Dalam khazanah seni pertunjukan tradisional Indonesia, barongan hadir sebagai entitas yang mempesona, sarat makna, dan penuh kekuatan mistis. Salah satu elemen visual yang seringkali menonjol dan memberikan kesan mendalam adalah kemul barongan, khususnya yang berwarna hitam. Warna hitam pada kemul barongan bukan sekadar pilihan estetika, melainkan sebuah simbolisme yang kaya, membawa nuansa misteri, kegelapan, kekuatan, dan kesakralan.
Kemul barongan, secara umum, adalah kain atau lapisan dekoratif yang membungkus sebagian atau seluruh tubuh barongan, menonjolkan bentuknya yang ikonik dan terkadang menyerupai kepala singa atau naga dengan mahkota serta detail lainnya. Ketika warna hitam mendominasi, ia menciptakan efek visual yang dramatis. Hitam, sebagai warna dasar, memiliki kemampuan untuk menyerap cahaya, membuatnya terlihat lebih pekat dan solid, sehingga penampilan barongan menjadi lebih tegas dan berwibawa.
Di berbagai daerah di Jawa Timur, seperti Ponorogo dengan Reog-nya yang terkenal, atau daerah lain yang memiliki kesenian barongan serupa, kemul barongan hitam seringkali diasosiasikan dengan kekuatan gaib dan energi spiritual. Ia bisa melambangkan sifat alamiah kegelapan yang dalam, seperti malam tanpa bulan, yang memiliki pesonanya tersendiri dan seringkali menjadi latar bagi ritual-ritual penting.
Lebih jauh lagi, warna hitam dapat diinterpretasikan sebagai simbol kebijaksanaan yang tersembunyi, ketenangan yang mendalam, atau bahkan sebagai representasi dari kekuatan roh leluhur yang menjaga dan melindungi. Dalam beberapa konteks pertunjukan, barongan hitam mungkin diperankan oleh penari yang memiliki peran spesifik, misalnya sebagai pengawal, penjaga, atau sosok yang memiliki otoritas spiritual dalam alur cerita.
Pembuatan kemul barongan hitam ini sendiri biasanya melibatkan kerajinan tangan yang sangat teliti. Pemilihan bahan, mulai dari kain beludru, sutra, hingga bahan-bahan lain yang memberikan tekstur dan kilau tertentu, sangat krusial. Detail-detail seperti ornamen emas atau perak yang kadang menghiasi kemul hitam, justru semakin menonjolkan kesan mewah dan sakral. Penggunaan manik-manik, payet, atau bahkan bulu-bulu tertentu juga dapat menambah dimensi visual dan nuansa mistis.
Ketika kemul barongan warna hitam ini bergerak dinamis mengikuti irama gamelan atau tabuhan kendang yang menghentak, ia menciptakan sebuah tontonan yang memukau. Gerakan yang kuat, ekspresi yang dramatis, dan aura mistis yang terpancar dari barongan hitam mampu membawa penonton masuk ke dalam sebuah dunia yang berbeda, dunia yang penuh dengan legenda, kepercayaan, dan kekayaan budaya.
Keindahan kemul barongan hitam tidak hanya terletak pada tampilan fisiknya, tetapi juga pada cerita dan makna yang dibawanya. Ia adalah perwujudan seni pertunjukan yang memadukan keindahan visual, nilai spiritual, dan kearifan lokal. Kehadirannya selalu dinantikan dan menjadi salah satu daya tarik utama dalam setiap pergelaran seni barongan, meninggalkan kesan yang tak terlupakan bagi siapa saja yang menyaksikannya.
Bahkan di era modern ini, apresiasi terhadap kemul barongan hitam tetap tinggi. Ia menjadi objek koleksi seni, inspirasi bagi desainer busana, dan tetap menjadi penjaga warisan budaya yang berharga. Keunikan dan kekuatan simbolis warna hitam pada kemul barongan menjadikannya elemen yang esensial dalam menjaga otentisitas dan pesona seni pertunjukan tradisional Indonesia.
Memahami kemul barongan warna hitam berarti menyelami lebih dalam kekayaan budaya dan kepercayaan masyarakat Indonesia. Ia adalah bukti bahwa seni pertunjukan tradisional terus hidup dan relevan, menawarkan pengalaman yang mendalam dan memukau, tidak hanya secara visual tetapi juga secara spiritual.