Simbol ketenangan dan petunjuk
Dalam hening malam, saat bintang bertaburan, dan hati rindu merindu, terlahir untaian kata yang mencoba merangkai cinta, rasa hormat, dan kekaguman pada insan terkasih Allah, junjungan alam, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau adalah lentera yang menerangi kegelapan dunia, teladan abadi yang cahayanya takkan pernah pudar. Setiap kisah hidupnya, setiap tutur katanya, adalah sumber inspirasi yang tak henti-hentinya mengalir, menyentuh relung terdalam jiwa, membangkitkan semangat untuk menapaki jejak kebaikan.
Memujinya bukan sekadar merangkai kata indah, melainkan meresapi maknanya, mencoba mengamalkan ajarannya, dan menghidupkan sunnahnya dalam setiap denyut nadi kehidupan. Ia adalah sosok yang membawa rahmat bagi semesta, diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia. Kasih sayangnya meluas tanpa batas, menaungi seluruh ciptaan, dari yang terkecil hingga yang terbesar. Kelembutan hatinya, kesabaran tiada tara, dan keteguhannya dalam menghadapi segala ujian, adalah pelajaran berharga yang terus bergema sepanjang masa.
Ratapan Rindu Sang Pecinta
Di gelap malam, jiwa meratap,
Mencari cahaya, penyejuk kalbu.
Teringat wajah, teduh berucap,
Ya Rasulullah, engkau pelipur lara.
Senyummu teduh, bagai mentari pagi,
Menghalau mendung, sirnakan gulita.
Langkahmu lurus, teguh takkan lari,
Jejakmu suci, tuntun kami semua.
Wahai kekasih, pujaan hati,
Rindu ini membuncah tak tertahan.
Bisakah kami, menyusul di nanti?
Bersama dikau, di surga Tuhan.
Puisi di atas hanyalah setitik ungkapan rasa, sebuah penanda kerinduan yang mungkin takkan pernah terbalas secara sempurna oleh lisan. Namun, ia menjadi pengingat bahwa cinta kepada Rasulullah tidak berhenti pada puja-puji semata. Cinta yang sejati adalah cinta yang mendorong seseorang untuk berjuang meneladani setiap aspek kehidupannya. Mulai dari kejujurannya yang tak tercela, amanahnya yang terjaga, hingga kesabarannya dalam menghadapi cacian dan hinaan.
Setiap ayat Al-Qur'an yang diturunkan melalui beliau, setiap hadits yang diriwayatkan, adalah peta jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Beliau mengajarkan tentang pentingnya berbagi, tentang indahnya pemaafan, tentang kekuatan solidaritas, dan tentang kedamaian yang hakiki. Di tengah hiruk pikuk dunia yang seringkali dipenuhi konflik dan ketidakpastian, teladan Rasulullah menjadi jangkar yang kokoh, menawarkan solusi universal yang relevan di setiap zaman.
Nuurani Sang Utusan
Dari Makkah nan sunyi, fajar merekah,
Kau hadir membawa risalah mulia.
Mengurai benang kusut, menepis lalim nan lemah,
Nurmu menyebar, pencerah dunia.
Tanganmu terulur, menyambut hina,
Hatimu lapang, tak kenal balas.
Di medan juang, engkau perisai kita,
Di pangkuan ibunda, kau pelipur tangis.
Shalawat tercurah, salam teriringkan,
Semoga kami mampu, meniru wujudmu.
Mengikuti jejakmu, tak pernah lupakan,
Hingga akhir hayat, dan bertemu denganmu.
Merangkai puisi tentang Rasulullah adalah cara hati untuk berbicara, untuk mengungkapkan betapa besar pengaruh beliau dalam membentuk kepribadian, mengarahkan langkah, dan memberikan makna pada setiap detik kehidupan. Ia adalah sumber kekuatan ketika diri terasa lemah, penyejuk jiwa ketika hati gundah, dan kompas penunjuk arah ketika tersesat dalam belantara dunia.
Dalam setiap bait puisi, tersemat harapan agar kita mampu mencintai beliau lebih dari diri sendiri, lebih dari harta benda, bahkan lebih dari nyawa. Cinta yang bukan hanya di bibir, namun terpatri dalam tindakan nyata. Cinta yang mendorong kita untuk terus belajar, untuk terus memperbaiki diri, dan untuk terus menyebarkan kebaikan sebagaimana yang dicontohkan oleh beliau. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan salam kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan semoga kita menjadi umat yang senantiasa dicintai oleh beliau.
Kalian bisa menemukan lebih banyak ungkapan rasa dan inspirasi dari puisi-puisi yang didedikasikan untuk Rasulullah dengan mencari kata kunci seperti "puisi tentang Nabi Muhammad SAW", "syair cinta Rasul", atau "shalawat dan pujian untuk Rasulullah".