Representasi visual komposisi mineral batuan granit.
Batuan granit adalah salah satu jenis batuan beku plutonik (intrusi) yang paling dikenal dan melimpah di kerak benua bumi. Istilah "granit" sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu granum, yang berarti butiran atau biji-bijian. Penamaan ini merujuk pada tekstur khas granit yang bersifat faneritik—yaitu, kristal-kristal mineral pembentuknya dapat dilihat dengan mata telanjang karena proses pendinginan magma yang sangat lambat di bawah permukaan bumi.
Secara geologis, granit diklasifikasikan sebagai batuan beku asam karena mengandung persentase silika (SiO2) yang tinggi, biasanya di atas 65%. Komposisi kimianya yang kaya akan silika inilah yang membuatnya memiliki warna yang umumnya terang, didominasi oleh nuansa putih, abu-abu, merah muda, hingga krem. Kekerasan dan ketahanannya menjadikan granit material yang sangat dihargai sepanjang sejarah peradaban manusia.
Pembentukan batuan granit memerlukan waktu geologis yang sangat panjang dan terjadi jauh di bawah permukaan bumi. Proses ini diawali ketika magma (batuan cair panas) yang kaya akan silika naik namun terperangkap di dalam kerak bumi, bukan langsung menuju permukaan (yang akan menghasilkan batuan ekstrusif seperti riolit).
Karena terisolasi dari pendinginan atmosfer yang cepat, magma ini mendingin secara perlahan selama jutaan tahun. Pendinginan yang lambat ini memberikan cukup waktu bagi atom-atom untuk mengatur diri menjadi kisi kristal yang besar dan saling mengunci. Hasilnya adalah batuan dengan tekstur kristal kasar yang terjalin erat. Ketika proses pengangkatan tektonik dan erosi akhirnya menyingkap batuan ini ke permukaan, kita mengenalnya sebagai granit. Karena proses pendinginan internal ini, granit seringkali disebut sebagai batuan holokristalin.
Komposisi mineral adalah kunci untuk mengidentifikasi dan memahami sifat-sifat granit. Granit didefinisikan secara mineralogi harus mengandung setidaknya 20% kuarsa. Mineral utama yang menyusun batuan granit meliputi:
Meskipun seringkali digunakan secara umum, para ahli geologi membedakan granit berdasarkan komposisi mineralnya (misalnya, monzogranit, sienogranit), namun dalam industri komersial, klasifikasi lebih didasarkan pada warna dan pola:
Sifat kekerasan, ketahanan terhadap cuaca (weathering), dan strukturnya yang non-porous (tidak berpori) membuat granit menjadi pilihan utama untuk konstruksi dan dekorasi mewah.
Karena karakteristik fisik dan estetika yang unggul, kegunaan granit sangat luas, mulai dari struktur masif hingga elemen dekoratif:
Secara keseluruhan, batuan granit adalah bukti nyata kekuatan proses geologis internal bumi, menawarkan material yang indah, tangguh, dan serbaguna bagi peradaban modern.