Ilustrasi visual tekstur mineralogi batuan komatit.
Batuan komatit (komatiite) adalah salah satu jenis batuan beku ultra-mafik yang sangat menarik perhatian para ahli geologi. Karakteristik utamanya adalah kandungan silika (SiO₂) yang sangat rendah, biasanya kurang dari 45%, dan kaya akan magnesium oksida (MgO) yang tinggi, seringkali melebihi 18%. Secara mineralogi, komatit didominasi oleh mineral olivin, yang memberinya warna kehijauan khas ketika masih segar, meskipun di alam sering kali terubah menjadi batuan sekunder.
Keberadaan komatit secara geologis sangat signifikan karena batuan ini hanya terbentuk dalam kondisi suhu mantel bumi yang luar biasa panas—diperkirakan mencapai 1600°C atau lebih. Suhu ekstrem ini hanya umum terjadi pada masa awal pembentukan Bumi, khususnya selama era Arkean (sekitar 4 miliar hingga 2,5 miliar tahun yang lalu). Oleh karena itu, batuan komatit sering disebut sebagai "jendela" untuk memahami komposisi dan kondisi fisik mantel bumi purba.
Klasifikasi batuan beku didasarkan pada komposisi kimia utamanya. Komatit ditempatkan dalam kelompok batuan ultra-mafik, yang berarti kandungan magnesium dan besi mereka sangat dominan dibandingkan silika dan alumina. Batuan beku lain dalam spektrum ini termasuk peridotit dan dunit.
Salah satu ciri khas yang paling membedakan komatit dari batuan vulkanik lainnya adalah keberadaan **Tekstur Spinifex**. Tekstur ini dicirikan oleh pertumbuhan kristal olivin yang memanjang, berbentuk jarum, atau dendritik yang saling berhubungan, menyerupai duri-duri pohon atau jaring laba-laba.
Fenomena tekstur spinifex terjadi ketika magma komatit yang sangat panas dan miskin silika mencapai permukaan atau mendingin dengan cepat. Kurangnya silika menghambat pembentukan kristal silikat kompleks. Sebaliknya, mineral olivin yang sangat stabil pada suhu tinggi dapat tumbuh cepat dalam pola radial atau acak sebelum mineral lain sempat terbentuk. Kehadiran tekstur ini adalah indikator kuat bahwa batuan tersebut benar-benar berasal dari lava ultra-mafik purba.
Saat ini, batuan komatit jarang ditemukan. Proses pendinginan mantel bumi yang mendingin seiring waktu membuat suhu erupsi menjadi terlalu rendah untuk menghasilkan magma dengan kandungan MgO setinggi itu. Oleh karena itu, mayoritas endapan komatit yang signifikan ditemukan di kraton purba (inti benua) di seluruh dunia, seperti di Kanada (Abitibi Greenstone Belt), Afrika Selatan, Australia Barat, dan Finlandia.
Signifikansi geologi komatit sangat besar, terutama dalam konteks eksplorasi sumber daya alam:
Meskipun komatit merupakan batuan yang relatif langka dalam catatan geologi saat ini, studi terhadap batuan ini terus memberikan wawasan mendalam tentang dinamika Bumi pada masa paling awal perkembangannya.