Representasi penampang lapisan bumi.
Bumi yang kita pijak adalah planet yang sangat dinamis, tersusun dari berbagai lapisan material yang berbeda dalam komposisi kimia dan sifat fisiknya. Memahami struktur internal ini sangat penting karena proses yang terjadi di dalamnya—seperti pergerakan lempeng tektonik dan aktivitas vulkanik—secara langsung mempengaruhi permukaan tempat kita hidup. Lapisan batuan bumi secara garis besar dibagi menjadi empat struktur utama yang tersusun konsentris, bergerak dari pusat planet menuju permukaan.
Struktur Bumi dapat dianalogikan seperti sebuah telur, di mana setiap lapisan memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan geologis planet. Pemahaman mengenai lapisan-lapisan ini bergantung pada studi seismologi, yaitu analisis gelombang yang merambat setelah gempa bumi, karena mustahil bagi manusia untuk menggali langsung hingga ke pusat Bumi.
Inti Bumi merupakan lapisan terdalam dan terpanas, terbagi menjadi dua bagian: inti dalam dan inti luar. Inti ini didominasi oleh unsur besi (Fe) dan nikel (Ni).
Mantel adalah lapisan tertebal di Bumi, mencakup sekitar 84% dari total volume planet. Lapisan ini terletak di antara inti dan kerak, dan sebagian besar tersusun dari batuan silikat yang kaya magnesium dan besi. Mantel sendiri dibagi lagi menjadi mantel bawah dan mantel atas.
Mantel atas berperan penting dalam dinamika kerak bumi. Bagian paling atas dari mantel atas, yang menyatu dengan kerak, disebut litosfer. Di bawahnya terdapat lapisan yang lebih plastis dan lemah yang dikenal sebagai astenosfer. Astenosfer memiliki kemampuan mengalir sangat lambat dalam skala waktu geologis, memungkinkan lempeng tektonik di atasnya untuk bergerak. Pergerakan konveksi di mantel inilah yang menjadi mesin utama di balik pergeseran benua dan pembentukan gunung berapi.
Kerak adalah lapisan terluar Bumi yang kita tinggali. Dibandingkan dengan lapisan lain, kerak sangat tipis, rata-rata hanya sekitar 5 hingga 70 kilometer. Kerak ini tidak homogen dan terbagi menjadi dua tipe utama yang memiliki komposisi batuan berbeda.
Ketebalan dan kepadatan yang berbeda antara kerak benua dan kerak samudra adalah kunci mengapa keduanya berinteraksi secara berbeda di zona subduksi. Ketika lempeng samudra menabrak lempeng benua, lempeng samudra yang lebih padat akan menyelam ke bawah, memicu gempa bumi dan vulkanisme.
Meskipun batuan yang kita temui di permukaan adalah bagian dari kerak, kita bisa mempelajari sifat lapisan yang lebih dalam melalui studi batuan yang terangkat ke permukaan akibat aktivitas geologis ekstrem, seperti erupsi gunung api dalam atau penemuan batuan metamorf bertekanan tinggi. Batuan beku, sedimen, dan metamorf yang menyusun kerak mencerminkan sejarah panjang interaksi antara atmosfer, hidrosfer, dan dinamika di bawahnya. Pemahaman mendalam tentang lapisan-lapisan ini memungkinkan ilmuwan memprediksi risiko bencana geologis dan memahami evolusi planet Bumi dari waktu ke waktu.