Ilustrasi Batu Kalimaya
Di antara ribuan jenis batu akik yang menghiasi bumi Nusantara, Kalimaya memegang posisi istimewa. Batu ini sering dijuluki sebagai "batu api" atau "opal Yaman" (walaupun secara geologis berbeda dengan opal sejati), menjadikannya primadona bagi para kolektor dan penggemar batu permata di Indonesia. Keunikan utama yang membuat Kalimaya begitu dicari adalah fenomena optik yang dihasilkannya: play of color atau kilauan cahaya yang menari di dalam batu saat terkena sorotan cahaya.
Secara umum, Kalimaya yang asli berasal dari daerah tertentu di Indonesia, meskipun penambangan kini lebih sulit ditemukan. Keindahan batu ini terletak pada matriks dasarnya yang bervariasi, mulai dari warna cokelat kehitaman, hijau lumut, hingga kuning gading. Namun, daya tarik sesungguhnya muncul ketika fenomena 'smoke' atau asap di dalam batu terlihat berputar, atau ketika terjadi kilatan warna-warni yang mendadak muncul dan menghilang seiring pergerakan batu. Fenomena ini sering dikaitkan dengan kandungan mikroskopis kristal atau inklusi lain di dalamnya.
Kualitas sebuah batu akik Kalimaya sering dinilai berdasarkan intensitas dan kejelasan kilauan tersebut. Batu dengan kilau yang sangat jelas, seolah memiliki api di dalamnya, dihargai sangat tinggi di pasaran. Selain itu, kekerasan batu ini (sekitar 6.5 hingga 7 skala Mohs) menjadikannya relatif tahan lama untuk dijadikan perhiasan, asalkan tetap dirawat dengan baik.
Meskipun namanya tunggal, variasi di lapangan membuat Kalimaya sering diklasifikasikan berdasarkan tampilan visualnya. Pemahaman akan jenis-jenis ini penting bagi pembeli agar tidak tertipu oleh batu imitasi atau batu sejenis lainnya.
Merawat batu akik Kalimaya memerlukan perhatian khusus, terutama karena sensitivitasnya terhadap zat kimia tertentu. Untuk menjaga kilauannya tetap prima, hindari kontak langsung dengan deterjen, parfum, atau cairan kimia keras lainnya. Sebaiknya, bersihkan batu hanya menggunakan air bersih yang mengalir dan kain mikrofiber yang lembut. Jangan pernah menggunakan sikat gigi keras atau alat abrasif lainnya.
Dalam dunia perbatuan Indonesia, Kalimaya bukan sekadar komoditas; ia adalah warisan geologi yang menyimpan narasi alam. Keindahan optiknya yang misterius, seringkali digambarkan seperti pusaran galaksi mini di dalam genggaman tangan, memastikan bahwa popularitas batu akik legendaris ini akan terus berlanjut melintasi generasi penggemar batu permata di seluruh dunia. Mengoleksi Kalimaya adalah mengoleksi sebuah keajaiban alam yang dibentuk oleh waktu jutaan tahun.
Fenomena kilauan internal inilah yang membedakannya dari batu kalsedon biasa. Meskipun banyak upaya telah dilakukan untuk meniru efek ini melalui sintesis, para ahli sepakat bahwa kilauan alami yang dimiliki Kalimaya—kilauan yang seolah hidup dan bergerak—hingga kini belum dapat direplikasi sepenuhnya. Keaslian dan keunikan inilah yang terus mendorong harga dan permintaan tinggi di pasar batu akik global.