Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi, dan salah satu komponen fundamental yang dipelajari adalah batuan. Batuan, yang merupakan agregat alami mineral, tidak hanya membentuk kerak bumi tetapi juga menyimpan catatan sejarah geologis planet kita. Dalam studi batuan, istilah "satuan batuan" menjadi kunci untuk mengklasifikasikan, memetakan, dan memahami hubungan temporal antara formasi geologi yang berbeda.
Klasifikasi Satuan Batuan
Dalam geologi, "satuan batuan" sering kali merujuk pada unit litostratigrafi yang didefinisikan secara formal berdasarkan ciri fisik batuan yang dominan. Klasifikasi ini sangat penting dalam pemetaan geologi karena memungkinkan para ilmuwan untuk membedakan satu bagian kerak bumi dari bagian lainnya.
1. Berdasarkan Asal Pembentukan
Secara umum, satuan batuan diklasifikasikan menjadi tiga kelompok utama berdasarkan proses pembentukannya:
- Batuan Beku (Igneous Rocks): Terbentuk dari pendinginan dan pemadatan magma atau lava. Satuan batuan beku dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi plutonik (intrusi dalam) atau vulkanik (efusif di permukaan). Contohnya termasuk granit dan basal.
- Batuan Sedimen (Sedimentary Rocks): Terbentuk dari akumulasi, pemadatan, dan sementasi material permukaan bumi (sedimen) yang tererosi. Satuan batuan sedimen sering kali memberikan informasi terbaik mengenai lingkungan purba. Contohnya adalah batupasir dan serpih.
- Batuan Metamorf (Metamorphic Rocks): Terbentuk ketika batuan yang sudah ada (beku, sedimen, atau metamorf lain) mengalami perubahan mineralogi dan tekstur akibat tekanan dan suhu tinggi tanpa meleleh. Contohnya adalah marmer dan gneiss.
2. Satuan dalam Litostratigrafi
Ketika para ahli geologi memetakan daerah luas, mereka harus mendefinisikan satuan batuan secara hirarkis untuk memetakan urutan pengendapan. Hirarki standar yang diakui secara internasional meliputi:
- Supergroup: Tingkat tertinggi, terdiri dari dua atau lebih grup.
- Group: Kumpulan formasi yang memiliki karakteristik umum dan merupakan urutan kronologis di bawah supergroup.
- Formasi (Formation): Satuan batuan dasar yang dapat dipetakan secara individual. Formasi didefinisikan berdasarkan sifat litologi yang khas dan dapat dikenali secara luas di lapangan. Ini adalah satuan batuan yang paling sering digunakan dalam pemetaan sehari-hari.
- Anggota (Member): Unit yang lebih kecil di dalam formasi yang memiliki ciri litologis khas.
- Lapisan (Bed): Unit terkecil yang terdefinisi dengan baik.
Penting untuk dicatat bahwa penamaan satuan batuan ini biasanya didasarkan pada lokasi tipenya (tempat formasi tersebut pertama kali didefinisikan secara rinci), misalnya, "Formasi Bandung" atau "Grup Kujang".
Pentingnya Pengenalan Satuan Batuan
Pengenalan dan pemetaan satuan batuan adalah tulang punggung eksplorasi sumber daya alam dan mitigasi bencana geologi. Dengan memahami jenis satuan batuan yang ada, kita dapat memprediksi:
- Potensi kandungan mineral atau hidrokarbon. Batuan beku tertentu sering dikaitkan dengan deposit logam mulia, sementara batuan sedimen tertentu adalah reservoir minyak dan gas yang baik.
- Kestabilan lereng dan potensi longsor. Batuan sedimen yang berlapis dan lemah (seperti serpih) memiliki risiko kestabilan yang berbeda dibandingkan batuan beku masif.
- Sifat akuifer. Porositas dan permeabilitas batuan sangat bervariasi; batugamping (batuan karbonat) bisa menjadi akuifer yang sangat baik melalui pelarutan, sementara batuan beku intrusi sering kali kedap air kecuali jika retakan besar terjadi.
Selain klasifikasi utama berdasarkan asal usul dan hirarki litostratigrafi, ahli geologi juga menggunakan klasifikasi petrografis yang lebih rinci (berdasarkan tekstur dan komposisi mineral) untuk mengidentifikasi satuan batuan pada skala yang lebih halus. Pemahaman komprehensif mengenai berbagai satuan batuan ini memungkinkan kita untuk menafsirkan sejarah geologi suatu wilayah dengan lebih akurat.