Representasi visual dari berbagai jenis material yang membentuk batuan sedimen.
Batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok batuan utama di kerak bumi, selain batuan beku dan batuan metamorf. Batuan ini terbentuk dari akumulasi, pemadatan, dan sementasi material yang tererosi dari batuan lain (baik batuan beku, metamorf, maupun sedimen itu sendiri) atau dari sisa-sisa organisme hidup. Proses pembentukan ini—disebut diagnesis—sering terjadi di lingkungan permukaan bumi, seperti dasar laut, sungai, dan danau.
Secara umum, batuan sedimen diklasifikasikan menjadi tiga kategori utama: klastik (berdasarkan ukuran fragmen), kimia (berdasarkan presipitasi mineral), dan organik (berdasarkan materi biologis). Memahami jenis-jenis batuan ini sangat krusial dalam eksplorasi sumber daya alam, seperti minyak bumi, gas alam, dan air tanah, karena batuan sedimen seringkali menjadi reservoir utama. Berikut adalah 10 jenis batuan sedimen yang paling umum dan penting.
Termasuk batuan klastik kasar. Konglomerat dicirikan oleh adanya fragmen batuan (klast) yang ukurannya lebih besar dari 2 mm dan berbentuk bulat (terpilah baik). Bentuk yang membulat menunjukkan bahwa klast tersebut telah mengalami transportasi yang cukup jauh oleh air sebelum mengalami litifikasi (pemadatan menjadi batuan).
Ini adalah batuan klastik yang paling umum, tersusun dari butiran mineral berukuran pasir (0.0625 mm hingga 2 mm), seringkali didominasi oleh kuarsa. Batupasir sangat penting sebagai batuan reservoir hidrokarbon karena porositasnya yang tinggi.
Batuan klastik yang ukurannya lebih halus daripada batupasir, tersusun dari butiran lumpur (silt) berukuran antara 1/256 mm hingga 1/16 mm. Siltstone sering terasa sedikit kasar saat digosokkan di gigi dibandingkan dengan batuan yang lebih halus.
Batuan sedimen klastik berbutir sangat halus (lempung dan lumpur). Ciri khas serpih adalah kemampuannya untuk pecah menjadi lapisan tipis (laminasi) sejajar dengan bidang perlapisan. Serpih umumnya bertindak sebagai batuan penudung (cap rock) karena sifatnya yang kedap air.
Batuan sedimen kimia atau biokimiawi yang didominasi oleh mineral kalsit (kalsium karbonat, CaCO3). Batu gamping sering terbentuk di lingkungan laut dangkal dari akumulasi sisa-sisa organisme bercangkang seperti foraminifera dan koral.
Mirip dengan batu gamping, tetapi tersusun dari mineral dolomit (kalsium magnesium karbonat, CaMg(CO3)2). Dolomitisasi adalah proses di mana batu gamping digantikan secara kimiawi oleh mineral dolomit setelah pengendapan awal.
Merupakan batupasir di mana matriks atau semen pengikat antar butiran pasir didominasi oleh material karbonat (kalsit), berbeda dengan batupasir biasa yang semennya didominasi oleh silika atau oksida besi.
Batuan sedimen kimiawi yang terbentuk melalui evaporasi (penguapan) air laut atau air danau garam. Batuan ini tersusun hampir seluruhnya dari mineral halit (NaCl). Batuan garam merupakan indikator lingkungan pengendapan yang sangat kering atau terisolasi.
Batuan silika (SiO2) yang terbentuk secara kimiawi atau biokimiawi. Chert seringkali ditemukan sebagai nodul atau lapisan tebal dalam formasi batu gamping. Secara mikroskopis, chert terdiri dari mineral kuarsa kriptokristalin.
Batuan sedimen organik yang terbentuk dari akumulasi dan pemadatan materi tumbuhan yang terkubur dalam lingkungan bebas oksigen (rawa). Kualitas batubara dinilai berdasarkan kandungan karbonnya, mulai dari gambut (turunan paling muda) hingga antrasit (paling matang).
Pembentukan batuan sedimen melibatkan beberapa tahapan kunci: pelapukan dan erosi (penghancuran batuan asal), transportasi sedimen (oleh angin, air, atau es), deposisi (pengendapan sedimen ketika energi media transportasi menurun), dan akhirnya litifikasi. Litifikasi adalah tahap pemadatan dan sementasi, di mana material sedimen di bawah tekanan lapisan di atasnya kehilangan rongga pori, dan mineral pengisi (semen) mengkristal mengisi ruang antar butir, mengikat semuanya menjadi batuan yang kompak.
Perbedaan antara batuan sedimen klastik sangat bergantung pada seberapa jauh butiran telah terangkut. Semakin jauh terangkut, butirannya akan semakin kecil, lebih terpilah (sortasi baik), dan lebih bulat (membundar), seperti yang terlihat pada konglomerat dibandingkan dengan batuan yang diendapkan dekat sumbernya. Sementara itu, batuan sedimen kimia dan organik memberikan informasi vital mengenai kondisi kimia air dan keberadaan kehidupan pada masa lampau, menjadikannya arsip geologis yang tak ternilai harganya.