipantulkan suaranya.
- Ghunnah (Dengung): Suara yang keluar dari rongga hidung, terutama pada huruf nun dan mim bertasydid, nun mati/tanwin dan mim mati bertemu huruf tertentu.
III. Analisis Per-Ayat Ejaan Surat Al-Fatihah
Mari kita bedah setiap ayat, kata, dan huruf dalam Surat Al-Fatihah untuk memahami ejaannya dengan benar. Perhatian khusus akan diberikan pada makharijul huruf, sifatul huruf, dan hukum tajwid yang berlaku.
A. Ayat Pertama: بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
BismillahirrahmanirrahimArtinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
1. بِسْمِ (Bismi)
- ب (Ba): Makhraj dari dua bibir yang tertutup rapat, kemudian dibuka. Sifatnya Jahr (tidak berdesis), Syiddah (kuat), Istifal (lidah merendah), Infitah (terbuka).
- س (Sin): Makhraj dari ujung lidah bertemu dengan gigi seri bawah. Sifatnya Hams (berdesis), Rakhawah (lemah), Istifal, Infitah. Pastikan suara desisnya jelas.
- م (Mim): Makhraj dari dua bibir yang tertutup rapat (sama seperti Ba, tapi tidak sekuat Ba saat diucapkan). Sifatnya Jahr, Tawassut (pertengahan), Istifal, Infitah.
- Harokah Kasrah: Pastikan bunyi 'i' yang jelas dan tidak berlebihan.
2. اللّٰهِ (Allah)
- اَلْـ (Al-):
- Alif (dengan Hamzah Washal): Tidak dibaca jika di tengah kalimat.
- لْ (Lam sukun): Makhraj dari dua sisi lidah (setelah ujungnya) bertemu dengan gusi gigi seri atas. Sifatnya Jahr, Tawassut, Istifal, Infitah. Lam ini adalah Lam Jalalah, yang akan tebal jika didahului fathah atau dhammah, dan tipis jika didahului kasrah. Di sini didahului kasrah ('Bismi'), jadi dibaca tipis.
- لّٰه (Lam Jalalah): Lam pada kata Allah. Karena didahului kasrah pada "Bismi", maka dibaca tipis (tarqiq). Jika didahului fathah atau dhammah, akan dibaca tebal (tafkhim).
- ه (Ha): Makhraj dari pangkal tenggorokan. Sifatnya Hams, Rakhawah, Istifal, Infitah. Pastikan suara 'h' yang keluar dari tenggorokan bawah, bukan dari dada atau hidung.
- Mad Thobi'i (Mad Asli): Ada Alif kecil setelah Lam Jalalah yang menunjukkan mad dua harakat.
3. الرَّحْمٰنِ (Ar-Rahman)
- اَلْـ (Al-): Alif Lam Syamsiyah. Lam tidak dibaca, langsung masuk ke huruf Ra'.
- رَّ (Ra' tasydid): Makhraj dari punggung ujung lidah bertemu langit-langit mulut. Sifatnya Jahr, Tawassut, Istifal (karena harakat fathah, ia dibaca tebal/tafkhim), Infitah, Inhiraf. Ra' yang bertasydid berarti ada dua Ra', Ra' sukun dan Ra' berharakat. Ra' sukun juga dibaca tebal karena sebelumnya ada fathah (Lam dari "Al-").
- حْ (Ha sukun): Makhraj dari tengah tenggorokan. Sifatnya Hams, Rakhawah, Istifal, Infitah. Pastikan suara 'h' yang bersih, bukan 'kh'.
- مٰنِ (Maani):
- م (Mim): Makhraj dari dua bibir. Sifatnya Jahr, Tawassut, Istifal, Infitah.
- Mad Thobi'i: Ada Alif kecil setelah mim, dibaca dua harakat.
- نِ (Nun): Makhraj dari ujung lidah bertemu gusi gigi seri atas. Sifatnya Jahr, Tawassut, Istifal, Infitah.
4. الرَّحِيْمِ (Ar-Rahim)
- اَلْـ (Al-): Sama seperti "Ar-Rahman", Alif Lam Syamsiyah, langsung masuk ke Ra'.
- رَّ (Ra' tasydid): Sama seperti "Ar-Rahman", dibaca tebal karena fathah.
- حِيْ (Hii):
- ح (Ha): Makhraj dari tengah tenggorokan. Sifatnya Hams, Rakhawah, Istifal, Infitah.
- يْ (Ya sukun): Mad Thobi'i, dibaca dua harakat.
- مِ (Mim): Makhraj dari dua bibir. Ketika waqaf (berhenti) dibaca sukun dan Mad Aridh Lissukun (boleh 2, 4, atau 6 harakat).
B. Ayat Kedua: اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Alhamdulillahi Rabbil 'alaminArtinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.
1. اَلْحَمْدُ (Alhamdulillah)
- اَلْـ (Al-): Alif Lam Qamariyah. Lam dibaca jelas (Izhar Qamariyah).
- حْ (Ha sukun): Makhraj dari tengah tenggorokan. Sifatnya Hams, Rakhawah, Istifal, Infitah.
- مْ (Mim sukun): Makhraj dari dua bibir. Sifatnya Jahr, Tawassut, Istifal, Infitah.
- دُ (Dal): Makhraj dari ujung lidah bertemu gusi gigi seri atas. Sifatnya Jahr, Syiddah, Istifal, Infitah.
2. لِلّٰهِ (Lillah)
- لِـ (Li): Lam berharakat kasrah, dibaca tipis.
- لّٰه (Lam Jalalah): Sama seperti "Bismillah", karena didahului kasrah ('li'), maka dibaca tipis (tarqiq).
- ه (Ha): Makhraj dari pangkal tenggorokan. Sifatnya Hams, Rakhawah, Istifal, Infitah.
3. رَبِّ (Rabbi)
- رَ (Ra'): Ra' berharakat fathah, dibaca tebal (tafkhim).
- بِّ (Ba' tasydid): Makhraj dua bibir. Sifatnya Jahr, Syiddah, Istifal, Infitah. Tasydid menunjukkan dua Ba', Ba' sukun dan Ba' kasrah.
4. الْعٰلَمِيْنَ (Al-'alamin)
- اَلْـ (Al-): Alif Lam Qamariyah. Lam dibaca jelas (Izhar Qamariyah).
- عٰ (A'a):
- ع (Ain): Makhraj dari tengah tenggorokan. Sifatnya Jahr, Tawassut, Istifal, Infitah. Ini adalah huruf yang sering salah diucapkan, pastikan keluar dari tengah tenggorokan, bukan seperti 'a' biasa atau 'hamzah'.
- Mad Thobi'i: Ada Alif kecil setelah 'Ain, dibaca dua harakat.
- لَ (La): Makhraj dari dua sisi lidah. Sifatnya Jahr, Tawassut, Istifal, Infitah.
- مِيْ (Mii):
- م (Mim): Makhraj dua bibir.
- يْ (Ya sukun): Mad Thobi'i, dibaca dua harakat.
- نَ (Nun): Makhraj ujung lidah. Ketika waqaf dibaca sukun dan Mad Aridh Lissukun (2, 4, atau 6 harakat).
C. Ayat Ketiga: الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Ar-Rahmanir-RahimArtinya: Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Ejaan ayat ini sama persis dengan dua kata terakhir pada basmalah. Perhatikan kembali penjelasan di atas mengenai huruf Ra' tasydid yang tebal, Ha' tengah tenggorokan, serta Mad Thobi'i dan Mad Aridh Lissukun pada akhirnya.
D. Ayat Keempat: مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ
Maliki YaumiddinArtinya: Pemilik hari pembalasan.
1. مٰلِكِ (Maliki)
- مٰ (Maa):
- م (Mim): Makhraj dari dua bibir.
- Mad Thobi'i: Ada Alif kecil setelah mim, dibaca dua harakat.
- لِ (Li): Makhraj dari dua sisi lidah.
- كِ (Ki): Makhraj dari pangkal lidah bagian atas bertemu langit-langit mulut bagian belakang (di atas huruf Qaf). Sifatnya Hams, Syiddah, Istifal, Infitah.
2. يَوْمِ (Yaumi)
- يَ (Ya): Makhraj dari tengah lidah bertemu langit-langit mulut. Sifatnya Jahr, Rakhawah, Istifal, Infitah.
- وْ (Wawu sukun): Makhraj dari dua bibir yang sedikit maju ke depan dan terbuka. Bukan Mad Thobi'i, karena sebelum Wawu sukun adalah fathah. Ini adalah huruf layyin.
- مِ (Mim): Makhraj dari dua bibir.
3. الدِّيْنِ (Ad-Din)
- اَلْـ (Al-): Alif Lam Syamsiyah. Lam tidak dibaca, langsung masuk ke huruf Dal.
- دِّ (Dal tasydid): Makhraj dari ujung lidah bertemu gusi gigi seri atas. Sifatnya Jahr, Syiddah, Istifal, Infitah. Dua Dal, Dal sukun dan Dal kasrah.
- يْ (Ya sukun): Mad Thobi'i, dibaca dua harakat.
- نِ (Nun): Makhraj ujung lidah. Ketika waqaf dibaca sukun dan Mad Aridh Lissukun.
E. Ayat Kelima: اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'inArtinya: Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.
1. اِيَّاكَ (Iyyaka)
- اِ (I): Hamzah berharakat kasrah, makhraj dari pangkal tenggorokan.
- يَّا (Yaa tasydid): Makhraj dari tengah lidah. Sifatnya Jahr, Rakhawah, Istifal, Infitah. Tasydid menunjukkan dua Ya', Ya' sukun dan Ya' fathah. Mad Thobi'i setelah Ya' fathah, dibaca dua harakat.
- كَ (Ka): Makhraj dari pangkal lidah bagian atas.
2. نَعْبُدُ (Na'budu)
- نَ (Na): Makhraj dari ujung lidah.
- عْ (Ain sukun): Makhraj dari tengah tenggorokan. Sifatnya Jahr, Tawassut, Istifal, Infitah. Ini krusial, pastikan Ain dibaca dengan jelas dan tidak berubah menjadi Hamzah.
- بُ (Bu): Makhraj dari dua bibir.
- دُ (Du): Makhraj dari ujung lidah.
3. وَاِيَّاكَ (Wa iyyaka)
- وَ (Wa): Makhraj dari dua bibir yang maju ke depan. Sifatnya Jahr, Rakhawah, Istifal, Infitah.
- اِيَّاكَ (Iyyaka): Sama persis dengan "Iyyaka" yang pertama.
4. نَسْتَعِيْنُ (Nasta'in)
- نَ (Na): Makhraj dari ujung lidah.
- سْ (Sin sukun): Makhraj dari ujung lidah. Sifatnya Hams, Rakhawah, Istifal, Infitah. Suara desisnya harus jelas.
- تَ (Ta): Makhraj dari ujung lidah bertemu pangkal gigi seri atas. Sifatnya Hams, Syiddah, Istifal, Infitah.
- عِيْ (I'ii):
- ع (Ain): Makhraj dari tengah tenggorokan.
- يْ (Ya sukun): Mad Thobi'i, dibaca dua harakat.
- نُ (Nun): Makhraj ujung lidah. Ketika waqaf dibaca sukun dan Mad Aridh Lissukun.
F. Ayat Keenam: اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ
Ihdinas-siratal mustaqimArtinya: Tunjukilah kami jalan yang lurus.
1. اِهْدِنَا (Ihdina)
- اِ (I): Hamzah berharakat kasrah.
- هْ (Ha sukun): Makhraj dari pangkal tenggorokan. Sifatnya Hams, Rakhawah, Istifal, Infitah. Perhatikan kejelasan suara 'h' yang berdesir ringan.
- دِ (Di): Makhraj dari ujung lidah.
- نَا (Naa):
- ن (Nun): Makhraj dari ujung lidah.
- ا (Alif): Mad Thobi'i, dibaca dua harakat.
2. الصِّرَاطَ (As-Sirat)
- اَلْـ (Al-): Alif Lam Syamsiyah. Lam tidak dibaca, langsung masuk ke huruf Shad.
- صِّ (Shad tasydid): Makhraj dari ujung lidah bertemu gigi seri bawah, namun lidah terangkat ke langit-langit (Itbaq). Sifatnya Hams, Rakhawah, Istila' (tebal), Itbaq. Ini adalah huruf tebal, pastikan dibaca dengan suara tebal, bukan seperti 'Sin'. Dua Shad, Shad sukun dan Shad kasrah.
- رَا (Raa): Ra' berharakat fathah, dibaca tebal (tafkhim). Mad Thobi'i setelah Ra', dibaca dua harakat.
- طَ (Tha): Makhraj dari ujung lidah bertemu pangkal gigi seri atas. Sifatnya Jahr, Syiddah, Istila' (tebal), Itbaq, Qalqalah (jika sukun). Ini juga huruf tebal, pastikan dibaca tebal, bukan seperti 'Ta'.
3. الْمُسْتَقِيْمَ (Al-Mustaqim)
- اَلْـ (Al-): Alif Lam Qamariyah. Lam dibaca jelas (Izhar Qamariyah).
- مُ (Mu): Makhraj dari dua bibir.
- سْ (Sin sukun): Makhraj dari ujung lidah. Pastikan desisnya jelas.
- تَ (Ta): Makhraj dari ujung lidah.
- قِيْ (Qii):
- ق (Qaf): Makhraj dari pangkal lidah bagian paling belakang bertemu langit-langit mulut. Sifatnya Jahr, Syiddah, Istila' (tebal), Infitah, Qalqalah (jika sukun). Ini adalah huruf tebal, pastikan suaranya lebih tebal dari 'Kaf'.
- يْ (Ya sukun): Mad Thobi'i, dibaca dua harakat.
- مَ (Mim): Makhraj dari dua bibir. Ketika waqaf dibaca sukun dan Mad Aridh Lissukun.
G. Ayat Ketujuh: صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ
Siratallazina an'amta 'alaihim ghairil maghdubi 'alaihim waladdallinArtinya: (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
1. صِرَاطَ (Sirat)
- صِ (Shi): Sama seperti "As-Sirat" pada ayat sebelumnya, Shad dibaca tebal dan berdesis. Namun di sini kasrah, jadi sedikit lebih tipis dari Shad fathah, tetapi tetap tebal secara sifat Istila'.
- رَا (Raa): Ra' berharakat fathah, dibaca tebal (tafkhim). Mad Thobi'i setelah Ra', dibaca dua harakat.
- طَ (Tha): Huruf tebal.
2. الَّذِيْنَ (Alladzina)
- اَلْـ (Al-): Alif Lam Syamsiyah. Lam tidak dibaca, langsung masuk ke huruf Dzal.
- ذِ (Dzal tasydid): Makhraj dari ujung lidah keluar sedikit di antara gigi seri atas dan bawah. Sifatnya Jahr, Rakhawah, Istifal, Infitah. Jangan sampai tertukar dengan huruf 'Zai' (ز) atau 'Dal' (د). Dua Dzal, Dzal sukun dan Dzal kasrah.
- يْ (Ya sukun): Mad Thobi'i, dibaca dua harakat.
- نَ (Na): Makhraj dari ujung lidah.
3. اَنْعَمْتَ (An'amta)
- اَ (A): Hamzah berharakat fathah.
- نْ (Nun sukun): Izhar Halqi, karena Nun sukun bertemu 'Ain'. Nun dibaca jelas, tidak berdengung.
- عَ (A'): Makhraj dari tengah tenggorokan.
- مْ (Mim sukun): Izhar Syafawi, karena Mim sukun bertemu 'Ta'. Mim dibaca jelas.
- تَ (Ta): Makhraj dari ujung lidah.
4. عَلَيْهِمْ (Alaihim)
- عَ (A'): Makhraj dari tengah tenggorokan.
- لَيْ (Lai): Huruf layyin (Lam fathah bertemu Ya sukun).
- هِمْ (Him):
- ه (Ha): Makhraj dari pangkal tenggorokan.
- مْ (Mim sukun): Izhar Syafawi, karena Mim sukun bertemu 'Ghain'. Mim dibaca jelas.
5. غَيْرِ (Ghairil)
- غَيْ (Ghai):
- غ (Ghain): Makhraj dari ujung tenggorokan. Sifatnya Jahr, Rakhawah, Istila' (tebal), Infitah. Huruf tebal, mirip 'G' tapi dengan getaran di tenggorokan.
- يْ (Ya sukun): Huruf layyin.
- رِ (Ri): Ra' berharakat kasrah, dibaca tipis (tarqiq).
6. الْمَغْضُوْبِ (Al-Maghdubi)
- اَلْـ (Al-): Alif Lam Qamariyah. Lam dibaca jelas (Izhar Qamariyah).
- مَ (Ma): Makhraj dari dua bibir.
- غْ (Ghain sukun): Makhraj dari ujung tenggorokan. Huruf tebal, pastikan terdengar tebal dan mengalir.
- ضُوْ (Dhuu):
- ض (Dhad): Makhraj dari salah satu sisi lidah bertemu gigi geraham atas. Ini adalah huruf yang paling sulit diucapkan dan sering salah. Sifatnya Jahr, Rakhawah, Istila' (tebal), Itbaq. Pastikan suara tebal dan makhrajnya benar, bukan 'Dal' atau 'Dzal'.
- و (Wawu sukun): Mad Thobi'i, dibaca dua harakat.
- بِ (Bi): Makhraj dari dua bibir.
7. عَلَيْهِمْ (Alaihim)
Sama persis dengan "alaihim" yang pertama.
8. وَلَا الضَّالِّيْنَ (Waladdallin)
- وَ (Wa): Makhraj dari dua bibir yang maju.
- لَا (Laa): Mad Thobi'i, dibaca dua harakat.
- الْـ (Al-): Alif Lam Syamsiyah. Lam tidak dibaca, langsung masuk ke huruf Dhad.
- ضَّ (Dhad tasydid): Sama seperti Dhad sebelumnya, sangat krusial. Dua Dhad, Dhad sukun dan Dhad fathah.
- ا (Alif): Mad Lazim Kilmi Mutsaqqal, dibaca 6 harakat. Ini adalah mad terpanjang dalam Al-Quran karena ada tasydid setelah huruf mad.
- لِّيْ (Lii tasydid): Lam tasydid kasrah. Dua Lam, Lam sukun dan Lam kasrah. Kemudian Mad Thobi'i (Ya sukun) setelahnya.
- نَ (Na): Makhraj ujung lidah. Ketika waqaf dibaca sukun dan Mad Aridh Lissukun.
IV. Kesalahan Umum dalam Ejaan Al-Fatihah
Banyak kesalahan yang sering terjadi saat membaca Al-Fatihah, antara lain:
- Perubahan Huruf:
- Mengganti Ha (ه) dengan Ha (ح): Misalnya "Alhamdu" (الحمد) menjadi "Alhamdu" (الهمد).
- Mengganti Ain (ع) dengan Alif/Hamzah (ا/أ): Misalnya "na'budu" (نعبد) menjadi "nabudu" (نأبد).
- Mengganti Shad (ص) dengan Sin (س): Misalnya "As-Sirat" (الصراط) menjadi "As-Sirat" (السراط).
- Mengganti Dzal (ذ) dengan Dal (د) atau Zai (ز): Misalnya "alladzina" (الذين) menjadi "alladina" atau "allazina".
- Mengganti Dhad (ض) dengan Dal (د) atau Zha (ظ): Ini adalah kesalahan yang paling umum dan mengubah makna secara total.
- Mengganti Tha (ط) dengan Ta (ت): Misalnya "Siratal Mustaqim" menjadi "Siratal Mustaqim".
- Mengganti Qaf (ق) dengan Kaf (ك): Misalnya "Mustaqim" menjadi "Mustakim".
- Panjang Pendek (Mad):
- Tidak memanjangkan huruf mad yang seharusnya (Mad Thobi'i, Mad Jaiz, Mad Lazim).
- Memanjangkan huruf yang tidak seharusnya dipanjangkan. Contoh paling umum adalah "Maliki Yaumiddin" menjadi "Maaaliki Yaumiddin" yang berlebihan.
- Tasydid:
- Tidak membaca tasydid dengan benar, sehingga suara huruf tidak ganda atau tidak ditekan. Misalnya "Ar-Rahman" menjadi "Ar-Rahman".
- Terlalu menekan tasydid sehingga menimbulkan suara tambahan.
- Ghunnah (Dengung):
- Tidak memberikan ghunnah pada nun dan mim tasydid atau ketika ada hukum Izhar (misalnya nun sukun bertemu huruf Halqi).
- Memberikan ghunnah pada tempat yang tidak seharusnya.
- Qalqalah:
- Tidak memantulkan huruf qalqalah yang sukun (Qaf, Tha, Ba, Jim, Dal).
- Tafkhim (Tebal) dan Tarqiq (Tipis):
- Membaca huruf tebal dengan tipis atau sebaliknya. Contoh: Ra' pada "Ar-Rahman" harus tebal, bukan tipis. Shad pada "As-Sirat" harus tebal.
V. Manfaat Membaca Al-Fatihah dengan Ejaan yang Benar
Membaca Al-Fatihah dengan ejaan yang benar membawa banyak manfaat, baik di dunia maupun di akhirat:
- Keabsahan Shalat: Seperti yang disebutkan, ini adalah rukun shalat. Bacaan yang benar memastikan shalat kita diterima.
- Meningkatkan Kekhusyukan: Ketika kita memahami makna setiap kata dan melafalkannya dengan benar, hati akan lebih hadir dan khusyuk dalam beribadah.
- Mendapat Pahala yang Berlipat: Setiap huruf Al-Quran yang dibaca mendatangkan pahala, apalagi dengan tajwid yang benar.
- Terhindar dari Perubahan Makna: Dengan ejaan yang tepat, kita terhindar dari mengubah makna ayat-ayat suci Allah, yang bisa berakibat fatal.
- Menjaga Lidah dari Kesalahan: Mempelajari tajwid membantu melatih lidah agar terbiasa mengucapkan huruf-huruf Arab dengan makhraj dan sifat yang benar.
- Mendekatkan Diri kepada Allah: Upaya sungguh-sungguh dalam mempelajari Al-Quran adalah bentuk kecintaan kepada Allah dan firman-Nya.
- Memberi Teladan yang Baik: Dengan bacaan yang benar, kita bisa menjadi teladan bagi keluarga dan lingkungan sekitar dalam membaca Al-Quran.
VI. Metode Belajar Ejaan Al-Fatihah yang Efektif
Mempelajari ejaan Al-Fatihah memang membutuhkan kesungguhan, namun ada beberapa metode yang bisa diterapkan untuk mempermudah proses ini:
- Berguru (Talaqqi Musyafahah): Ini adalah metode terbaik dan paling dianjurkan. Mencari guru (ustadz/ustadzah) yang bersanad dan menguasai ilmu tajwid. Guru akan mengoreksi langsung pelafalan kita, baik dari segi makhraj, sifat, maupun hukum tajwid.
- Mendengarkan Qari' Terkemuka (Murattal): Sering-seringlah mendengarkan rekaman murottal dari qari' internasional atau lokal yang bacaannya sudah diakui kebenarannya. Dengarkan berulang-ulang setiap ayat, tirukan, dan bandingkan bacaan Anda.
- Latihan Berulang (Takrar): Praktik adalah kunci. Ulangi setiap ayat berkali-kali, fokus pada huruf-huruf yang sulit atau sering salah. Gunakan cermin untuk melihat posisi mulut saat melafalkan huruf-huruf tertentu.
- Mempelajari Ilmu Tajwid Secara Teoritis: Membaca buku-buku tajwid atau mengikuti kajian tentang tajwid akan memberikan pemahaman teoritis yang kuat, yang akan mendukung praktik Anda.
- Menggunakan Aplikasi atau Website Interaktif: Saat ini banyak tersedia aplikasi Al-Quran yang dilengkapi dengan fitur tajwid interaktif, analisis makhraj, dan bahkan rekaman suara untuk koreksi.
- Mengoreksi Diri dengan Cermat: Rekam suara Anda sendiri saat membaca Al-Fatihah, lalu dengarkan kembali dan identifikasi kesalahan-kesalahan yang ada. Bandingkan dengan rekaman qari' yang benar.
- Fokus pada Huruf-huruf Sulit: Beberapa huruf seperti Ain (ع), Ha (ح), Dzal (ذ), Dhad (ض), Shad (ص), Tha (ط), Qaf (ق), dan Ra (ر) memerlukan perhatian lebih karena seringkali sulit dilafalkan dengan benar oleh penutur non-Arab.
Ingatlah: Kesempurnaan datang dari ketekunan. Jangan mudah menyerah jika merasa sulit di awal. Setiap usaha untuk memperbaiki bacaan Al-Quran adalah ibadah yang mulia di sisi Allah SWT.
VII. Kesimpulan
Ejaan Surat Al-Fatihah bukan sekadar urusan teknis dalam membaca Al-Quran, melainkan sebuah pilar penting dalam keabsahan shalat dan kesempurnaan ibadah seorang muslim. Setiap huruf, harakat, makhraj, dan sifatnya memiliki peran krusial dalam menjaga makna asli firman Allah SWT.
Melalui panduan mendalam ini, kita telah mengupas tuntas setiap detail ejaan Surat Al-Fatihah, dari dasar-dasar ilmu tajwid seperti makharijul huruf dan sifatul huruf, hingga analisis per-huruf dalam setiap ayat. Kita juga telah menyoroti kesalahan-kesalahan umum yang sering terjadi, serta manfaat besar yang didapatkan dari membaca Al-Fatihah dengan benar. Metode-metode belajar yang efektif juga telah dipaparkan untuk membantu setiap individu mencapai bacaan yang sempurna.
Semoga artikel ini menjadi motivasi dan panduan yang bermanfaat bagi seluruh umat Islam untuk terus memperbaiki dan menyempurnakan bacaan Al-Fatihah mereka. Dengan bacaan yang benar, semoga shalat kita lebih khusyuk, doa-doa kita lebih mustajab, dan kita senantiasa mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Teruslah belajar, berlatih, dan memohon pertolongan kepada Allah dalam setiap langkah kita.