Kuarsit adalah batuan metamorf yang sangat keras dan tahan lama, terbentuk dari rekristalisasi batupasir kuarsa di bawah tekanan dan suhu tinggi selama proses metamorfisme. Keistimewaan utama kuarsit terletak pada kandungan mineralnya yang didominasi oleh kuarsa (silika, SiO2) yang bisa mencapai lebih dari 90%. Karena komposisi mineralnya yang padat dan minimnya kandungan mineral lain yang mudah lapuk, kuarsit dikenal memiliki ketahanan luar biasa terhadap pelapukan kimiawi dan erosi fisik. Hal ini menjadikannya salah satu batuan konstruksi dan dekoratif yang paling dicari.
Ilustrasi visualisasi struktur kristalin batuan kuarsit.
Proses Pembentukan dan Klasifikasi
Kuarsit terbentuk dari batupasir (sandstone) yang mengalami metamorfisme regional atau kontak. Batupasir yang kaya akan butiran kuarsa akan mengalami pemadatan dan rekristalisasi di bawah tekanan dan suhu tinggi. Proses ini menyebabkan butiran kuarsa saling mengunci secara intergrowth, menghasilkan tekstur yang sangat padat dan masif, berbeda dengan batupasir asalnya yang memiliki butiran yang lebih individual dan semen yang rapuh.
Klasifikasi batuan metamorf seperti kuarsit biasanya didasarkan pada mineralogi dominan dan teksturnya. Karena kuarsit didominasi oleh kuarsa, klasifikasinya cenderung lebih sederhana dibandingkan batuan metamorf lainnya yang mengandung banyak mineral lain seperti mika atau garnet.
Jenis Utama Berdasarkan Komposisi dan Warna
Meskipun inti kuarsit selalu kuarsa, variasi warna dan kandungan mineral minoritas menentukan beberapa sub-jenis yang sering ditemui di industri dan geologi:
- Kuarsit Kuarsa Murni (Pure Quartzite): Ini adalah jenis yang paling ideal, mengandung hampir 98% hingga 100% kuarsa. Warnanya cenderung putih, abu-abu muda, atau transparan. Batuan ini sangat keras dan sering digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan ketahanan kimiawi tinggi.
- Kuarsit Berwarna (Colored Quartzite): Warna pada kuarsit dihasilkan oleh adanya pengotor mineral lain. Misalnya, jika terdapat jejak hematit (oksida besi), kuarsit akan berwarna merah muda hingga merah kecoklatan. Kehadiran klorit atau mineral berbasis besi lainnya dapat menghasilkan corak hijau atau kuning.
- Ortokuarsit (Orthoquartzite): Secara teknis, istilah ini mengacu pada batupasir kuarsa yang belum mengalami metamorfisme kuat, namun dalam beberapa konteks geologi modern, istilah ini kadang digunakan untuk merujuk pada kuarsit yang sangat murni dan berasal dari sumber kuarsa yang sudah terpilah (mature source rock).
- Serisitik atau Mika Kuarsit: Jika proses metamorfisme melibatkan sedikit mineral lempung, rekristalisasi dapat menghasilkan inklusi mineral seperti serisit (bentuk mikroskopis muskovit). Kuarsit jenis ini mungkin menunjukkan sedikit kilap seperti sutra pada permukaannya, meskipun kekerasan utamanya tetap dipertahankan oleh matriks kuarsa.
Karakteristik dan Kegunaan Kuarsit
Kekerasan Mohs kuarsit biasanya berada di angka 7, membuatnya lebih keras daripada granit. Karakteristik ini, ditambah dengan penyerapan air yang sangat rendah, membuat kuarsit sangat tahan terhadap noda dan serangan asam ringan. Kekuatan strukturalnya yang tinggi menjadikannya pilihan utama untuk berbagai aplikasi berat.
Dalam industri konstruksi dan arsitektur, kuarsit dimanfaatkan secara luas. Slab kuarsit sering digunakan sebagai meja dapur (countertops) dan pelapis lantai karena daya tahannya yang superior terhadap goresan dibandingkan marmer atau beberapa jenis granit. Di masa lalu, terutama pada zaman kuno, kuarsit juga dihargai karena kekerasannya, sering digunakan untuk membuat alat-alat batu (stone tools) dan monumen yang dimaksudkan untuk bertahan lama dalam jangka waktu geologis.
Meskipun proses pembentukannya memerlukan kondisi geologis ekstrem, ketersediaan batupasir kuarsa di banyak kerak benua memastikan bahwa kuarsit tetap menjadi sumber daya geologis yang penting dan banyak ditemukan di seluruh dunia. Pemilihan jenis kuarsit seringkali didasarkan pada estetika warna yang dihasilkan oleh pengotor mineral, namun sifat fisik dasar mereka hampir selalu homogen dan sangat andal.