Melambangkan kasih sayang yang tak terhingga dan harapan yang selalu terucap.
Orang tua adalah anugerah terindah dalam kehidupan. Mereka adalah pilar kokoh yang menopang, pelita yang menerangi, dan tempat berlabuh di kala lelah. Tanpa mereka, perjalanan hidup akan terasa lebih sunyi dan penuh ketidakpastian. Setiap pengorbanan, setiap peluh, dan setiap doa yang mereka panjatkan adalah bukti cinta tanpa syarat yang tak terhingga.
Menghargai dan mencintai orang tua adalah kewajiban sekaligus kebahagiaan. Mengungkapkan rasa terima kasih dan sayang melalui kata-kata seringkali menjadi cara yang paling tulus untuk menunjukkan betapa berartinya mereka bagi kita. Puisi, dengan segala keindahan kata dan maknanya, menjadi salah satu media yang pas untuk menyampaikan perasaan yang mendalam. Berikut adalah sebuah rangakaian puisi yang dipersembahkan untuk kedua orang tua tercinta, tiga bait yang sarat makna.
Ayah, Ibu, permata hatiku,
Tanganmu lembut membelai waktu,
Membimbing langkah, menepis ragu,
Dalam pelukmu, damai selalu.
Kasihmu samudra tak bertepi,
Pengorbananmu suci tak henti,
Engkau lentera di setiap hari,
Menerangi jalanku hingga kini.
Senyummu mentari di pagi buta,
Hangatkan jiwa, hapuskan duka,
Nasihatmu bagai mutiara,
Menjadi pedoman takkan sirna.
Setiap peluhmu adalah pupuk,
Tumbuhkan kami jadi insan utuh,
Cintamu ukiran di relung kalbu,
Takkan pernah lekang oleh waktu.
Ya Tuhan, limpahkan berkah-Mu,
Pada kedua insan yang kusayang selalu,
Sehatkan raga, ceriakan kalbu,
Panjangkan usia, penuh bahagia.
Kami 'kan berbakti sepenuh hati,
Menjaga nama baikmu di setiap sisi,
Terima kasih tak terhingga, wahai pelita suci,
Cinta kalian abadi, takkan pernah mati.
Puisi di atas hanyalah sebagian kecil dari jutaan kata yang tak mampu sepenuhnya menggambarkan besarnya jasa dan cinta orang tua. Setiap baitnya merangkum rasa syukur, hormat, dan kasih sayang yang mendalam. Bait pertama fokus pada bimbingan dan perlindungan yang senantiasa diberikan, mengibaratkan orang tua sebagai lentera yang menerangi kehidupan. Kehadiran mereka memberikan rasa aman dan ketenangan yang tak ternilai harganya.
Bait kedua menekankan pada pengorbanan dan ketulusan cinta yang mereka berikan. Senyum dan nasihat orang tua menjadi sumber kekuatan dan pedoman hidup. Segala kerja keras dan peluh yang mereka curahkan semata-mata untuk kebahagiaan dan masa depan anak-anaknya. Cinta ini diukir dalam hati dan akan selalu dikenang sepanjang masa, sebuah jejak cinta yang abadi.
Bait ketiga adalah ungkapan doa dan harapan bagi kesehatan, kebahagiaan, dan keberkahan untuk orang tua. Selain itu, bait ini juga berisi janji untuk selalu berbakti dan menjaga nama baik mereka. Ini adalah bentuk komitmen seorang anak untuk membalas segala budi baik yang telah diberikan. Rasa terima kasih yang tak terhingga diucapkan sebagai penutup, menegaskan bahwa cinta orang tua adalah anugerah yang tak ternilai dan akan selalu dikenang.
Dalam kesibukan dunia yang terus berputar, jangan pernah lupakan untuk meluangkan waktu demi orang tua. Sebuah panggilan telepon singkat, kunjungan, atau sekadar ucapan sayang sudah bisa membuat hati mereka berbahagia. Karena bagi orang tua, kehadiran dan kebahagiaan anak-anaknya adalah segalanya. Mari kita terus berupaya menjadi anak yang berbakti, membalas cinta mereka dengan kasih sayang yang tulus dan tindakan nyata. Ingatlah, doa restu mereka adalah bekal terbaik dalam setiap langkah kehidupan.