Bahasa Arab, sebagai salah satu bahasa tertua dan paling kaya di dunia, memiliki struktur tata bahasa yang sangat sistematis dan teratur. Salah satu pilar utamanya adalah konsep Al-Fi'il (الفعل), yang artinya kata kerja. Memahami Al-Fi'il bukan hanya sekadar mengetahui arti harfiahnya, tetapi juga menyelami seluk-beluk konjugasi, bentuk, dan fungsinya dalam membentuk kalimat yang bermakna. Artikel ini akan membawa Anda dalam perjalanan mendalam untuk memahami Al-Fi'il artinya apa, jenis-jenisnya, konjugasinya, hingga bentuk-bentuknya yang kompleks, dengan tujuan agar Anda dapat menguasai penggunaannya dalam Bahasa Arab.
Dalam Bahasa Arab, setiap kata terbagi menjadi tiga kategori utama: Isim (الاسم - kata benda/sifat), Fi'il (الفعل - kata kerja), dan Harf (الحرف - partikel/kata tugas). Dari ketiga kategori ini, Fi'il memegang peran krusial karena ia yang membawa makna tindakan atau kejadian, serta menunjukkan waktu terjadinya tindakan tersebut. Tanpa pemahaman yang kuat tentang Fi'il, kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, atau berbicara Bahasa Arab akan sangat terbatas. Mari kita mulai petualangan kita dalam memahami makna dan kegunaan Al-Fi'il secara komprehensif.
Secara harfiah, Al-Fi'il (الفعل) artinya "perbuatan", "tindakan", atau "kata kerja". Dalam konteks tata bahasa Arab (nahwu), Al-Fi'il didefinisikan sebagai kata yang menunjukkan suatu kejadian atau perbuatan yang terikat dengan waktu tertentu. Inilah perbedaan mendasar antara Fi'il dengan Isim (kata benda/sifat) yang tidak terikat waktu, atau Harf (partikel) yang tidak memiliki makna mandiri.
Untuk membedakan sebuah kata itu Fi'il atau bukan, ada beberapa tanda atau ciri khas yang melekat pada Fi'il. Mengenali ciri-ciri ini adalah langkah pertama yang sangat penting dalam analisis tata bahasa Arab.
Ciri-ciri utama Fi'il adalah:
Memahami bahwa Fi'il selalu terikat dengan waktu adalah kunci. Ini berarti setiap Fi'il akan secara inheren membawa informasi tentang kapan tindakan itu terjadi. Ini adalah konsep yang jauh lebih terintegrasi dalam kata itu sendiri dibandingkan dengan banyak bahasa lain yang mungkin memerlukan kata bantu waktu terpisah. Misalnya, dalam bahasa Inggris, kita membutuhkan "he writes" (present) dan "he wrote" (past), sedangkan dalam Bahasa Arab, bentuk kata itu sendiri sudah berubah: يَكْتُبُ untuk present dan كَتَبَ untuk past.
Berdasarkan waktu terjadinya perbuatan, Fi'il terbagi menjadi tiga jenis utama. Ketiga jenis ini adalah dasar dari semua konjugasi dan penggunaan Fi'il dalam Bahasa Arab, dan merupakan fondasi untuk memahami seluruh sistem verbal.
Fi'il Madhi artinya kata kerja yang menunjukkan perbuatan atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau (past tense). Ini adalah bentuk dasar dari sebagian besar kata kerja Arab, dan sering kali menjadi rujukan utama dalam kamus. Ketika Anda mencari makna sebuah kata kerja di kamus Bahasa Arab, Anda biasanya akan menemukan bentuk Fi'il Madhi-nya.
Fi'il Madhi adalah bentuk yang paling stabil (mabni) di antara jenis Fi'il lainnya, artinya harakat akhirnya cenderung tidak berubah kecuali dalam beberapa kasus tertentu yang berkaitan dengan sambungan dhamir (kata ganti).
Ciri-ciri Fi'il Madhi:
Contoh Fi'il Madhi dalam Kalimat:
Konjugasi Fi'il Madhi akan dibahas lebih lanjut di bagian konjugasi, namun penting untuk diingat bahwa setiap bentuk Fi'il Madhi sudah membawa informasi tentang siapa pelakunya dan kapan perbuatan itu terjadi. Ini menunjukkan efisiensi dan kepadatan makna dalam Bahasa Arab.
Fi'il Mudhari' artinya kata kerja yang menunjukkan perbuatan atau kejadian yang sedang terjadi pada masa kini (present tense) atau akan terjadi pada masa depan (future tense). Ini adalah bentuk fi'il yang paling sering berubah-ubah (mu'rab) dan bisa menjadi marfu' (rafa'), manshub (nashab), atau majzum (jazm) tergantung faktor yang memasukinya.
Ciri-ciri Fi'il Mudhari':
Contoh Fi'il Mudhari' dalam Kalimat:
Bentuk Fi'il Mudhari' sangat fleksibel dan sering digunakan dalam percakapan sehari-hari maupun teks formal, menjadikannya salah satu pilar utama dalam komunikasi Bahasa Arab.
Fi'il Amr artinya kata kerja yang menunjukkan suatu perintah atau permintaan untuk melakukan sesuatu. Fi'il Amr hanya ditujukan kepada lawan bicara (mukhatab) dan selalu dalam keadaan mabni (tetap).
Pembentukan Fi'il Amr secara umum berasal dari Fi'il Mudhari' dengan beberapa langkah modifikasi, yaitu: (1) Membuang huruf mudhara'ah. (2) Menentukan harakat huruf pertama setelah huruf mudhara'ah. Jika sukun, maka ditambahkan alif washal (ألف الوصل) di awalnya, dengan harakat dhommah jika 'ain fi'il mudhari'nya dhommah, dan kasrah jika 'ain fi'il mudhari'nya fathah atau kasrah. (3) Menjazmkan Fi'il tersebut (menjadi mabni sukun, membuang nun pada af'alul khomsah, atau membuang huruf illat).
Ciri-ciri Fi'il Amr:
Contoh Fi'il Amr:
Penguasaan Fi'il Amr penting untuk perintah langsung, nasihat, dan doa dalam Bahasa Arab. Kesalahan dalam bentuk Amr dapat mengubah makna atau bahkan membuatnya tidak dapat dimengerti.
Konjugasi, atau dalam Bahasa Arab disebut At-Tasrif (التصريف), adalah proses perubahan bentuk Fi'il berdasarkan subjek (dhamir), jenis kelamin (mudzakkar/mu'annats), dan jumlah (mufrad/mutsanna/jama'). Ini adalah aspek yang paling mendasar dan penting dalam menguasai Fi'il.
Setiap Fi'il akan memiliki 14 bentuk konjugasi yang berbeda untuk setiap jenis Fi'il (Madhi, Mudhari', Amr), sesuai dengan 14 dhamir (kata ganti) dalam Bahasa Arab. Dhamir-dhamir tersebut adalah:
Mari kita lihat konjugasinya untuk contoh Fi'il dasar كَتَبَ (kataba - menulis), yang merupakan Fi'il shahih salim.
Fi'il Madhi biasanya mabni pada fathah, kecuali jika bersambung dengan wawu jama' (mabni dhommah) atau dhamir rafa' mutaharrik (mabni sukun). Perubahan ini disebut mabni 'ala ad-dhamm (mabni atas dhommah) atau mabni 'ala as-sukun (mabni atas sukun). Pemahaman ini sangat penting untuk ketepatan harakat.
Tabel Tasrif Fi'il Madhi (contoh: كَتَبَ - menulis):
| Dhamir (Kata Ganti) | Bentuk Fi'il Madhi | Arti |
|---|---|---|
| هُوَ (huwa) | كَتَبَ (kataba) | Dia (lk. tunggal) telah menulis |
| هُمَا (huma) | كَتَبَا (katabā) | Mereka (lk. dua) telah menulis |
| هُمْ (hum) | كَتَبُوا (katabū) | Mereka (lk. banyak) telah menulis |
| هِيَ (hiya) | كَتَبَتْ (katabat) | Dia (pr. tunggal) telah menulis |
| هُمَا (huma) | كَتَبَتَا (katabatā) | Mereka (pr. dua) telah menulis |
| هُنَّ (hunna) | كَتَبْنَ (katabna) | Mereka (pr. banyak) telah menulis |
| أَنْتَ (anta) | كَتَبْتَ (katabta) | Kamu (lk. tunggal) telah menulis |
| أَنْتُمَا (antuma) | كَتَبْتُمَا (katabtumā) | Kalian (lk/pr. dua) telah menulis |
| أَنْتُمْ (antum) | كَتَبْتُمْ (katabtum) | Kalian (lk. banyak) telah menulis |
| أَنْتِ (anti) | كَتَبْتِ (katabti) | Kamu (pr. tunggal) telah menulis |
| أَنْتُمَا (antuma) | كَتَبْتُمَا (katabtumā) | Kalian (lk/pr. dua) telah menulis |
| أَنْتُنَّ (antunna) | كَتَبْتُنَّ (katabtunna) | Kalian (pr. banyak) telah menulis |
| أَنَا (ana) | كَتَبْتُ (katabtu) | Saya telah menulis |
| نَحْنُ (nahnu) | كَتَبْنَا (katabnā) | Kami/Kita telah menulis |
Perhatikan bahwa bentuk untuk هُمَا (laki-laki dua) adalah كَتَبَا, sedangkan untuk هُمَا (perempuan dua) adalah كَتَبَتَا. Perbedaan ini terletak pada ت (ta') ta'nits yang ditambahkan untuk perempuan.
Fi'il Mudhari' secara asal adalah marfu' (berakhiran dhommah atau nun pada af'alul khomsah). Kelompok af'alul khomsah (الأفعال الخمسة - lima kata kerja) adalah bentuk-bentuk Fi'il Mudhari' yang diakhiri dengan nun, yaitu:
Tabel Tasrif Fi'il Mudhari' Marfu' (contoh: يَكْتُبُ - sedang/akan menulis):
| Dhamir (Kata Ganti) | Bentuk Fi'il Mudhari' | Arti |
|---|---|---|
| هُوَ (huwa) | يَكْتُبُ (yaktubu) | Dia (lk. tunggal) sedang/akan menulis |
| هُمَا (huma) | يَكْتُبَانِ (yaktubāni) | Mereka (lk. dua) sedang/akan menulis |
| هُمْ (hum) | يَكْتُبُونَ (yaktubūna) | Mereka (lk. banyak) sedang/akan menulis |
| هِيَ (hiya) | تَكْتُبُ (taktubu) | Dia (pr. tunggal) sedang/akan menulis |
| هُمَا (huma) | تَكْتُبَانِ (taktubāni) | Mereka (pr. dua) sedang/akan menulis |
| هُنَّ (hunna) | يَكْتُبْنَ (yaktubna) | Mereka (pr. banyak) sedang/akan menulis |
| أَنْتَ (anta) | تَكْتُبُ (taktubu) | Kamu (lk. tunggal) sedang/akan menulis |
| أَنْتُمَا (antuma) | تَكْتُبَانِ (taktubāni) | Kalian (lk/pr. dua) sedang/akan menulis |
| أَنْتُمْ (antum) | تَكْتُبُونَ (taktubūna) | Kalian (lk. banyak) sedang/akan menulis |
| أَنْتِ (anti) | تَكْتُبِينَ (taktubīna) | Kamu (pr. tunggal) sedang/akan menulis |
| أَنْتُمَا (antuma) | تَكْتُبَانِ (taktubāni) | Kalian (lk/pr. dua) sedang/akan menulis |
| أَنْتُنَّ (antunna) | تَكْتُبْنَ (taktubna) | Kalian (pr. banyak) sedang/akan menulis |
| أَنَا (ana) | أَكْتُبُ (aktubu) | Saya sedang/akan menulis |
| نَحْنُ (nahnu) | نَكْتُبُ (naktubu) | Kami/Kita sedang/akan menulis |
Perhatikan dua bentuk Fi'il Mudhari' yang mabni (tetap) dan tidak akan berubah harakat akhirnya atau membuang nun meskipun dimasuki huruf nashab atau jazm: yaitu bentuk untuk هُنَّ (يَكْتُبْنَ) dan أَنْتُنَّ (تَكْتُبْنَ). Keduanya selalu diakhiri dengan nun niswah (نون النسوة) yang menyebabkan Fi'il Mudhari' mabni atas sukun.
Fi'il Amr hanya memiliki 6 bentuk karena hanya ditujukan kepada mukhatab (orang kedua). Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Fi'il Amr juga bersifat mabni dengan tanda mabni yang bervariasi.
Tabel Tasrif Fi'il Amr (contoh: اُكْتُبْ - tulislah!):
| Dhamir (Kata Ganti) | Bentuk Fi'il Amr | Arti |
|---|---|---|
| أَنْتَ (anta) | اُكْتُبْ (uktub!) | Tulislah! (lk. tunggal) |
| أَنْتُمَا (antuma) | اُكْتُبَا (uktubā!) | Tulislah! (lk/pr. dua) |
| أَنْتُمْ (antum) | اُكْتُبُوا (uktubū!) | Tulislah! (lk. banyak) |
| أَنْتِ (anti) | اُكْتُبِي (uktubī!) | Tulislah! (pr. tunggal) |
| أَنْتُمَا (antuma) | اُكْتُبَا (uktubā!) | Tulislah! (lk/pr. dua) |
| أَنْتُنَّ (antunna) | اُكْتُبْنَ (uktubna!) | Tulislah! (pr. banyak) |
Penguasaan tasrif ini adalah fondasi untuk membangun kalimat Bahasa Arab yang benar. Setiap perubahan harakat atau penambahan huruf memiliki makna tata bahasa yang spesifik. Tanpa memahami tasrif, seseorang akan kesulitan membentuk kalimat yang gramatikal dan menyampaikan makna yang tepat.
Selain berdasarkan waktu, Fi'il juga dikelompokkan berdasarkan pola atau "bentuk" kata dasarnya, yang dikenal sebagai Wazn (الوزن) atau Bab (الباب). Ini adalah aspek morfologi (ilmu sharaf) yang sangat penting, karena pola-pola ini tidak hanya mengatur bentuk kata tetapi juga sering kali memberikan makna tambahan pada Fi'il tersebut. Umumnya, kata kerja dalam Bahasa Arab berasal dari akar kata tiga huruf (tsulatsi) atau empat huruf (ruba'i).
Ini adalah Fi'il yang akar katanya terdiri dari tiga huruf asli, tanpa tambahan huruf apa pun. Tiga huruf ini disebut fa' fi'il (huruf pertama), 'ain fi'il (huruf kedua), dan lam fi'il (huruf ketiga). Ada enam pola dasar untuk Fi'il Madhi tsulatsi mujarrad, yang membedakan harakat 'ain fi'il (huruf tengah) pada bentuk Madhi dan Mudhari'nya. Harakat fa' fi'il madhi selalu fathah, kecuali pada bab kelima yang 'ain fi'ilnya dhommah, terkadang fa' fi'ilnya juga dhommah.
Enam bab ini ditentukan oleh harakat huruf kedua (عين الفعل - 'ain fi'il) pada Fi'il Madhi dan Fi'il Mudhari'nya. Huruf pertama Fi'il Madhi selalu fathah (kecuali pada bab 5), dan harakat huruf ketiga ditentukan oleh dhamir. Mari kita bahas setiap bab dengan contoh yang lebih detail:
Contoh: نَصَرَ - يَنْصُرُ (nashara - yanshuru) - menolong
Dalam kalimat: نَصَرَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ. (Nashara Allāhu al-mu'minīna.) - Allah telah menolong orang-orang mukmin.
Contoh lain: كَتَبَ - يَكْتُبُ (kataba - yaktubu) - menulis
Dalam kalimat: يَكْتُبُ الطَّالِبُ وَاجِبَهُ. (Yaktubu at-tālibu wājibahu.) - Mahasiswa itu sedang menulis tugasnya.
Contoh: ضَرَبَ - يَضْرِبُ (dhoraba - yadhribu) - memukul
Dalam kalimat: ضَرَبَ الرَّجُلُ الْكُرَةَ. (Dharaba ar-rajulu al-kurata.) - Laki-laki itu telah memukul bola.
Contoh lain: جَلَسَ - يَجْلِسُ (jalasa - yajlisu) - duduk
Dalam kalimat: تَجْلِسُ الْبِنْتُ عَلَى الْكُرْسِيِّ. (Tajlisu al-bintu 'ala al-kursiyyi.) - Anak perempuan itu sedang duduk di kursi.
Contoh: فَتَحَ - يَفْتَحُ (fataha - yaftahu) - membuka (Huruf ح adalah huruf halq di posisi lam fi'il)
Dalam kalimat: فَتَحَ الْبَابَ. (Fataha al-bāba.) - Dia telah membuka pintu.
Contoh lain: ذَهَبَ - يَذْهَبُ (dzahaba - yadzhabu) - pergi (Huruf هـ adalah huruf halq di posisi 'ain fi'il)
Dalam kalimat: يَذْهَبُ الْمُسْلِمُ إِلَى الْمَسْجِدِ. (Yadzhabu al-muslimu ilā al-masjidi.) - Muslim itu sedang pergi ke masjid.
Contoh: عَلِمَ - يَعْلَمُ (alima - ya'lamu) - mengetahui
Dalam kalimat: هَلْ تَعْلَمُ الْجَوَابَ؟ (Hal ta'lamu al-jawāba?) - Apakah kamu mengetahui jawabannya?
Contoh lain: سَمِعَ - يَسْمَعُ (sami'a - yasma'u) - mendengar
Dalam kalimat: سَمِعْتُ الْأَذَانَ. (Sami'tu al-adzāna.) - Saya telah mendengar adzan.
Contoh: كَرُمَ - يَكْرُمُ (karuma - yakrumu) - mulia / menjadi mulia
Dalam kalimat: كَرُمَ الْخُلُقُ. (Karuma al-khuluqu.) - Akhlak itu menjadi mulia.
Contoh lain: حَسُنَ - يَحْسُنُ (hasuna - yahsunu) - baik / menjadi baik
Dalam kalimat: حَسُنَ الْكَلَامُ. (Hasuna al-kalāmu.) - Perkataan itu menjadi baik.
Contoh: حَسِبَ - يَحْسِبُ (hasiba - yahsibu) - mengira / menghitung
Dalam kalimat: حَسِبْتُ أَنَّكَ قَادِمٌ. (Hasibtu annaka qādimun.) - Saya mengira kamu akan datang.
Memahami keenam bab ini penting karena harakat 'ain fi'il mudhari' tidak bisa ditebak hanya dari madhi, kecuali dengan banyak membaca atau merujuk kamus. Ini adalah salah satu tantangan awal dalam mempelajari sharaf, namun begitu dikuasai, akan sangat memudahkan.
Ini adalah Fi'il yang akar katanya tiga huruf, tetapi telah ditambahkan satu, dua, atau tiga huruf tambahan, yang mengubah makna dasar Fi'il tersebut secara signifikan. Penambahan huruf ini membentuk "bab-bab" baru dengan makna spesifik dan pola konjugasi yang berbeda dari tsulatsi mujarrad.
Terdapat tiga bab utama Fi'il Tsulatsi Mazid yang ditambahkan satu huruf, masing-masing dengan perubahan makna yang khas:
Asal: خَرَجَ (kharaja - keluar, lazim)
Tambahan: أَخْرَجَ - يُخْرِجُ (akhraja - yukhriju) - mengeluarkan (muta'addi)
Contoh: أَخْرَجَ الْمُعَلِّمُ الْكِتَابَ. (Akhraja al-mu'allimu al-kitāba.) - Guru itu telah mengeluarkan buku.
Contoh: أَمْسَى (amsā) - masuk waktu sore (dari مساء)
Asal: كَسَرَ (kasara - memecahkan)
Tambahan: كَسَّرَ - يُكَسِّرُ (kassara - yukassiru) - memecah-mecahkan (banyak kali/berkali-kali)
Asal: عَلِمَ (alima - mengetahui)
Tambahan: عَلَّمَ - يُعَلِّمُ (allama - yu'allimu) - mengajar (membuat orang lain mengetahui)
Contoh: عَلَّمَ الْأُسْتَاذُ الطُّلَّابَ. (Allama al-ustādzu ath-thullāba.) - Profesor itu telah mengajar para mahasiswa.
Asal: قَتَلَ (qatala - membunuh)
Tambahan: قَاتَلَ - يُقَاتِلُ (qātala - yuqātilu) - saling membunuh / berperang
Contoh: قَاتَلَ الْجُنُودُ الْأَعْدَاءَ. (Qātala al-junūdu al-a'dā'a.) - Para prajurit saling berperang melawan musuh.
Ada lima bab utama Fi'il Tsulatsi Mazid yang ditambahkan dua huruf, masing-masing dengan makna yang lebih kompleks:
Asal: كَسَرَ (kasara - memecahkan)
Tambahan: اِنْكَسَرَ - يَنْكَسِرُ (inkasara - yankasiru) - pecah (sendiri, pasif)
Contoh: اِنْكَسَرَ الزُّجَاجُ. (Inkasara az-zujāju.) - Kaca itu telah pecah.
Asal: جَمَعَ (jama'a - mengumpulkan)
Tambahan: اِجْتَمَعَ - يَجْتَمِعُ (ijtama'a - yajta'mi'u) - berkumpul (mengumpulkan diri)
Contoh: اِجْتَمَعَ النَّاسُ فِي الْمَسْجِدِ. (Ijtama'a an-nāsu fī al-masjidi.) - Orang-orang telah berkumpul di masjid.
Asal: حَمِرَ (hamira - menjadi merah)
Tambahan: اِحْمَرَّ - يَحْمَرُّ (ihmarra - yahmarru) - menjadi sangat merah / memerah
Contoh: اِحْمَرَّ وَجْهُهُ خَجَلًا. (Ihmarrā wajhuhu khajalān.) - Wajahnya memerah karena malu.
Asal: قَتَلَ (qatala - membunuh)
Tambahan: تَقَاتَلَ - يَتَقَاتَلُ (taqātala - yataqātalu) - saling berperang / berkelahi
Contoh: تَقَاتَلَ الْفَرِيقَانِ. (Taqātala al-farīqāni.) - Kedua tim itu saling berperang.
Makna pura-pura: تَمَارَضَ (tamārādha) - pura-pura sakit (dari مرض - sakit)
Asal: عَلِمَ (alima - mengetahui)
Tambahan: تَعَلَّمَ - يَتَعَلَّمُ (ta'allama - yata'allamu) - belajar (berusaha mengetahui secara bertahap)
Contoh: تَعَلَّمْتُ اللُّغَةَ الْعَرَبِيَّةَ. (Ta'allamtu al-lughata al-'arabīyata.) - Saya telah belajar Bahasa Arab.
Hanya ada satu bab utama Fi'il Tsulatsi Mazid yang ditambahkan tiga huruf, yang paling umum digunakan:
Asal: غَفَرَ (ghafara - mengampuni)
Tambahan: اِسْتَغْفَرَ - يَسْتَغْفِرُ (istaghfara - yastaghfiru) - meminta ampunan
Contoh: نَسْتَغْفِرُ اللَّهَ. (Nastaghfiru Allāha.) - Kami meminta ampunan kepada Allah.
Asal: حَسُنَ (hasuna - baik)
Tambahan: اِسْتَحْسَنَ (istahsana) - menganggap baik
Contoh: اِسْتَحْجَرَ (istahjara) - menjadi batu (dari حجر - batu)
Fi'il ini memiliki empat huruf asli dalam akar katanya, tanpa tambahan. Hanya ada satu bab utama untuk ruba'i mujarrad.
Bab فَعْلَلَ - يُفَعْلِلُ (Fa'lala - Yufa'lilu): Ini adalah pola standar untuk Fi'il ruba'i mujarrad.
Contoh: دَحْرَجَ - يُدَحْرِجُ (dahraja - yudahriju) - menggelindingkan
Dalam kalimat: دَحْرَجَ الْوَلَدُ الْكُرَةَ. (Dahraja al-waladu al-kurata.) - Anak itu telah menggelindingkan bola.
Contoh lain: وَسْوَسَ - يُوَسْوِسُ (waswasa - yuwaswisu) - membisikkan (bisikan jahat)
Fi'il ruba'i yang mendapatkan tambahan huruf. Hanya ada satu bab yang paling umum, yaitu dengan penambahan satu huruf.
Bab تَفَعْلَلَ - يَتَفَعْلَلُ (Tafa'lala - Yatafa'lalu): Huruf tambahan adalah ta' di awal. Menunjukkan kepasifan (mutawa'ah) dari Fi'il ruba'i mujarrad.
Asal: دَحْرَجَ (dahraja - menggelindingkan)
Tambahan: تَدَحْرَجَ - يَتَدَحْرَجُ (tadahraja - yatadahraju) - menggelinding (sendiri)
Contoh: تَدَحْرَجَتْ الْكُرَةُ. (Tadahraja al-kuratu.) - Bola itu telah menggelinding.
Masing-masing bab ini memiliki pola konjugasi dan derivasi kata benda (masdar, isim fa'il, isim maf'ul) yang spesifik. Menguasai bab-bab ini adalah langkah maju yang besar dalam memahami kekayaan dan keteraturan Bahasa Arab, serta memungkinkan seseorang untuk menebak makna Fi'il baru berdasarkan polanya.
Fi'il juga dapat diklasifikasikan berdasarkan apakah ia memerlukan objek (maf'ul bih) untuk melengkapi maknanya atau tidak. Klasifikasi ini penting dalam pembentukan kalimat dan memahami hubungan antara Fi'il, fa'il, dan maf'ul bih.
Fi'il Muta'addi artinya kata kerja yang membutuhkan objek (maf'ul bih) untuk menyempurnakan maknanya. Jika objek tidak disebutkan, makna kalimat akan terasa menggantung atau tidak lengkap, dan pendengar akan bertanya "apa?" atau "siapa?". Fi'il Muta'addi "melampaui" fa'ilnya untuk mencapai maf'ul bih.
Contoh:
Sebagian Fi'il Muta'addi membutuhkan satu objek (seperti contoh di atas), ada yang dua objek (misalnya أَعْطَى - memberi), bahkan ada yang tiga objek (misalnya أَعْلَمَ - memberitahu).
Fi'il Lazim artinya kata kerja yang tidak membutuhkan objek (maf'ul bih) untuk menyempurnakan maknanya. Makna kalimat sudah lengkap hanya dengan subjek (fa'il) dan Fi'ilnya saja. Fi'il ini "tetap" pada fa'ilnya dan tidak melampaui untuk mengambil objek.
Contoh:
Meskipun Fi'il Lazim tidak membutuhkan objek, ia bisa dihubungkan dengan pelengkap lain seperti keterangan tempat (ظرف مكان - dzharaf makan), keterangan waktu (ظرف زمان - dzharaf zaman), atau preposisi dan objeknya (جار ومجرور - jarr wa majrur). Contoh: جَلَسَ الرَّجُلُ عَلَى الْكُرْسِيِّ. (Jalasa ar-rajulu 'ala al-kursiyyi.) - Laki-laki itu telah duduk di kursi. (عَلَى الْكُرْسِيِّ bukan maf'ul bih, melainkan jarr wa majrur).
Fi'il Lazim dapat menjadi Muta'addi dengan menambahkan huruf tertentu (seperti hamzah pada bab أَفْعَلَ) atau tasydid pada 'ain fi'il (pada bab فَعَّلَ), seperti yang telah dijelaskan di bagian bab-bab Fi'il Mazid. Misalnya, dari خَرَجَ (keluar, lazim) menjadi أَخْرَجَ (mengeluarkan, muta'addi).
Fi'il juga dapat dibedakan berdasarkan apakah subjeknya aktif melakukan tindakan atau pasif menerima tindakan. Ini dikenal sebagai bentuk aktif dan pasif, yang memiliki perubahan bentuk Fi'il yang khas.
Fi'il Ma'lum artinya kata kerja yang diketahui pelakunya (fa'ilnya disebutkan) dan melakukan tindakan secara aktif. Ini adalah bentuk standar dari sebagian besar Fi'il yang telah kita bahas. Dalam kalimat yang menggunakan Fi'il Ma'lum, fa'il adalah yang melakukan perbuatan tersebut.
Contoh:
Fi'il Majhul artinya kata kerja yang tidak diketahui atau tidak disebutkan pelakunya (fa'ilnya). Dalam kalimat pasif, objek (maf'ul bih) dari kalimat aktif akan menggantikan posisi subjek dan disebut Na'ibul Fa'il (نائب الفاعل - pengganti subjek). Na'ibul Fa'il akan memiliki hukum i'rab yang sama dengan fa'il, yaitu marfu' (rafa').
Pembentukan Fi'il Majhul memiliki pola standar yang relatif konsisten:
Contoh: كَتَبَ (kataba) - menjadi كُتِبَ (kutiba) - telah ditulis.
Contoh: ضَرَبَ (dhoraba) - menjadi ضُرِبَ (dhuriba) - telah dipukul.
Contoh: فُتِحَ (futihā) - telah dibuka (dari فَتَحَ).
Contoh: يَكْتُبُ (yaktubu) - menjadi يُكْتَبُ (yuktabu) - sedang/akan ditulis.
Contoh: يَشْرَبُ (yasyrabu) - menjadi يُشْرَبُ (yusyrabu) - sedang/akan diminum.
Contoh: تُفْتَحُ (tuftahu) - sedang/akan dibuka (dari تَفْتَحُ).
Perlu diingat bahwa tidak semua Fi'il dapat dibentuk Majhul. Hanya Fi'il Muta'addi (yang memiliki objek) yang dapat di-majhulkan, karena objek tersebut akan menjadi Na'ibul Fa'il. Fi'il Lazim (intransitif) tidak bisa di-majhulkan secara langsung.
Contoh penggunaan Fi'il Majhul:
Peran Fi'il Majhul sangat penting dalam Bahasa Arab ketika pelakunya tidak diketahui, tidak penting untuk disebutkan, atau sengaja disembunyikan.
Klasifikasi ini sangat penting dalam sharaf (morfologi) karena menentukan bagaimana sebuah Fi'il dikonjugasikan, terutama jika mengandung huruf illat (huruf "lemah": alif ا, wawu و, ya' ي). Perubahan pada Fi'il Mu'tal memiliki aturan khusus yang disebut 'ilal (علال).
Fi'il Shahih artinya kata kerja yang tidak mengandung huruf illat (ا، و، ي - alif, wawu, ya') dalam akar katanya. Ini adalah jenis fi'il yang paling mudah dikonjugasikan karena tidak banyak mengalami perubahan huruf atau harakat yang kompleks selama tasrif.
Fi'il Shahih dibagi lagi menjadi tiga jenis:
Contoh: كَتَبَ (kataba - menulis), ذَهَبَ (dzahaba - pergi), جَلَسَ (jalasa - duduk), فَتَحَ (fataha - membuka).
Contoh:
Konjugasi Fi'il Mahmuz terkadang melibatkan perubahan penulisan hamzah (misalnya di atas alif, wawu, atau ya'), tetapi hurufnya sendiri tetap ada.
Contoh:
Fi'il Mu'tal artinya kata kerja yang salah satu atau lebih huruf aslinya adalah huruf illat (ا، و، ي). Huruf-huruf ini dikenal lemah karena cenderung berubah, dihilangkan, atau diganti dengan huruf lain saat konjugasi. Aturan-aturan perubahannya disebut 'ilal (علال) dan merupakan salah satu bagian tersulit namun paling menarik dari sharaf.
Fi'il Mu'tal dibagi lagi menjadi beberapa jenis berdasarkan posisi huruf illatnya:
Contoh: وَعَدَ (wa'ada - berjanji), يَسَرَ (yasara - mudah), وَقَفَ (waqafa - berdiri).
Pada Fi'il Mudhari', huruf wawu (و) seringkali dibuang jika fi'ilnya termasuk bab فَعَلَ - يَفْعِلُ atau فَعَلَ - يَفْعَلُ. Contoh: وَعَدَ - يَعِدُ (wa'ada - ya'idu), bukan يَوْعِدُ. Contoh: وَقَفَ - يَقِفُ (waqafa - yaqifu), bukan يَوْقِفُ.
Contoh: قَالَ (qāla - berkata), asalnya قَوَلَ. بَاعَ (bā'a - menjual), asalnya بَيَعَ. سَارَ (sāra - berjalan), asalnya سَيَرَ.
Pada konjugasi, huruf illat ini sering berubah menjadi huruf lain atau dihilangkan, terutama saat bertemu sukun. Contoh: قَالَ (qāla) menjadi قُلْتُ (qultu - saya berkata) atau قُلْنَ (qulna - mereka (pr. banyak) berkata). Huruf illatnya (alif) dihilangkan.
Contoh: دَعَا (da'ā - memanggil/berdoa), رَمَى (ramā - melempar), نَسِيَ (nasiya - lupa), غَزَا (ghazā - menyerang).
Huruf illat di akhir ini sangat sering berubah bentuknya saat konjugasi, kadang menjadi alif, wawu, atau ya', atau bahkan dihilangkan. Contoh: دَعَا menjadi دَعَوْتُ (da'autu - saya memanggil), رَمَى menjadi رَمَيْتُ (ramaitu - saya melempar), دَعَوْا (da'aw - mereka (lk) memanggil).
Contoh: شَوَى (syawā - memanggang), طَوَى (thawā - melipat), قَوِيَ (qawiya - menjadi kuat).
Contoh: وَقَى (waqā - menjaga), وَلَى (walā - menguasai), وَفَى (wafā - memenuhi).
Memahami klasifikasi ini sangat membantu dalam memprediksi dan menerapkan aturan sharaf pada Fi'il yang berbeda. Ini adalah salah satu aspek yang membuat Bahasa Arab begitu sistematis, di mana setiap perubahan kecil pada huruf atau harakat dapat diikuti dengan aturan yang jelas.
Dalam Bahasa Arab, kalimat yang diawali dengan Fi'il disebut Jumlah Fi'liyah (الجملة الفعلية - Kalimat Verbal). Ini adalah salah satu dari dua jenis kalimat dasar dalam Bahasa Arab, di samping Jumlah Ismiyah (kalimat nominal yang diawali dengan Isim). Struktur dasar Jumlah Fi'liyah adalah Fi'il + Fa'il (subjek) + Maf'ul Bih (objek, jika Fi'ilnya muta'addi).
Contoh:
Penting untuk diingat kaidah emas dalam Jumlah Fi'liyah:
Jika fa'il (subjek) disebutkan secara zhahir (eksplisit) setelah Fi'il, maka Fi'il tersebut selalu berbentuk mufrad (tunggal). Fi'il hanya menyesuaikan gender dengan fa'ilnya.
Contoh:
Kaidah ini sangat berbeda dengan banyak bahasa lain, termasuk Bahasa Indonesia atau Inggris, di mana kata kerja harus selalu sesuai dengan jumlah subjeknya. Kekeliruan dalam penerapan kaidah ini adalah salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pelajar Bahasa Arab pemula.
Namun, jika fa'il disebutkan sebelum Fi'il, maka kalimat tersebut menjadi Jumlah Ismiyah, dan Fi'il dalam khabar (predikat) harus dikonjugasikan sesuai dengan jumlah dan gender mubtada' (subjek). Dalam hal ini, Fi'il yang digunakan adalah Fi'il yang dhamirnya mustatir (tersembunyi) atau bariz (terlihat) yang kembali ke mubtada'.
Contoh:
Memahami perbedaan struktur kalimat ini sangat penting untuk membangun kalimat yang benar dan fasih dalam Bahasa Arab.
Ada beberapa kaidah dan konsep lain yang melengkapi pemahaman tentang Al-Fi'il dan penting dalam ilmu sharaf (morfologi) Bahasa Arab.
Fi'il dalam Bahasa Arab pada umumnya terdiri dari tiga huruf dasar (tsulatsi), atau kadang empat huruf dasar (ruba'i). Fi'il tidak bisa kurang dari tiga huruf atau lebih dari empat huruf dasar pada akar katanya. Namun, dengan penambahan huruf-huruf ziyadah (tambahan), jumlah hurufnya bisa mencapai enam.
Contoh:
Memahami batasan jumlah huruf ini membantu dalam identifikasi akar kata dan bab Fi'il.
Huruf-huruf tambahan yang digunakan untuk membentuk Fi'il Mazid dapat diidentifikasi. Ada sepuluh huruf yang dikenal sebagai huruf tambahan (حروف الزيادة), yang disingkat dalam kalimat: سَأَلْتُمُوهَا (sa'altumūhā) atau اليوم تنساه (al-yaum tansāhu). Huruf-huruf ini adalah: س، أ، ل، ت، م، و، ن، ي، ه، ا (sin, hamzah, lam, ta', mim, wawu, nun, ya', ha', alif). Jika ada huruf selain ini dalam Fi'il yang bukan bagian dari akar kata, maka ia adalah huruf asli.
Pengertian tasrif dibagi menjadi dua jenis besar:
Tashrif Lughawi (التصريف اللغوي): Perubahan Fi'il berdasarkan dhamir (kata ganti), yang telah kita bahas dalam tabel konjugasi 14 bentuk Fi'il Madhi, Mudhari', dan Amr. Ini berfokus pada perubahan bentuk Fi'il itu sendiri sesuai subjeknya. Tujuannya adalah untuk menunjukkan siapa pelaku tindakan tersebut, dalam jumlah berapa, dan jenis kelaminnya.
Tashrif Istilahi (التصريف الاصطلاحي): Perubahan dari satu bentuk kata ke bentuk kata lain yang memiliki makna berbeda dan teratur, semuanya berasal dari satu akar kata (masdar). Ini adalah inti dari ilmu sharaf dan memungkinkan pembentukan kosakata yang luas dari satu akar kata Fi'il. Bentuk-bentuk yang dihasilkan meliputi:
Contoh Tashrif Istilahi untuk كَتَبَ (kataba - menulis):
| Bentuk Kata | Bahasa Arab | Arti |
|---|---|---|
| Fi'il Madhi | كَتَبَ (kataba) | telah menulis |
| Fi'il Mudhari' | يَكْتُبُ (yaktubu) | sedang/akan menulis |
| Masdar | كِتَابَةٌ (kitābatun) | penulisan |
| Isim Fa'il | كَاتِبٌ (kātibun) | penulis |
| Isim Maf'ul | مَكْتُوبٌ (maktūbun) | yang ditulis |
| Fi'il Amr | اُكْتُبْ (uktub!) | tulislah! |
| Fi'il Nahi | لَا تَكْتُبْ (lā taktub!) | jangan menulis! |
| Isim Zaman/Makan | مَكْتَبٌ (maktabun) | kantor/tempat menulis |
| Isim Alat | مِكْتَبٌ (miktābūn) | alat tulis (jarang, lebih umum qalam قَلَم) |
Tashrif istilahi adalah fondasi dari ilmu sharaf dan sangat penting untuk memahami bagaimana akar kata Arab dapat menghasilkan berbagai turunan kata dengan makna yang berbeda namun saling terkait. Ini memungkinkan pembentukan kosa kata yang kaya dan ekspresif dari sejumlah kecil akar kata.
Mempelajari Al-Fi'il artinya Anda sedang membuka gerbang utama untuk memahami inti tata bahasa Arab. Tanpa menguasai Fi'il, mustahil seseorang dapat memahami Al-Qur'an, Hadits, sastra Arab klasik, atau bahkan berkomunikasi dalam Bahasa Arab modern dengan baik. Bahkan, seluruh struktur kalimat Bahasa Arab seringkali berpusat pada Fi'il.
Beberapa alasan mengapa penguasaan Fi'il sangat krusial dalam perjalanan belajar Bahasa Arab:
Perjalanan memahami Al-Fi'il (الفعل) artinya kata kerja dalam Bahasa Arab adalah perjalanan yang panjang namun sangat memuaskan. Dari pengenalan jenis-jenisnya berdasarkan waktu (Madhi, Mudhari', Amr), hingga konjugasinya yang sistematis (tasrif lughawi), dan pola-pola pembentukannya (bab tsulatsi mujarrad dan mazid), hingga klasifikasinya berdasarkan kebutuhan objek (lazim, muta'addi) dan jenis huruf akarnya (shahih, mu'tal), setiap aspek dari Al-Fi'il menawarkan kedalaman dan keindahan tata bahasa yang unik. Setiap bab, setiap huruf tambahan, dan setiap perubahan harakat membawa serta makna dan fungsi gramatikalnya sendiri yang spesifik.
Meskipun tampak kompleks pada awalnya, dengan ketekunan, latihan yang konsisten, dan pengulangan, setiap pelajar Bahasa Arab pasti dapat menguasai Fi'il. Mulailah dengan memahami dasar-dasarnya, kemudian perlahan-lahan selami bab-bab yang lebih kompleks dan aturan-aturan 'ilal pada Fi'il mu'tal. Ingatlah bahwa Fi'il adalah jantung dari setiap tindakan dan kejadian yang diungkapkan dalam Bahasa Arab. Ini adalah bagian yang paling dinamis dari kalimat dan merupakan kunci untuk membuka pemahaman yang lebih dalam terhadap teks-teks Arab, baik yang klasik maupun modern.
Dengan memegang teguh prinsip-prinsip ini, Anda akan selangkah lebih dekat untuk menguasai Bahasa Arab secara menyeluruh dan komprehensif. Teruslah berlatih, teruslah membaca, dan jangan ragu untuk merujuk pada kamus serta guru yang kompeten. Karena setiap Fi'il membawa kisah dan makna tersendiri, dan penguasaannya akan memperkaya pengalaman Anda dalam menjelajahi keindahan bahasa Al-Qur'an dan warisan intelektual Islam yang agung.