Batuan adalah material padat alami yang terdiri dari satu atau lebih mineral, atau material mineraloid. Mereka membentuk kerak bumi dan merupakan komponen fundamental dalam pemahaman geologi planet kita. Studi tentang batuan, yang dikenal sebagai petrologi, mengungkap sejarah panjang pembentukan, pergerakan, dan perubahan bumi melalui siklus batuan yang kompleks. Secara garis besar, batuan diklasifikasikan menjadi tiga kelompok utama berdasarkan proses pembentukannya.
1. Batuan Beku (Igneous Rocks)
Batuan beku terbentuk dari pendinginan dan pemadatan magma (di bawah permukaan bumi) atau lava (di permukaan bumi). Proses pembentukan ini menentukan tekstur dan struktur akhir batuan. Batuan beku dibagi lagi berdasarkan lokasi pendinginannya.
Batuan Beku Intrusif (Plutonik)
Terbentuk ketika magma mendingin secara perlahan di bawah permukaan bumi. Pendinginan yang lambat ini memberikan kesempatan bagi kristal mineral untuk tumbuh besar, menghasilkan tekstur holokristalin atau faneritik. Contoh klasiknya adalah Granit, yang sering kita lihat sebagai batuan hias atau bahan konstruksi. Pendinginan yang sangat lambat menghasilkan batuan dengan butiran kasar yang saling mengunci.
Batuan Beku Ekstrusif (Vulkanik)
Terbentuk ketika lava mendingin dengan cepat di permukaan bumi setelah letusan gunung berapi. Pendinginan cepat ini tidak memberikan cukup waktu bagi kristal besar untuk terbentuk, menghasilkan tekstur afanitik (butiran halus) atau bahkan tekstur gelas (non-kristalin). Contohnya adalah Basalt, yang mendominasi dasar samudra, dan Obsidian (batu kaca vulkanik). Beberapa batuan ekstrusif seperti Pumice (batu apung) bahkan memiliki rongga gas, membuatnya sangat ringan dan dapat mengapung di air.
2. Batuan Sedimen (Sedimentary Rocks)
Batuan sedimen terbentuk dari akumulasi, pemadatan, dan sementasi material yang tererosi dari batuan lain (batuan induk), atau dari sisa-sisa organisme. Proses ini dikenal sebagai sedimentasi, dan batuan ini sering kali mengandung fosil. Batuan sedimen menutupi sekitar 75% permukaan daratan bumi, meskipun hanya menyusun sebagian kecil dari volume kerak bumi secara keseluruhan.
Batuan Sedimen Klastik
Terbentuk dari fragmen batuan atau mineral yang terkikis (klast). Ukuran klasta menjadi dasar klasifikasinya. Contohnya termasuk Batupasir (Sandstone) yang tersusun dari butiran pasir, dan Serpih (Shale) yang tersusun dari partikel lumpur sangat halus. Semakin besar butirannya, semakin kuat energi lingkungan pengendapannya.
Batuan Sedimen Kimia dan Organik
Batuan ini terbentuk dari pengendapan bahan kimia terlarut di air atau dari akumulasi materi organik. Contoh batuan kimia adalah Batugamping (Limestone) yang terbentuk dari pengendapan kalsium karbonat di laut, dan Evaporit seperti batu garam (halite) yang mengkristal saat air laut menguap. Batuan organik yang terkenal adalah Batu Bara (Coal), yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan purba yang terkubur dan mengalami pemadatan.
3. Batuan Metamorf (Metamorphic Rocks)
Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan signifikan (metamorfosis) di bawah pengaruh tekanan tinggi, suhu tinggi, atau keduanya, serta interaksi dengan fluida kimia, tanpa meleleh sepenuhnya. Proses ini mengubah mineralogi dan tekstur batuan induk (bisa batuan beku, sedimen, atau metamorf lain).
Metamorf Foliated (Berlapis)
Batuan ini menunjukkan orientasi mineral yang sejajar atau berlapis-lapis akibat tekanan diferensial (tekanan yang tidak merata). Contoh terkenal adalah Slate (berasal dari serpih) yang mampu pecah menjadi lembaran tipis, dan Gneiss yang menunjukkan pita-pita mineral yang jelas berwarna terang dan gelap.
Metamorf Non-Foliated (Tidak Berlapis)
Batuan ini tidak menunjukkan foliasi karena biasanya terbentuk di bawah tekanan homogen atau komponen mineralnya didominasi oleh satu jenis mineral saja. Contoh utamanya adalah Marmer, yang berasal dari metamorfosis batu gamping, dan Kuarsit, yang berasal dari metamorfosis batupasir kaya kuarsa. Batuan ini sangat keras dan tahan lama.
Siklus Batuan: Keterkaitan Antar Jenis
Ketiga jenis batuan ini tidak statis; mereka terus menerus diubah satu sama lain melalui proses geologi yang dikenal sebagai Siklus Batuan. Misalnya, batuan beku dapat tererosi menjadi sedimen, sedimen dapat tertekan menjadi batuan metamorf, dan batuan metamorf dapat meleleh kembali menjadi magma untuk membentuk batuan beku baru. Memahami jenis-jenis batuan membantu para ilmuwan merekonstruksi sejarah geologis suatu wilayah dan memprediksi keberadaan sumber daya alam seperti mineral dan energi.