Batuan korundum adalah salah satu mineral yang paling dikenal dan dihargai di dunia permata. Secara kimiawi, korundum adalah aluminium oksida ($\text{Al}_2\text{O}_3$). Keunikan mineral ini terletak pada tingkat kekerasannya yang luar biasa tinggi, yaitu 9 pada skala Mohs, menjadikannya mineral alami terkeras kedua setelah intan (berperingkat 10). Kekerasan inilah yang memberikan ketahanan luar biasa pada batuan ini, baik sebagai batu mulia maupun sebagai bahan industri abrasif.
Komposisi dan Struktur Kimia
Inti dari batuan korundum murni adalah aluminium oksida yang tidak berwarna (disebut lekima). Namun, nilai ekonomis dan daya tariknya muncul ketika mineral ini mengandung pengotor (impuritas) dalam struktur kristalnya. Pengotor inilah yang bertanggung jawab atas beragam warna yang dihasilkan. Misalnya, kehadiran kromium ($\text{Cr}$) menyebabkan korundum berwarna merah cerah, yang kita kenal sebagai Ruby. Sementara itu, pengotor seperti besi ($\text{Fe}$) dan titanium ($\text{Ti}$) menghasilkan warna biru yang ikonik, dikenal sebagai Safir.
Struktur kristal korundum bersifat heksagonal, yang sangat padat dan stabil. Struktur ini memengaruhi sifat fisik mineral, termasuk sifat optik dan ketahanannya terhadap pelapukan dan erosi kimiawi. Karena stabilitasnya, korundum sering ditemukan dalam batuan beku yang kaya aluminium, seperti pegmatit dan gneis, serta sebagai mineral aksesori dalam batuan metamorf regional.
Varietas Permata Utama
Dua varietas batuan korundum yang paling terkenal di dunia perhiasan adalah Ruby dan Sapphire. Klasifikasi ini bersifat semi-ilmiah, berdasarkan warna:
- Ruby (Rubi): Korundum berwarna merah muda hingga merah darah. Warna merah ini sangat dicari dan dianggap sebagai 'raja' dari semua batu permata oleh banyak kebudayaan karena melambangkan gairah, kekuatan, dan perlindungan.
- Sapphire (Safir): Ini adalah nama umum untuk semua warna korundum selain merah. Warna yang paling populer adalah biru tua (royal blue), tetapi safir juga dapat berwarna kuning, hijau, ungu, oranye, bahkan tanpa warna (white sapphire). Safir yang berubah warna dalam kondisi pencahayaan berbeda disebut safir 'fancy'.
Selain kedua permata utama tersebut, ada juga varietas lain seperti Padparadscha (warna campuran oranye-merah muda yang langka) dan korundum bintang (star sapphire/ruby) yang menunjukkan efek asterismeābintang yang muncul pada permukaan batu akibat pantulan cahaya dari inklusi rutil jarum halus.
Aplikasi Industri Batuan Korundum
Meskipun terkenal di dunia perhiasan, nilai praktis dari batuan korundum tidak hanya berhenti pada perhiasan. Berkat kekerasannya yang ekstrem, korundum sintetis (dibuat di laboratorium) atau alami yang berkualitas rendah (non-permata) sangat vital dalam industri modern. Korundum sintetis, sering disebut emery atau alumina, digunakan sebagai:
- Bahan Abrasif: Digunakan untuk menggerinda, memoles, dan memotong material yang sangat keras, termasuk logam dan batu lainnya.
- Bahan Tahan Api (Refraktori): Karena titik lelehnya yang sangat tinggi, korundum digunakan dalam pembuatan keramik khusus dan lapisan tungku industri.
- Komponen Teknik Presisi: Beberapa bagian elektronik dan mekanisme jam tangan menggunakan safir sintetis karena ketahanannya terhadap goresan.
Pembentukan dan Penambangan
Pembentukan alami batuan korundum membutuhkan kondisi geologis yang spesifik, biasanya melibatkan proses metamorfisme atau kristalisasi dari magma yang kekurangan silika tetapi kaya aluminium. Tambang korundum dapat ditemukan di berbagai lokasi di seluruh dunia, termasuk Myanmar, Sri Lanka, Thailand, Australia, dan Amerika Serikat. Proses penambangan sering kali dilakukan di aluvial (endapan sungai) tempat batuan yang lebih lunak telah terkikis, meninggalkan mineral korundum yang berat dan tahan lama. Identifikasi dan pemisahan batuan ini dari material lain memerlukan keahlian karena kemiripannya dengan mineral lain yang lebih umum.
Secara keseluruhan, batuan korundum mewakili perpaduan sempurna antara keindahan visual dan kekuatan fisik. Dari mahkota raja hingga mata bor industri, mineral yang relatif sederhana secara kimia ini memegang peranan penting dalam sejarah mineralogi dan teknologi kontemporer.