Memahami Ayat Ke-3 Surah Ad Dhuha (QS 93:3)

Cahaya Pagi yang Menggantikan Kegelapan

Ilustrasi: Pagi menyingsing menandakan harapan baru.

Surah Ad Dhuha, yang terdiri dari sebelas ayat dalam Juz Amma Al-Qur'an, merupakan wahyu yang turun sebagai penghiburan langsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW pada masa-masa sulit. Ayat per ayat dalam surah ini membawa pesan ketenangan, kepastian janji Ilahi, dan pengingat akan rahmat yang tak pernah terputus.

Secara khusus, fokus kita kali ini tertuju pada **QS Ad Dhuha ayat 3**. Ayat ini berbunyi:

"مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ" (Mā wadda'aka rabbuka wa mā qalā)

Terjemahan bebas dari ayat ini adalah: **"Tuhanmu tidak meninggalkanmu dan tidak (pula) membencimu."**

Konteks Turunnya QS Ad Dhuha Ayat 3

Ayat ini sangat vital karena turun pada periode yang dikenal sebagai "fatrah al-wahyu," yakni jeda waktu ketika wahyu tidak lagi turun kepada Nabi Muhammad SAW untuk sementara waktu. Jeda ini sempat menimbulkan kecemasan dan kesedihan mendalam pada diri Nabi, bahkan muncul bisikan dari kaum musyrikin Mekkah yang menuduh bahwa Tuhannya telah meninggalkan beliau. Dalam kondisi kegelisahan spiritual inilah, Allah SWT menurunkan Surah Ad Dhuha sebagai penegasan dan penghilang keraguan.

Ayat ketiga ini berfungsi sebagai bantahan langsung terhadap segala prasangka buruk dan kesedihan yang dirasakan Nabi. Kata "وَدَّعَ" (wadda'a) berarti meninggalkan, dan "قَلَىٰ" (qalā) berarti membenci atau memurkai. Dengan menafikan kedua hal tersebut secara tegas, Allah menegaskan hubungan kekal antara Diri-Nya dengan Rasul-Nya. Ini bukan sekadar pernyataan biasa, melainkan janji fundamental bahwa bimbingan dan kasih sayang Ilahi tidak pernah ditarik.

Makna Mendalam QS Ad Dhuha 3 dalam Kehidupan

Pesan yang terkandung dalam QS Ad Dhuha ayat 3 memiliki relevansi universal, terutama bagi umat Islam yang sedang menghadapi ujian atau masa-masa sulit. Keimanan sering kali diuji ketika kemudahan terasa menjauh dan kesulitan datang bertubi-tubi. Ayat ini mengajarkan beberapa poin penting:

  1. Penegasan Cinta Ilahi: Tidak ada kondisi di mana Allah SWT benar-benar meninggalkan hamba-Nya yang beriman. Bahkan saat dalam kesempitan, kasih sayang-Nya tetap meliputi.
  2. Penolakan Keputusasaan: Ayat ini adalah penangkal utama bagi rasa putus asa. Jika seorang Nabi yang mulia pun pernah merasakan kesedihan karena jeda wahyu, wajar jika kita merasakan hal serupa. Namun, penegasan Allah menjadi pengingat bahwa kesedihan itu sementara.
  3. Pentingnya Kesabaran: Jeda atau "kesunyian" dalam doa dan harapan sering kali merupakan fase persiapan menuju karunia yang lebih besar, sebagaimana ayat-ayat selanjutnya dalam surah ini menjanjikan kebaikan yang melimpah di akhirat.

Memahami bahwa Allah tidak pernah "meninggalkan" kita memberikan pondasi keteguhan hati yang luar biasa. Ketika kita merasa sendirian atau terisolasi, mengingat ayat ini dapat mengarahkan pandangan kita kembali kepada sumber kekuatan sejati. Rasa dibenci atau dicampakkan oleh Tuhan adalah ketakutan terbesar seorang mukmin, dan QS Ad Dhuha ayat 3 menghancurkan ketakutan itu hingga ke akarnya.

Hubungan dengan Ayat-Ayat Sekitar

Ayat ketiga ini menjadi jembatan emosional sebelum Allah SWT mulai memberikan 'obat' spiritualnya di ayat-ayat berikutnya. Setelah menegaskan bahwa Dia tidak meninggalkan dan tidak membenci, Allah melanjutkan dengan:

Ini menunjukkan sebuah pola penyembuhan ilahiah: pertama, menenangkan gejolak batin dengan penegasan kasih sayang, baru kemudian menjanjikan kompensasi yang jauh lebih baik, baik di kehidupan fana maupun abadi. Jadi, QS Ad Dhuha 3 adalah fondasi psikologis keagamaan yang kuat dalam seluruh struktur surah ini.

Keutamaan Membaca dan Merenungi

Membaca Surah Ad Dhuha, termasuk ayat ketiganya, dianjurkan sebagai amalan sunnah, terutama pada pagi hari (waktu Dhuha) dan saat menghadapi kesulitan. Keutamaan utamanya adalah mendapatkan ketenangan batin dan penguatan akidah. Ketika kita mengucapkan kalimat "Maa wadda'aka Rabbuka wa maa qalaa" sambil merenungkan konteksnya, kita sedang menginternalisasi pesan bahwa setiap kesulitan hanyalah jeda sesaat, bukan akhir dari rahmat Allah SWT. Ini mendorong kita untuk selalu optimis dan terus beramal saleh tanpa kenal lelah, karena Sang Pemilik Semesta senantiasa mengawasi dan mencintai kita.

Dengan demikian, ayat ketiga dari Surah Ad Dhuha berdiri tegak sebagai pilar penghibur, memastikan setiap mukmin yang membacanya bahwa di balik setiap kegelapan pagi yang tertunda, cahaya kasih sayang Allah pasti akan segera terbit kembali.

🏠 Homepage