Al-Ma'tsurat: Dzikir Pagi dan Petang Beserta Artinya
Dalam hiruk pikuk kehidupan modern yang seringkali menjauhkan kita dari ketenangan spiritual, Al-Ma'tsurat hadir sebagai oase, sebuah rangkaian dzikir dan doa yang menjadi penuntun bagi seorang Muslim untuk mengawali dan mengakhiri hari dengan mengingat Allah SWT. Lebih dari sekadar kumpulan doa, Al-Ma'tsurat adalah sebuah benteng spiritual, pengingat akan kebesaran Ilahi, dan sumber ketenangan jiwa yang disusun dengan indah dan sistematis.
Apa Itu Al-Ma'tsurat?
Al-Ma'tsurat adalah sebuah kompilasi dzikir dan doa yang bersumber dari Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW, disusun oleh seorang ulama besar dan pendiri gerakan Ikhwanul Muslimin, Imam Hasan Al-Banna. Kompilasi ini dirancang sebagai panduan harian bagi umat Islam untuk memulai pagi dan menutup petang mereka dengan mengingat Allah, memohon perlindungan, dan bertaubat. Nama "Al-Ma'tsurat" sendiri berarti 'yang diriwayatkan', menunjukkan bahwa semua dzikir dan doa di dalamnya memiliki dasar yang kuat dari ajaran Nabi Muhammad SAW.
Tujuan utama Imam Hasan Al-Banna menyusun Al-Ma'tsurat adalah untuk menyediakan sebuah 'wirid' atau amalan rutin yang dapat memperkuat ikatan spiritual seorang Muslim dengan Rabb-nya. Di tengah tantangan dan godaan zaman, amalan ini diharapkan menjadi benteng yang melindungi hati, pikiran, dan jiwa dari pengaruh negatif, serta menumbuhkan ketenangan, keberkahan, dan kekuatan iman.
Dua Versi Al-Ma'tsurat
Secara umum, Al-Ma'tsurat dikenal dalam dua versi:
- Al-Ma'tsurat Sughra (Kecil): Ini adalah versi yang lebih ringkas, ideal untuk pemula atau mereka yang memiliki waktu terbatas. Meskipun lebih pendek, esensi dzikir dan doanya tetap kuat dan mencakup poin-poin penting untuk perlindungan dan keberkahan harian.
- Al-Ma'tsurat Kubra (Besar): Versi ini lebih panjang dan lebih komprehensif, menambahkan beberapa dzikir dan doa lain yang juga memiliki dasar dari sunnah. Versi Kubra biasanya diamalkan oleh mereka yang sudah terbiasa dengan Sughra dan ingin mendalami amalan dzikir mereka.
Dalam artikel ini, kita akan membahas Al-Ma'tsurat secara umum, mencakup dzikir-dzikir utama yang terdapat di kedua versi tersebut, dengan fokus pada pemahaman makna dan keutamaannya.
Mengapa Al-Ma'tsurat Penting Diamalkan?
Mengamalkan Al-Ma'tsurat memiliki banyak keutamaan dan manfaat, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat. Beberapa di antaranya meliputi:
- Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW: Sebagian besar dzikir dan doa dalam Al-Ma'tsurat adalah amalan yang diajarkan dan diamalkan oleh Nabi Muhammad SAW sendiri. Mengamalkannya berarti menghidupkan sunnah beliau.
- Membangun Benteng Spiritual: Dzikir-dzikir di dalamnya berfungsi sebagai perlindungan diri dari godaan syaitan, kejahatan manusia, dan berbagai musibah. Ini adalah 'tameng' yang tak terlihat namun kokoh.
- Mencapai Ketenangan Jiwa dan Hati: Mengingat Allah adalah sumber ketenangan. Dalam Al-Qur'an disebutkan, "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28).
- Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan: Rutin berdzikir memperbaharui dan memperkuat iman, mengingatkan kita akan kebesaran, kekuasaan, dan kasih sayang Allah.
- Pembuka Pintu Keberkahan dan Rezeki: Dengan mengingat Allah dan bersyukur, Allah menjanjikan tambahan nikmat dan keberkahan dalam hidup kita.
- Penghapus Dosa dan Pengangkat Derajat: Dzikir dan istighfar adalah cara untuk memohon ampunan dosa dan meningkatkan kedudukan di sisi Allah.
- Disiplin Diri dan Konsistensi Ibadah: Mengamalkan Al-Ma'tsurat secara rutin melatih kita untuk disiplin dalam beribadah dan menjaga koneksi spiritual setiap hari.
Struktur Amalan Al-Ma'tsurat: Pagi dan Petang
Al-Ma'tsurat dirancang untuk diamalkan dua kali sehari:
- Dzikir Pagi: Dimulai setelah shalat Subuh hingga terbit matahari. Waktu terbaik adalah segera setelah Subuh.
- Dzikir Petang: Dimulai setelah shalat Ashar hingga terbenam matahari. Waktu terbaik adalah segera setelah Ashar.
Meskipun ada pembagian spesifik, banyak dari dzikir yang sama diulang pada pagi dan petang, menunjukkan pentingnya pengulangan untuk menguatkan makna dan keberkahan. Ada pula dzikir-dzikir tertentu yang lebih spesifik untuk pagi atau petang.
Kumpulan Dzikir Al-Ma'tsurat (Pagi dan Petang) Beserta Artinya dan Penjelasan Mendalam
Berikut adalah daftar dzikir dan doa yang umumnya terdapat dalam Al-Ma'tsurat, dilengkapi dengan teks Arab, transliterasi, terjemahan, dan penjelasan singkat mengenai keutamaan serta maknanya. Amalan-amalan ini menjadi fondasi bagi kehidupan spiritual yang kokoh.
1. Membaca Ta'awudz dan Basmalah
Mengawali segala sesuatu dengan memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan dan menyebut nama-Nya yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
A'udzu billahi minasy syaithonir rojim
Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Penjelasan dan Faedah:
Memulai dzikir dengan Ta'awudz adalah bentuk pengakuan akan kelemahan diri di hadapan godaan syaitan dan sekaligus penegasan bahwa hanya Allah lah sebaik-baik pelindung. Syaitan adalah musuh nyata bagi manusia, dan godaannya bisa datang dalam berbagai bentuk, termasuk malas berdzikir atau meragukan kebesaran Allah. Dengan Ta'awudz, kita 'membersihkan' hati dan pikiran dari bisikan jahat, menyiapkan diri untuk berinteraksi dengan firman Allah dan mengingat-Nya dengan penuh khusyuk.
Dilanjutkan dengan Basmalah, kita menyatakan bahwa setiap tindakan, termasuk dzikir ini, dilakukan atas nama Allah, dengan memohon rahmat dan kasih sayang-Nya. Ini adalah pengingat bahwa setiap langkah kita harus diarahkan untuk mencari ridha Allah, dan bahwa segala kekuatan serta keberkahan berasal dari-Nya.
Kedua lafazh ini adalah kunci pembuka untuk memasuki gerbang spiritual, mengkondisikan hati dan pikiran untuk menerima cahaya ilahi dan membersihkannya dari segala kotoran duniawi.
2. Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255)
Allahu la ilaha illa Huwal Hayyul Qoyyum, la ta'khudzuhu sinatun wa la nawm. Lahu ma fis samawati wa ma fil ardhi. Man dzalladzi yasyfa'u 'indahu illa bi idznih. Ya'lamu ma baina aidihim wa ma khalfahum. Wa la yuhithuna bisyai'im min 'ilmihi illa bima sya'. Wasi'a kursiyyuhus samawati wal ardho. Wa la ya'uduhu hifdzuhuma. Wa Huwal 'Aliyyul 'Azhim.
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Penjelasan dan Faedah:
Ayat Kursi adalah ayat paling agung dalam Al-Qur'an. Keutamaannya sangat banyak, di antaranya adalah sebagai benteng perlindungan dari syaitan dan kejahatan. Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa yang membacanya di pagi hari akan dilindungi sampai petang, dan siapa yang membacanya di petang hari akan dilindungi sampai pagi.
Ayat ini secara gamblang menjelaskan sifat-sifat keesaan, keagungan, dan kekuasaan Allah yang tiada tara. Dari lafazh "Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia" menegaskan tauhid yang murni. "Al-Hayyul Qoyyum" (Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri) menunjukkan bahwa Allah tidak membutuhkan siapapun, justru semua makhluk bergantung kepada-Nya.
Penyebutan bahwa Allah tidak mengantuk dan tidak tidur menunjukkan kesempurnaan penjagaan-Nya atas seluruh alam semesta. Kepemilikan-Nya atas langit dan bumi menegaskan kekuasaan mutlak-Nya. Sementara itu, tidak ada yang dapat memberi syafaat tanpa izin-Nya mengajarkan kita bahwa semua otoritas hanyalah milik Allah semata.
Ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu, baik yang telah terjadi maupun yang akan datang, memberikan ketenangan bahwa tidak ada yang luput dari pandangan-Nya. Dan 'Kursi' Allah yang meliputi langit dan bumi menggambarkan kebesaran singgasana-Nya, bukan berarti Allah memiliki bentuk seperti manusia, melainkan metafora untuk keagungan dan keluasan kekuasaan-Nya. Ayat ini ditutup dengan penegasan bahwa Allah tidak merasa berat memelihara seluruh ciptaan-Nya, sebab Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar. Membaca dan memahami Ayat Kursi menumbuhkan rasa tawakal, keamanan, dan keyakinan akan pertolongan Allah.
3. Tiga Surat Qul (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas) - Dibaca 3x
Membaca ketiga surat ini adalah amalan perlindungan yang sangat ditekankan oleh Nabi Muhammad SAW. Setelah membaca ta'awudz dan basmalah, kita membaca ketiga surat ini sebanyak tiga kali untuk pagi dan petang.
Surah Al-Ikhlas
Qul Huwallahu Ahad. Allahush-Shamad. Lam yalid wa lam yulad. Wa lam yakullahu kufuwan Ahad.
Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia."
Penjelasan dan Faedah:
Surah Al-Ikhlas adalah deklarasi tauhid yang paling murni dan ringkas. "Ahad" (Maha Esa) menegaskan keunikan Allah yang mutlak, tanpa sekutu, tandingan, atau perbandingan. "Ash-Shamad" (Tempat bergantung segala sesuatu) menunjukkan bahwa semua makhluk butuh kepada-Nya, sementara Dia tidak membutuhkan siapa pun.
Ayat "Lam yalid wa lam yulad" (Tidak beranak dan tidak diperanakkan) menolak segala konsep ketuhanan yang mensyaratkan keturunan atau asal-usul, memurnikan Allah dari sifat-sifat makhluk. Dan "Wa lam yakullahu kufuwan Ahad" (Tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia) menegaskan bahwa tidak ada entitas, kekuatan, atau sifat yang dapat menyamai keagungan dan kesempurnaan Allah.
Membaca Al-Ikhlas mengajarkan kita untuk memurnikan niat, meyakini keesaan Allah, dan hanya bergantung kepada-Nya. Ini adalah pondasi iman yang kokoh, membersihkan hati dari syirik kecil maupun besar.
Surah Al-Falaq
Qul a'udzu bi Rabbil falaq. Min syarri ma kholaq. Wa min syarri ghasiqin idza waqob. Wa min syarrin naffatsati fil 'uqod. Wa min syarri hasidin idza hasad.
Katakanlah (Muhammad), "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan perempuan-perempuan penyihir yang meniup pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki."
Penjelasan dan Faedah:
Surah Al-Falaq adalah doa perlindungan dari kejahatan-kejahatan fisik dan eksternal. Kita memohon perlindungan kepada Allah, Rabbul Falaq (Tuhan Subuh/Fajar) yang memiliki kekuasaan untuk membelah kegelapan malam dengan cahaya pagi. Ini adalah simbol bahwa Allah mampu menghilangkan setiap kegelapan dan kesulitan dalam hidup kita.
Perlindungan yang diminta mencakup "kejahatan makhluk yang Dia ciptakan", meliputi segala jenis makhluk yang berpotensi membahayakan, baik yang terlihat maupun tidak terlihat (seperti jin dan binatang buas). Kemudian disebutkan secara spesifik kejahatan malam yang gelap gulita, di mana banyak bahaya dan kejahatan tersembunyi. Kejahatan sihir dari para tukang sihir (peniup buhul) juga diminta perlindungannya, menunjukkan bahaya praktik-praktik syirik.
Puncak perlindungan dalam surah ini adalah dari "kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki". Kedengkian adalah penyakit hati yang dapat merusak diri sendiri dan orang lain, bahkan bisa menimbulkan kejahatan yang nyata. Membaca Al-Falaq adalah permohonan keamanan menyeluruh dari berbagai ancaman di sekitar kita, baik dari alam maupun dari manusia.
Surah An-Naas
Qul a'udzu bi Rabbin nas. Malikin nas. Ilahin nas. Min syarril waswasil khannas. Alladzi yuwaswisu fi shudurin nas. Minal jinnati wan nas.
Katakanlah (Muhammad), "Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia."
Penjelasan dan Faedah:
Surah An-Naas adalah doa perlindungan dari kejahatan internal, khususnya bisikan dan godaan syaitan ke dalam hati. Kita berlindung kepada Allah dengan menyebut tiga sifat keagungan-Nya: Rabbun Nas (Tuhan manusia), Malikun Nas (Raja manusia), Ilahun Nas (Sembahan manusia). Ketiga sifat ini secara berurutan menegaskan bahwa Allah adalah Pencipta, Penguasa, dan satu-satunya yang berhak disembah oleh seluruh manusia.
Permohonan perlindungan utamanya adalah dari "syarril waswasil khannas", yaitu kejahatan bisikan syaitan yang bersembunyi. Syaitan ini disebut "khannas" karena ia bersembunyi ketika kita berdzikir kepada Allah, namun muncul kembali ketika kita lalai. Bisikan syaitan ini sangat halus, menyerang langsung ke dalam dada dan pikiran manusia, mencoba memalingkan dari kebaikan atau mendorong pada kejahatan.
Kejahatan ini bisa datang dari golongan jin (syaitan dari kalangan jin) maupun dari golongan manusia (manusia yang berperilaku seperti syaitan, membisikkan keburukan). Membaca An-Naas menguatkan kita dari serangan spiritual ini, menjaga kemurnian hati dan pikiran. Bersama Al-Falaq, kedua surah ini dikenal sebagai Al-Mu'awwidzatain, dua surah perlindungan yang sangat dianjurkan untuk dibaca secara rutin.
4. Dzikir Pagi dan Petang Utama
Ashbahna wa ashbahal mulku lillah, walhamdulillah, la ilaha illallah wahdahu la syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qodir. Robbi as'aluka khoiro ma fi hadzal yaum wa khoiro ma ba'dahu, wa a'udzu bika min syarri ma fi hadzal yaum wa syarri ma ba'dahu. Robbi a'udzu bika minal kasali wa suu'il kibari. Robbi a'udzu bika min 'adzabin fin nar wa 'adzabin fil qobr.
Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan (kekuasaan) hanyalah milik Allah, segala puji bagi Allah, tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Tuhanku, aku memohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan di hari ini dan keburukan sesudahnya. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan keburukan masa tua. Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka dan siksa kubur.
Penjelasan dan Faedah:
Ini adalah dzikir pembuka pagi dan petang yang sangat komprehensif. Dimulai dengan pengakuan bahwa kita memasuki pagi (atau petang) dan seluruh alam semesta berada di bawah kekuasaan Allah. Ini menanamkan rasa tawakal dan keyakinan bahwa segala yang terjadi dalam hari itu adalah atas kehendak-Nya.
Pujian kepada Allah dan penegasan tauhid (La ilaha illallah) menguatkan akidah kita. Kemudian, kita memohon kebaikan hari ini dan kebaikan setelahnya, mencakup rezeki, kesehatan, kemudahan, dan keberkahan dalam setiap aktivitas. Sebaliknya, kita berlindung dari segala keburukan hari ini dan hari-hari berikutnya, termasuk musibah, penyakit, atau kejahatan.
Permohonan perlindungan dari kemalasan dan keburukan masa tua sangat relevan. Kemalasan adalah hambatan besar dalam beribadah dan berkarya. Keburukan masa tua bisa berarti pikun, kesepian, atau menjadi beban bagi orang lain, hal-hal yang tidak diinginkan oleh setiap Muslim. Akhirnya, perlindungan dari siksa neraka dan kubur adalah permohonan keamanan tertinggi di akhirat.
Secara keseluruhan, dzikir ini merupakan deklarasi iman, permohonan kebaikan yang menyeluruh, dan perlindungan dari segala keburukan di dunia dan akhirat, mengkondisikan hati untuk optimis dan siap menghadapi hari dengan bekal spiritual.
5. Allahumma Anta Rabbi (Sayyidul Istighfar)
Allahumma anta robbi, la ilaha illa anta, kholaqtani wa ana 'abduka, wa ana 'ala 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu. A'udzu bika min syarri ma shona'tu. Abu'u laka bi ni'matika 'alayya wa abu'u bi dzanbi, faghfirli fa innahu la yaghfirudz dzunuba illa anta.
Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada ilah (sesembahan) yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkau-lah yang menciptakan aku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjian-Mu dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa melainkan Engkau.
Penjelasan dan Faedah:
Dzikir ini dikenal sebagai Sayyidul Istighfar (Penghulu Istighfar) karena kedudukannya yang sangat agung. Ia adalah puncak permohonan ampunan yang menggabungkan pengakuan tauhid, pengakuan kehambaan, pengakuan nikmat, dan pengakuan dosa secara menyeluruh.
Dimulai dengan penegasan keesaan Allah dan pengakuan bahwa Dialah Rabb kita. Kita menyatakan bahwa Allah adalah Pencipta kita dan kita adalah hamba-Nya, sebuah pengakuan yang menumbuhkan kerendahan hati. Kemudian kita berikrar untuk setia pada perjanjian (tauhid) dan janji Allah (balasan baik bagi yang taat) semampu kita, menunjukkan komitmen terhadap agama.
Bagian inti adalah permohonan perlindungan dari keburukan perbuatan kita sendiri, serta pengakuan jujur akan nikmat Allah yang tak terhingga dan dosa-dosa kita yang tak terhitung. Puncak dari istighfar ini adalah keyakinan bahwa hanya Allah sajalah yang mampu mengampuni dosa-dosa.
Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa yang membacanya di pagi hari dengan yakin lalu meninggal sebelum petang, ia termasuk ahli surga. Demikian pula jika dibaca di petang hari dan meninggal sebelum pagi. Ini menunjukkan betapa besar keutamaan dan keberkahan Sayyidul Istighfar dalam meraih ampunan dan ridha Allah.
6. Doa Nikmat dan Ampunan
Allahumma inni ashbahtu (amsaitu) minka fi ni'matin wa 'afiyatin wa sitrin, fa atimma 'alayya ni'mataka wa 'afiyataka wa sitraka fid dunya wal akhirah.
Ya Allah, sesungguhnya aku di pagi (sore) ini berada dalam nikmat, afiat, dan tutupan (aib) dari-Mu. Maka sempurnakanlah atasku nikmat-Mu, afiat-Mu, dan tutupan (aib) dari-Mu di dunia dan akhirat. (3x)
Penjelasan dan Faedah:
Dzikir ini adalah bentuk syukur dan permohonan keberlangsungan nikmat. Kita mengakui bahwa setiap pagi (atau petang) kita bangun dengan tiga karunia besar dari Allah: nikmat (segala kebaikan yang Allah berikan), 'afiyah (kesehatan dan keselamatan dari segala bahaya), dan sitr (tutupan aib dan dosa kita dari pandangan manusia).
Pengakuan ini menumbuhkan kesadaran akan betapa banyak karunia Allah yang seringkali kita lupakan. Kemudian, kita memohon agar Allah menyempurnakan ketiga nikmat tersebut, tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat. Ini menunjukkan pandangan jauh ke depan seorang Muslim yang tidak hanya menginginkan kebaikan sesaat di dunia, tetapi juga keselamatan dan kebahagiaan abadi di akhirat.
Pengulangan tiga kali menekankan urgensi dan pentingnya permohonan ini. Dengan dzikir ini, kita diajak untuk selalu bersyukur dan menyadari bahwa setiap hari adalah karunia, serta memohon agar karunia itu terus berlanjut dan bertambah hingga ke kehidupan selanjutnya.
7. Doa Syukur dan Tauhid
Allahumma ma ashbaha (amsa) bi min ni'matin aw bi ahadin min kholqika fa minka wahdaka la syarika laka, falakal hamdu walakasy syukru.
Ya Allah, nikmat apa pun yang ada padaku atau pada salah satu makhluk-Mu di pagi (sore) ini, semuanya dari-Mu semata, tiada sekutu bagi-Mu. Maka bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu segala syukur. (1x)
Penjelasan dan Faedah:
Dzikir ini adalah pengakuan tauhid rububiyyah (keesaan Allah dalam penciptaan dan pengaturan) dan uluhiyyah (keesaan Allah dalam peribadatan). Kita menegaskan bahwa setiap nikmat, baik yang kita rasakan pribadi maupun yang dirasakan oleh seluruh makhluk, semuanya berasal dari Allah semata.
Tidak ada sekutu bagi Allah dalam memberikan nikmat. Oleh karena itu, hanya bagi-Nya lah segala pujian dan hanya kepada-Nya lah segala syukur ditujukan. Dzikir ini sangat kuat dalam menumbuhkan rasa syukur yang mendalam dan memurnikan tauhid dalam hati.
Dengan membaca ini, kita secara sadar menolak segala bentuk syirik, baik syirik kecil maupun besar, dalam hal pengakuan sumber nikmat. Ini membantu kita untuk tidak menyandarkan harapan atau terima kasih kepada selain Allah secara berlebihan, dan selalu mengembalikan segala kebaikan kepada Sang Pemberi Nikmat yang hakiki.
Rasulullah SAW bersabda, barangsiapa yang mengucapkan doa ini di pagi hari, maka ia telah menunaikan syukurnya pada hari itu. Barangsiapa yang mengucapkannya di sore hari, maka ia telah menunaikan syukurnya pada malam itu.
8. Doa Penuh Makna bagi Rasulullah SAW (HR. Muslim)
Allahumma inni ashbahtu (amsaitu) usyhiduka wa usyhidu hamalata 'arsyika wa mala'ikataka wa jami'a kholqika annaka antal lahu la ilaha illa anta wa anna Muhammadan 'abduka wa rasuluka.
Ya Allah, sesungguhnya aku di pagi (sore) ini mempersaksikan-Mu, dan aku mempersaksikan para pemikul 'Arsy-Mu, para malaikat-Mu, dan seluruh makhluk-Mu, bahwasanya Engkau adalah Allah, tiada ilah (sesembahan) yang berhak disembah kecuali Engkau, dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba-Mu dan Rasul-Mu. (4x)
Penjelasan dan Faedah:
Dzikir ini adalah deklarasi syahadat yang sangat agung dan disaksikan oleh seluruh makhluk Allah. Dengan mengucapkan ini, kita bukan hanya bersaksi di hadapan Allah, tetapi juga di hadapan para malaikat yang mulia, para pemikul Arsy, dan seluruh ciptaan-Nya. Ini adalah penegasan iman yang kuat dan terbuka.
Pengakuan "annaka antal lahu la ilaha illa anta" adalah inti dari tauhid, mengukuhkan keyakinan bahwa hanya Allah sajalah Tuhan yang berhak disembah. Sementara "wa anna Muhammadan 'abduka wa rasuluka" adalah syahadat kedua, mengakui kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad SAW. Ini adalah dua pilar keimanan dalam Islam.
Pengulangan sebanyak empat kali menunjukkan keseriusan dan keteguhan dalam bersaksi. Keutamaan dzikir ini adalah bahwa barangsiapa yang mengucapkannya empat kali di pagi atau sore hari, maka Allah akan membebaskannya dari neraka. Ini adalah motivasi besar untuk senantiasa mengucapkan dzikir ini dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
Dzikir ini juga mengandung makna bahwa kita ingin agar seluruh alam semesta, baik yang terlihat maupun tidak, menjadi saksi atas keimanan kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Ini adalah upaya untuk selalu berada dalam kesadaran akan keberadaan Allah dan hari perhitungan di mana setiap kesaksian akan dipertanggungjawabkan.
9. Membaca Tahlil, Tahmid, Takbir (Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar) - 33x
الْحَمْدُ لِلَّهِ (33x)
اللَّهُ أَكْبَرُ (33x)
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (1x penutup)
Subhanallahi wa bihamdih (33x)
Alhamdulillah (33x)
Allahu Akbar (33x)
La ilaha illallah wahdahu la syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qodir (1x)
Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya. (33x)
Segala puji bagi Allah. (33x)
Allah Maha Besar. (33x)
Tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. (1x)
Penjelasan dan Faedah:
Rangkaian dzikir ini sangat familiar, sering diamalkan setelah shalat fardhu, dan juga menjadi bagian penting dari Al-Ma'tsurat. Setiap lafazh memiliki makna yang mendalam:
- Subhanallah wa bihamdih: Mengakui kesucian Allah dari segala kekurangan dan ketidaksempurnaan, serta memuji-Nya atas segala keindahan dan kesempurnaan sifat-Nya. Ini adalah dzikir yang dicintai Allah dan memiliki pahala besar.
- Alhamdulillah: Ungkapan syukur atas segala nikmat yang tak terhingga. Dengan ini, kita mengakui bahwa setiap kebaikan datang dari Allah dan kita memuji-Nya atas karunia tersebut.
- Allahu Akbar: Mengagungkan Allah, menyatakan bahwa Dia Maha Besar dari segala sesuatu yang bisa dibayangkan. Ini menanamkan rasa takut dan hormat kepada-Nya, serta menunjukkan bahwa tidak ada kekuatan yang melebihi kekuatan-Nya.
Pengulangan 33 kali pada masing-masing dzikir, diakhiri dengan tahlil yang agung, memiliki keutamaan luar biasa. Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa yang mengamalkan dzikir ini, dosa-dosanya akan diampuni walaupun sebanyak buih di lautan. Ini adalah cara yang efektif untuk membersihkan diri dari dosa-dosa kecil yang kita lakukan sepanjang hari.
Dzikir penutup "La ilaha illallah wahdahu la syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qodir" kembali menegaskan tauhid yang murni, mengunci rangkaian dzikir dengan pengakuan keesaan, kekuasaan, dan kepemilikan mutlak Allah atas segalanya. Ini adalah penyempurna dzikir, menjadikan hati tenteram dan iman semakin kuat.
10. Tasbih Jumlah Makhluk
Subhanallahi wa bihamdihi 'adada kholqih, wa ridho nafsih, wa zinata 'arsyih, wa midada kalimatih.
Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya sebanyak bilangan makhluk-Nya, sejauh keridhaan diri-Nya, seberat timbangan 'Arsy-Nya, dan sebanyak tinta kalimat-kalimat-Nya. (3x)
Penjelasan dan Faedah:
Dzikir ini adalah bentuk tasbih (penyucian Allah) dan tahmid (pujian kepada Allah) yang superlatif, dengan jumlah yang tak terhingga dan tak terbayangkan. Kita memuji Allah bukan hanya dengan jumlah tertentu, tetapi dengan skala yang mencakup seluruh alam semesta dan keagungan Allah sendiri.
- 'Adada kholqih (sebanyak bilangan makhluk-Nya): Ini mencakup setiap makhluk yang Allah ciptakan, dari yang terkecil hingga terbesar, dari yang terlihat hingga tak terlihat. Bayangkan berapa jumlah dzikir yang setara dengan seluruh makhluk!
- Wa ridho nafsih (sejauh keridhaan diri-Nya): Ini adalah standar tertinggi dalam memuji. Bukan hanya jumlah, tetapi kualitas pujian yang sesuai dengan keridhaan Allah sendiri.
- Wa zinata 'arsyih (seberat timbangan 'Arsy-Nya): 'Arsy adalah makhluk terbesar yang Allah ciptakan. Memuji seberat timbangan 'Arsy menggambarkan keagungan pujian yang tiada batas.
- Wa midada kalimatih (sebanyak tinta kalimat-kalimat-Nya): Kalimat-kalimat Allah itu tak akan habis walaupun lautan dijadikan tintanya. Memuji sebanyak tinta kalimat-Nya menunjukkan keluasan dan keabadian pujian tersebut.
Rasulullah SAW mengajarkan dzikir ini kepada Juwairiyah RA ketika beliau melihatnya berdzikir dalam waktu yang lama. Nabi SAW bersabda, empat kalimat ini jika ditimbang dengan dzikirnya Juwairiyah dari pagi hingga siang, niscaya akan lebih berat. Ini menunjukkan betapa dahsyatnya pahala dari dzikir yang ringkas namun memiliki makna yang luar biasa besar ini. Dengan mengucapkannya, kita seolah telah berdzikir dalam jumlah yang tak terhingga.
11. Doa Keselamatan Diri dan Keluarga (Pagi & Petang)
Allahumma inni as'alukal 'afiyah fid dunya wal akhirah. Allahumma inni as'alukal 'afwa wal 'afiyah fi dini wa dunyaya wa ahli wa mali. Allahummastur 'aurotii wa amin row'ati. Allahummahfazhni min baini yadayya wa min kholfi wa 'an yamini wa 'an syimali wa min fauqi, wa a'udzu bi 'azhomatika an ughtala min tahti.
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ampunan dan keselamatan dalam agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku. Ya Allah, tutuplah auratku (aib-aibku) dan tenteramkanlah aku dari ketakutanku. Ya Allah, jagalah aku dari arah depanku, belakangku, kananku, kiriku, dan atasku, dan aku berlindung dengan keagungan-Mu agar aku tidak diserang (ditenggelamkan/dibinasakan) dari bawahku. (1x)
Penjelasan dan Faedah:
Dzikir ini adalah doa perlindungan yang sangat komprehensif, mencakup segala aspek kehidupan seorang Muslim. Dimulai dengan permohonan 'afiyah (keselamatan, kesehatan, kesejahteraan) di dunia dan akhirat. Ini menunjukkan bahwa seorang Muslim menginginkan kebaikan di kedua alam tersebut.
Kemudian, permohonan 'afiyah (keselamatan) dan 'afwu (ampunan) diperluas ke semua lingkup penting: agama (agar teguh dalam Islam), dunia (agar sejahtera), keluarga (agar terlindungi), dan harta (agar diberkahi). Ini adalah refleksi dari doa yang sempurna, "Rabbana atina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah..."
Permohonan "tutuplah auratku (aib-aibku) dan tenteramkanlah aku dari ketakutanku" menunjukkan kerendahan hati untuk tidak dipermalukan di hadapan manusia dan Allah, serta memohon ketenangan batin dari rasa khawatir dan takut. Bagian ini sangat penting untuk menjaga kehormatan dan kedamaian jiwa.
Puncak perlindungan dalam doa ini adalah permohonan penjagaan dari segala arah: depan (musuh yang akan datang), belakang (bahaya yang datang dari masa lalu), kanan (gangguan dari sisi kanan), kiri (gangguan dari sisi kiri), dan atas (bencana dari langit). Dan yang paling spesifik, berlindung dengan keagungan Allah agar tidak diserang (dibinasakan) dari bawah, seperti ditenggelamkan bumi, atau bahaya tak terduga lainnya.
Dzikir ini menumbuhkan rasa tawakal yang mendalam kepada Allah sebagai satu-satunya Pelindung yang sempurna, dan memberikan ketenangan bahwa kita berada dalam penjagaan-Nya yang Maha Kuat.
12. Doa Penguasaan Hari (Pagi & Petang)
Allahumma 'alimal ghoibi wasy syahadah, fathiras samawati wal ardhi, robba kulli syai'in wa malikahu. Asyhadu an la ilaha illa anta. A'udzu bika min syarri nafsi, wa min syarrisy syaithoni wa syirkih, wa an aqtarifa 'ala nafsi suu'an aw ajurrohu ila muslimin.
Ya Allah, Yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang tampak, Pencipta langit dan bumi, Tuhan dan Pemilik segala sesuatu. Aku bersaksi bahwa tiada ilah (sesembahan) yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku sendiri, dari kejahatan syaitan dan kesyirikannya, dan (aku berlindung kepada-Mu) dari perbuatan buruk yang kuperbuat atas diriku atau aku menyeretnya kepada seorang muslim. (1x)
Penjelasan dan Faedah:
Dzikir ini adalah permohonan perlindungan dari segala sumber kejahatan, baik yang berasal dari diri sendiri, syaitan, maupun akibat perbuatan kita terhadap orang lain. Dimulai dengan pengagungan Allah melalui sifat-sifat-Nya yang mulia:
- 'Alimal ghoibi wasy syahadah: Mengetahui segala yang tersembunyi (gaib) dan yang terlihat (nyata), menunjukkan ilmu Allah yang tak terbatas.
- Fathiras samawati wal ardhi: Pencipta langit dan bumi, menunjukkan kekuasaan Allah yang mutlak.
- Robba kulli syai'in wa malikahu: Tuhan dan Pemilik segala sesuatu, menegaskan bahwa tidak ada satu pun yang luput dari kekuasaan dan kepemilikan-Nya.
Setelah pengagungan ini, kita kembali mengikrarkan syahadat tauhid, menguatkan keyakinan inti. Kemudian, permohonan perlindungan dimulai dengan "kejahatan diriku sendiri". Ini sangat penting karena seringkali nafsu dan ego kita menjadi sumber utama dosa dan kesalahan. Mengakui potensi keburukan dalam diri adalah langkah awal untuk mengendalikannya.
Dilanjutkan dengan perlindungan dari "kejahatan syaitan dan kesyirikannya". Syaitan selalu berusaha menyesatkan manusia kepada syirik, maka kita berlindung dari godaan terbesar ini. Terakhir, kita memohon perlindungan dari berbuat keburukan pada diri sendiri (dosa) atau menyeret keburukan itu kepada Muslim lainnya, menunjukkan kesadaran akan dampak sosial dari perbuatan kita.
Dzikir ini menumbuhkan muhasabah (introspeksi) diri, kesadaran akan godaan syaitan, dan kepedulian terhadap sesama Muslim. Ini adalah doa yang sangat berharga untuk menjaga integritas spiritual dan moral kita sehari-hari.
13. Doa Perlindungan dari Kemalasan dan Ketakutan (Pagi & Petang)
Ya Hayyu Ya Qoyyum, bi rohmatika astaghisu, ashlih li sya'ni kullahu, wa la takilni ila nafsi thorfata 'ainin.
Wahai Dzat Yang Maha Hidup, wahai Dzat Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan. Perbaikilah segala urusanku dan janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku sendiri walau sekejap mata. (1x)
Penjelasan dan Faedah:
Dzikir ini adalah permohonan pertolongan yang mendalam, menunjukkan ketergantungan penuh seorang hamba kepada Allah. Dimulai dengan menyebut dua nama Allah yang agung:
- Al-Hayyu (Maha Hidup): Menunjukkan bahwa Allah memiliki kehidupan yang sempurna, tidak didahului ketiadaan dan tidak akan diakhiri kematian. Dia adalah sumber kehidupan.
- Al-Qoyyum (Yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya): Menunjukkan bahwa Allah terus-menerus mengurus, memelihara, dan mengatur segala urusan makhluk-Nya tanpa henti.
Dengan memanggil kedua nama ini, kita mengakui bahwa hanya Allah yang memiliki kekuatan mutlak untuk menghidupkan dan mengatur segala sesuatu. Kemudian, kita memohon pertolongan "dengan rahmat-Mu", menunjukkan bahwa kita berharap pertolongan itu datang dari kebaikan dan kasih sayang Allah, bukan karena kelayakan kita.
"Perbaikilah segala urusanku" adalah permohonan menyeluruh agar Allah membereskan dan memperbaiki semua aspek kehidupan kita, baik urusan dunia maupun agama. Ini mencakup pekerjaan, keluarga, kesehatan, ibadah, dan lain-lain. Kita mengakui bahwa tanpa pertolongan-Nya, segala urusan bisa kacau.
Puncak dari dzikir ini adalah "janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku sendiri walau sekejap mata." Ini adalah pengakuan akan kelemahan diri yang hakiki dan potensi kesalahan yang tak terbatas jika kita dibiarkan bergantung pada diri sendiri. Walaupun hanya sekejap mata, manusia bisa terjerumus dalam dosa atau kesalahan fatal jika tidak dalam penjagaan Allah. Doa ini menumbuhkan rasa tawakal yang luar biasa dan kesadaran akan ketergantungan kita kepada Allah.
14. Doa Kebaikan dan Perlindungan untuk Hari Ini
Ashbahna (amsaina) 'ala fitratil Islam, wa 'ala kalimatil ikhlash, wa 'ala dini nabiyyina Muhammadin shollallahu 'alaihi wa sallam, wa 'ala millati abina Ibrahima hanifan musliman wa ma kana minal musyrikin.
Kami berpagi (bersore) hari di atas fitrah Islam, di atas kalimat keikhlasan (kalimat tauhid), di atas agama Nabi kami Muhammad SAW, dan di atas agama bapak kami Ibrahim yang hanif lagi berserah diri, dan beliau bukan termasuk orang-orang musyrik. (1x)
Penjelasan dan Faedah:
Dzikir ini adalah deklarasi identitas spiritual seorang Muslim di awal (atau akhir) harinya. Kita menegaskan kembali fondasi keimanan kita, yaitu:
- Fitrah Islam: Mengakui bahwa Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, yaitu kecenderungan alami untuk mengakui keesaan Tuhan.
- Kalimat keikhlasan (tauhid): Menegaskan keyakinan pada kalimat "La ilaha illallah" yang memurnikan ibadah hanya untuk Allah.
- Agama Nabi Muhammad SAW: Menyatakan diri mengikuti ajaran Nabi terakhir yang sempurna dan menyeluruh.
- Millah Nabi Ibrahim: Mengaitkan diri dengan ajaran Nabi Ibrahim AS, yang merupakan bapak para nabi, yang hanif (lurus, cenderung kepada kebenaran) dan Muslim (berserah diri kepada Allah), serta bukanlah orang musyrik. Ini menunjukkan kesinambungan risalah kenabian dari Nabi Ibrahim hingga Nabi Muhammad SAW, semuanya di atas ajaran tauhid.
Dengan dzikir ini, kita secara sadar memperbaharui komitmen kita terhadap ajaran Islam yang murni, menolak segala bentuk syirik dan kekufuran. Ini adalah pengingat harian akan identitas dan tujuan hidup kita sebagai Muslim. Ia menguatkan hati dalam menghadapi berbagai paham dan ideologi yang bertentangan dengan Islam, menjadikan kita teguh di atas jalan kebenaran.
15. Doa Perlindungan dari Syirik (Pagi & Petang)
Allahumma inni a'udzu bika an usyrika bika syai'an wa ana a'lam, wa astaghfiruka lima la a'lam.
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari mempersekutukan-Mu dengan sesuatu yang aku ketahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu atas apa yang tidak aku ketahui. (1x)
Penjelasan dan Faedah:
Dzikir ini adalah permohonan perlindungan dari syirik, dosa terbesar dalam Islam, baik syirik yang disadari maupun yang tidak disadari (syirik khafi).
Bagian pertama, "aku berlindung kepada-Mu dari mempersekutukan-Mu dengan sesuatu yang aku ketahui", adalah permohonan perlindungan dari syirik akbar (besar) yang dilakukan dengan sadar, seperti menyembah berhala, meminta kepada selain Allah, atau meyakini ada kekuatan lain selain Allah yang setara dengan-Nya. Ini menunjukkan keseriusan kita dalam menjaga kemurnian tauhid.
Bagian kedua, "dan aku memohon ampun kepada-Mu atas apa yang tidak aku ketahui", adalah permohonan ampunan dari syirik ashghar (kecil) atau syirik khafi (tersembunyi) yang bisa jadi tidak kita sadari, seperti riya' (pamer ibadah), sum'ah (ingin didengar orang lain), atau bersumpah atas nama selain Allah. Syirik kecil ini bisa menyelinap ke dalam hati tanpa kita sadari, merusak pahala amal kebaikan.
Dzikir ini menumbuhkan kesadaran akan bahaya syirik dalam segala bentuknya dan mendorong kita untuk senantiasa berhati-hati dalam setiap niat dan perbuatan. Ini adalah doa yang sangat penting untuk menjaga keikhlasan amal dan kemurnian aqidah, memohon ampunan Allah atas segala kekhilafan, baik yang tampak maupun tersembunyi.
16. Doa Ridha kepada Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai Agama, dan Muhammad sebagai Nabi
Radhitu billahi Rabba, wa bil Islami dina, wa bi Muhammadin shallallahu 'alaihi wa sallama nabiyyan wa rasula.
Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasulku. (3x)
Penjelasan dan Faedah:
Dzikir ini adalah deklarasi kerelaan dan kepuasan seorang Muslim terhadap tiga pilar utama keimanannya. Ini bukan sekadar ucapan, tetapi manifestasi dari penerimaan sepenuh hati terhadap pilihan Allah untuk kita.
- Radhitu billahi Rabba: Aku rela Allah sebagai Tuhanku. Ini berarti kita menerima Allah sebagai Pencipta, Pemilik, Pengatur segala sesuatu, dan satu-satunya yang berhak disembah. Kita pasrah dan tawakal kepada segala ketetapan-Nya.
- Wa bil Islami dina: Aku rela Islam sebagai agamaku. Ini adalah penerimaan terhadap seluruh syariat, hukum, dan nilai-nilai Islam sebagai pedoman hidup yang paling benar dan sempurna. Kita merasa puas dengan Islam dan tidak mencari agama lain.
- Wa bi Muhammadin shallallahu 'alaihi wa sallama nabiyyan wa rasula: Aku rela Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasulku. Ini adalah pengakuan atas kenabian beliau, dan penerimaan atas sunnah beliau sebagai pedoman praktis dalam menjalankan Islam. Kita mencintai beliau dan mengikuti ajarannya.
Rasulullah SAW bersabda, siapa yang mengucapkan doa ini tiga kali di pagi atau sore hari, wajib bagi Allah untuk meridhainya. Ini adalah keutamaan yang luar biasa, menunjukkan bahwa dengan deklarasi kerelaan ini, kita akan mendapatkan keridhaan Allah. Dzikir ini mengukuhkan identitas Muslim kita, memberikan ketenangan batin, dan motivasi untuk senantiasa taat.
17. Doa Perlindungan dari Kejahatan Makhluk
Bismillahi ladzi la yadhurru ma'asmihi syai'un fil ardhi wa la fis sama'i wa huwas Sami'ul 'Alim.
Dengan menyebut nama Allah, yang dengan nama-Nya tidak akan ada yang bisa memberi mudharat (bahaya) di bumi maupun di langit. Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (3x)
Penjelasan dan Faedah:
Dzikir ini adalah doa perlindungan yang sangat kuat, menanamkan keyakinan bahwa nama Allah memiliki kekuatan yang tak tertandingi untuk melindungi dari segala bahaya. Dengan menyebut nama-Nya, kita menempatkan diri di bawah perlindungan-Nya yang mutlak.
"Yang dengan nama-Nya tidak akan ada yang bisa memberi mudharat di bumi maupun di langit" menegaskan bahwa tidak ada kekuatan, musibah, penyakit, atau kejahatan, baik yang berasal dari bumi maupun dari langit, yang dapat menimpa kita jika Allah tidak menghendakinya dan jika kita berlindung dengan nama-Nya. Ini adalah pengakuan akan kekuasaan Allah yang meliputi segala sesuatu.
Di akhir dzikir, disebut dua sifat Allah: "As-Sami' (Maha Mendengar)" yang berarti Dia mendengar setiap permohonan dan bisikan, dan "Al-'Alim (Maha Mengetahui)" yang berarti Dia mengetahui segala yang tersembunyi dan terang-terangan. Ini memberikan keyakinan bahwa doa kita didengar dan diketahui oleh Allah, dan Dia Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita.
Rasulullah SAW bersabda, siapa yang mengucapkan doa ini tiga kali di pagi atau sore hari, tidak ada sesuatu pun yang akan membahayakannya. Ini adalah jaminan perlindungan dari Allah bagi orang yang mengucapkannya dengan penuh keimanan dan keyakinan, menjauhkan dari bahaya racun, sihir, gigitan binatang, atau musibah lainnya.
18. Doa Pagi dan Petang untuk Keberkahan Usia
Ashbahna (Amsaina) wa ashbahal (amsal) mulku lillahi Rabbil 'alamin. Allahumma inni as'aluka khoira hadzal yaumi (hadzihil lailah) fat-hahu wa nashrohu wa nurahu wa barakatahu wa hudahu. Wa a'udzu bika min syarri ma fihi wa syarri ma ba'dahu.
Kami berpagi (bersore) hari dan kekuasaan adalah milik Allah, Tuhan semesta alam. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan hari ini (malam ini), pembukaannya, pertolongannya, cahayanya, berkahnya, dan petunjuknya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang ada padanya dan keburukan sesudahnya. (1x)
Penjelasan dan Faedah:
Dzikir ini adalah permohonan spesifik untuk keberkahan dan kebaikan sepanjang hari (atau malam). Dimulai dengan pengakuan bahwa seluruh kekuasaan adalah milik Allah, Tuhan semesta alam, yang menumbuhkan rasa rendah hati dan tawakal.
Kemudian, kita memohon "kebaikan hari ini (atau malam ini)" yang diperinci menjadi beberapa aspek penting:
- Fat-hahu (pembukaannya): Memohon kemudahan dalam memulai segala urusan dan membuka pintu-pintu kebaikan.
- Nashrohu (pertolongannya): Memohon pertolongan Allah agar dimudahkan dalam menghadapi tantangan dan meraih tujuan.
- Nurahu (cahayanya): Memohon agar hari itu diterangi dengan hidayah, ilmu, dan kejelasan, menjauhkan dari kebingungan dan kegelapan.
- Barakatahu (berkahnya): Memohon agar segala aktivitas dan rezeki di hari itu diberkahi, sehingga sedikit terasa banyak dan manfaatnya meluas.
- Hudahu (petunjuknya): Memohon agar senantiasa dibimbing di jalan yang benar, dijauhkan dari kesesatan dan kesalahan.
Seiring dengan permohonan kebaikan, kita juga berlindung dari keburukan yang ada pada hari itu dan keburukan yang akan datang setelahnya. Ini adalah doa yang sangat menyeluruh untuk menjalani hari dengan optimisme, keberkahan, dan perlindungan dari Allah. Dzikir ini membentuk mindset positif dan proaktif bagi seorang Muslim, menjadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk beribadah dan meraih ridha-Nya.
19. Membaca Shalawat Nabi
Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad, kama shallaita 'ala sayyidina Ibrahim wa 'ala ali sayyidina Ibrahim fil 'alamin. Innaka Hamidum Majid. Wa barik 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad, kama barakta 'ala sayyidina Ibrahim wa 'ala ali sayyidina Ibrahim fil 'alamin. Innaka Hamidum Majid.
Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim di seluruh alam. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung. Dan berikanlah keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarga junjungan kami Nabi Ibrahim di seluruh alam. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung. (10x)
Penjelasan dan Faedah:
Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW adalah amalan yang sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan besar. Shalawat ini, yang dikenal sebagai Shalawat Ibrahimiyyah, adalah shalawat paling sempurna yang juga dibaca dalam shalat.
Dengan bershalawat, kita memohon kepada Allah agar melimpahkan rahmat (kasih sayang, keberkahan, ampunan) dan keberkahan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya, sebagaimana yang telah Allah berikan kepada Nabi Ibrahim AS dan keluarganya. Ini adalah pengakuan atas kedudukan agung Nabi Muhammad SAW.
Keutamaan bershalawat sangat banyak, di antaranya:
- Allah akan bershalawat kepada kita sepuluh kali lipat.
- Dosa-dosa akan diampuni.
- Derajat akan diangkat.
- Doa akan lebih mudah dikabulkan.
- Mendapatkan syafaat Nabi di hari kiamat.
Pengulangan sebanyak sepuluh kali menunjukkan kecintaan dan penghormatan kita kepada Nabi Muhammad SAW, serta keinginan untuk senantiasa terhubung dengan beliau melalui doa. Ini juga merupakan bentuk syukur atas risalah yang beliau bawa untuk seluruh umat manusia. Dengan bershalawat, hati menjadi tenang, dan kita merasa lebih dekat dengan Allah dan Rasul-Nya.
20. Dzikir Istighfar harian
Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu an la ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaika.
Maha Suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu, aku bersaksi bahwa tiada ilah (sesembahan) yang berhak disembah kecuali Engkau, aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu. (1x)
Penjelasan dan Faedah:
Dzikir ini adalah doa kaffaratul majlis (penghapus dosa majelis) yang juga sangat baik diamalkan di akhir dzikir pagi dan petang. Ia menggabungkan tasbih, tahmid, syahadat, istighfar, dan taubat.
Dengan mengucapkan "Subhanakallahumma wa bihamdika", kita menyucikan Allah dari segala kekurangan dan memuji-Nya. Ini adalah pengakuan akan kesempurnaan-Nya.
"Asyhadu an la ilaha illa anta" adalah penegasan syahadat tauhid, mengukuhkan keyakinan akan keesaan Allah sebagai Tuhan.
Bagian terakhir, "Astaghfiruka wa atubu ilaika", adalah permohonan ampun dan taubat kepada Allah. Ini adalah pengakuan akan kelemahan diri sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan dan dosa. Kita memohon ampunan atas segala kekurangan selama berdzikir atau aktivitas sehari-hari, dan bertaubat dengan sungguh-sungguh.
Dzikir ini berfungsi sebagai penutup yang sempurna, membersihkan diri dari segala kekhilafan yang mungkin terjadi, dan mengakhiri rangkaian dzikir dengan memohon ampunan Allah. Ia memberikan ketenangan bahwa meskipun kita tidak sempurna, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penerima Taubat.
Keutamaan Mengamalkan Al-Ma'tsurat Secara Konsisten
Amalan Al-Ma'tsurat bukan sekadar rutinitas lisan, melainkan sebuah latihan spiritual yang membentuk karakter dan memperkuat hubungan seorang Muslim dengan Allah SWT. Konsistensi dalam mengamalkannya membawa berbagai keutamaan yang tidak hanya dirasakan di dunia, tetapi juga di akhirat:
- Perlindungan Menyeluruh: Setiap dzikir dan doa dalam Al-Ma'tsurat memiliki fungsi perlindungan dari berbagai bahaya, baik fisik maupun spiritual. Mulai dari perlindungan dari syaitan, sihir, kejahatan manusia, hingga musibah. Dengan rutin mengamalkannya, seolah kita membangun benteng yang kokoh di sekeliling diri kita.
- Ketenangan dan Kedamaian Hati: Mengingat Allah adalah sumber ketenangan yang hakiki. Di tengah tekanan hidup, dzikir pagi dan petang menjadi jangkar yang menenangkan hati, menjauhkan dari kegelisahan, stres, dan kekhawatiran yang berlebihan.
- Peningkatan Rezeki dan Keberkahan Hidup: Dengan bersyukur dan mengingat Allah, Dia menjanjikan akan menambah nikmat-Nya. Dzikir Al-Ma'tsurat yang berisi pujian dan permohonan kebaikan secara tidak langsung membuka pintu-pintu rezeki dan keberkahan dalam segala aspek kehidupan.
- Penghapus Dosa dan Pengangkat Derajat: Banyak dzikir dalam Al-Ma'tsurat yang berisi istighfar dan permohonan ampunan. Amalan ini menjadi sebab diampuninya dosa-dosa kecil, dan mengangkat derajat seorang hamba di sisi Allah.
- Membentuk Disiplin Spiritual: Konsistensi dalam mengamalkan dzikir ini melatih disiplin diri dan komitmen terhadap ibadah. Ini membantu kita untuk senantiasa terhubung dengan Allah di tengah kesibukan duniawi.
- Menguatkan Akidah dan Tauhid: Pengulangan lafazh-lafazh tauhid, pengakuan keesaan Allah, dan penolakan syirik dalam Al-Ma'tsurat secara terus-menerus memperkuat keyakinan dasar seorang Muslim.
- Mengikuti Sunnah Nabi SAW: Seluruh isi Al-Ma'tsurat bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. Dengan mengamalkannya, kita menghidupkan dan melestarikan ajaran Nabi, serta meraih cinta dan syafaat beliau.
- Pencerahan Hati dan Pikiran: Memahami makna dzikir yang diucapkan akan memberikan pencerahan, kebijaksanaan, dan pandangan hidup yang lebih positif dan sesuai dengan ajaran Islam.
- Persiapan Menuju Akhirat: Mengakhiri dan mengawali hari dengan dzikir adalah bekal terbaik untuk menghadapi kematian. Jika ajal menjemput saat kita sedang berdzikir, insya Allah husnul khatimah menanti.
Intinya, Al-Ma'tsurat bukan hanya sekadar amalan tambahan, melainkan sebuah kebutuhan spiritual esensial yang membawa dampak transformatif bagi individu yang mengamalkannya dengan penuh keikhlasan dan pemahaman.
Tips Agar Konsisten Mengamalkan Al-Ma'tsurat
Konsistensi adalah kunci dalam setiap amalan ibadah. Berikut beberapa tips untuk membantu Anda istiqamah dalam mengamalkan Al-Ma'tsurat:
- Niat yang Kuat dan Ikhlas: Mulailah dengan niat yang tulus karena Allah, semata-mata mencari ridha-Nya dan mengikuti sunnah Nabi SAW. Niat yang benar akan menjadi pendorong utama di saat rasa malas melanda.
- Pahami Maknanya: Jangan hanya sekadar membaca. Luangkan waktu untuk memahami terjemahan dan tafsir singkat dari setiap dzikir. Dengan memahami, hati akan lebih tersentuh, khusyuk, dan termotivasi untuk mengamalkan.
- Pilih Waktu yang Tepat: Tetapkan waktu spesifik setiap pagi dan petang. Misalnya, setelah Subuh dan setelah Ashar. Jadikan ini sebagai prioritas dan disiplinkan diri. Jika terlalu padat, luangkan waktu sebentar sebelum aktivitas dimulai.
- Mulai dari Versi Sughra (Kecil): Jika Anda merasa versi Kubra terlalu panjang, mulailah dengan versi Sughra yang lebih ringkas. Setelah terbiasa dan merasa nyaman, barulah secara bertahap pindah ke versi Kubra atau tambahkan dzikir lain.
- Gunakan Mushaf/Buku Al-Ma'tsurat: Memiliki buku fisik atau aplikasi di ponsel yang berisi teks Al-Ma'tsurat dapat sangat membantu agar tidak terlewat atau lupa urutan dzikirnya.
- Lingkungan yang Mendukung: Ajak keluarga atau teman untuk mengamalkannya bersama. Memiliki "partner" spiritual bisa saling memotivasi dan mengingatkan.
- Berdoa untuk Keistiqamahan: Jangan lupa untuk selalu memohon kepada Allah agar diberikan kekuatan dan keistiqamahan dalam beribadah. Ingatlah doa Nabi, "Ya Muqollibal Qulub, tsabbit qolbi 'ala dinik" (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu).
- Mulai dengan Sedikit, Lalu Tambah: Lebih baik sedikit tapi rutin daripada banyak tapi putus di tengah jalan. Mulailah dengan komitmen yang realistis, lalu tingkatkan secara bertahap.
- Visualisasi Manfaat: Ingatlah keutamaan dan manfaat yang akan Anda peroleh dari dzikir ini. Visualisasikan perlindungan, ketenangan, dan keberkahan yang Allah janjikan.
- Jangan Putus Asa: Jika suatu hari terlewat, jangan menyerah. Langsung lanjutkan di waktu berikutnya. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk memulai kembali dan memperbaiki diri.
Konsistensi dalam mengamalkan Al-Ma'tsurat adalah investasi spiritual yang sangat berharga. Ia akan menjadi cahaya penerang dalam hidup, pelindung dari kegelapan, dan bekal berharga di hadapan Allah SWT.
Semoga artikel ini bermanfaat dan memotivasi kita semua untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui amalan dzikir dan doa Al-Ma'tsurat.