Perilaku kekanak-kanakan sering kali dikaitkan dengan ketidakdewasaan emosional, tuntutan yang berlebihan, atau kesulitan dalam menghadapi realitas. Fenomena ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari rewel, sulit diatur, hingga ekspresi emosi yang tidak proporsional. Mengenali kata sifat yang menggambarkan perilaku kekanak-kanakan adalah langkah awal untuk memahami akar masalahnya, baik pada diri sendiri maupun orang lain, serta mencari solusi yang efektif.
Perilaku yang dianggap kekanak-kanakan sering kali mencerminkan pola pikir dan cara bereaksi yang belum matang. Beberapa kata sifat yang sering dikaitkan dengan perilaku ini antara lain:
Perilaku kekanak-kanakan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Pada anak-anak, ini adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Namun, ketika pola ini terus berlanjut hingga dewasa, bisa jadi ada akar masalah yang lebih dalam:
Lingkungan pengasuhan yang terlalu melindungi (overprotective) atau justru kurang perhatian dapat membentuk pola perilaku kekanak-kanakan. Anak yang tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan kemandirian atau belajar mengatasi masalah sendiri cenderung menjadi manja dan bergantung.
Ketidakmampuan mengelola emosi, seperti marah, sedih, atau kecewa, secara sehat dapat membuat seseorang bereaksi seperti anak kecil. Mereka mungkin meledak-ledak saat marah atau menarik diri saat merasa tidak senang.
Kadang-kadang, perilaku kekanak-kanakan bisa menjadi cara seseorang untuk menghindari tanggung jawab atau menghadapi situasi yang menakutkan. Dengan bertingkah seperti anak kecil, mereka mungkin berharap orang lain akan mengambil alih masalah mereka.
Pengalaman traumatis atau stres yang berkepanjangan dapat membuat seseorang mundur ke fase perkembangan yang lebih awal sebagai bentuk mekanisme pertahanan diri.
Perilaku kekanak-kanakan dapat memberikan dampak negatif pada berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk hubungan interpersonal, karir, dan kesehatan mental.
Mengatasi perilaku kekanak-kanakan memerlukan kesadaran diri, kemauan untuk berubah, dan dukungan yang tepat. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:
Langkah pertama adalah menyadari bahwa ada perilaku yang perlu diubah. Jujurlah pada diri sendiri tentang pola pikir dan tindakan yang bersifat kekanak-kanakan.
Berhenti menyalahkan orang lain atau keadaan. Sadari bahwa Anda memiliki kendali atas reaksi dan tindakan Anda sendiri. Mulailah mengambil tanggung jawab atas keputusan dan konsekuensinya.
Belajarlah untuk mengidentifikasi, memahami, dan mengelola emosi Anda dengan cara yang sehat. Teknik seperti meditasi, pernapasan dalam, atau jurnal emosi bisa sangat membantu.
Coba untuk melakukan hal-hal sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Ambil inisiatif dalam menyelesaikan tugas, membuat keputusan, dan mengatasi masalah.
Jika perilaku kekanak-kanakan sangat mengganggu kehidupan Anda atau berasal dari masalah yang lebih dalam seperti trauma, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau terapis. Mereka dapat membantu Anda menggali akar masalah dan mengembangkan strategi coping yang efektif.
Menjadi dewasa bukanlah tentang tidak pernah melakukan kesalahan atau tidak pernah merasa sedih, melainkan tentang bagaimana kita belajar dari pengalaman, mengelola emosi dengan bijak, dan bertanggung jawab atas pilihan kita. Dengan upaya yang konsisten, siapa pun dapat bertumbuh menjadi pribadi yang lebih matang dan seimbang.