Visualisasi mikroskopis sederhana dari butiran mineral yang terikat.
Batuan pasir, atau yang dikenal dalam ilmu geologi sebagai batupasir (sandstone), merupakan salah satu jenis batuan sedimen klastik yang paling umum di kerak bumi. Batuan ini terbentuk dari akumulasi butiran mineral yang ukurannya berkisar antara 0,0625 mm hingga 2 mm—ukuran yang kita sebut sebagai ‘pasir’. Ukuran butiran ini sangat krusial karena menjadi penentu utama dalam klasifikasi batuan sedimen, membedakannya dari batupasir kasar (konglomerat) atau batupasir yang lebih halus (lanau atau serpih).
Komponen utama pembentuk batupasir umumnya adalah kuarsa ($\text{SiO}_2$), karena kuarsa sangat keras dan tahan terhadap pelapukan kimiawi maupun fisik. Namun, batuan pasir juga sering mengandung mineral lain seperti feldspar, fragmen batuan (litik), serta mineral berat lainnya. Komponen-komponen ini kemudian disemen atau diikat bersama oleh material pengisi (semen) yang bisa berupa silika, kalsit, atau oksida besi. Struktur semen inilah yang menentukan kekerasan, porositas, dan daya tahan batuan pasir.
Pembentukan batuan pasir melibatkan beberapa tahapan geologis yang panjang. Proses ini dimulai dari pelapukan dan erosi batuan induk (batuan beku, metamorf, atau sedimen yang lebih tua) di daratan. Energi angin, air, atau es memecah batuan tersebut menjadi fragmen-fragmen kecil yang kita kenal sebagai pasir.
Untuk membedakan berbagai jenis batuan pasir, ahli geologi biasanya mengklasifikasikannya berdasarkan komposisi butiran dan lingkungan pengendapannya. Berikut adalah beberapa contoh batuan pasir yang signifikan:
Ini adalah jenis batupasir paling murni. Karakteristik utamanya adalah lebih dari 90% butirannya adalah kuarsa. Batupasir jenis ini menunjukkan bahwa material asalnya telah mengalami pelapukan dan transportasi yang sangat intensif sehingga mineral yang kurang stabil (seperti feldspar) telah hancur total. Batupasir kuarsa seringkali berwarna terang (putih atau krem) dan sangat keras jika disemen dengan silika.
Arkose didefinisikan oleh kandungan feldspar yang signifikan, biasanya lebih dari 25% dari total butiran. Kehadiran feldspar mengindikasikan bahwa batuan ini berasal dari erosi batuan beku atau metamorf dan proses transportasinya relatif singkat. Akibatnya, butiran arkose cenderung lebih bersudut dan kurang terpilah dibandingkan batupasir kuarsa. Arkose umumnya memiliki semburat warna kemerahan atau merah muda karena adanya besi oksida pada feldspar.
Greywacke adalah batupasir yang kaya akan fragmen batuan (litik) dan sering kali memiliki kandungan mineral selain kuarsa yang tinggi. Ciri khasnya adalah semen matriksnya yang terdiri dari material halus (lempung atau lanau), yang mengisi ruang antara butiran yang lebih besar. Batuan ini sering diinterpretasikan terbentuk di lingkungan laut dalam yang dipicu oleh arus turbiditas. Warnanya cenderung abu-abu kehijauan atau kehitaman, sesuai namanya.
Memahami contoh batuan pasir sangat penting dalam industri konstruksi dan perminyakan. Porositas dan permeabilitas batupasir menjadikannya reservoir air tanah (akuifer) dan reservoir hidrokarbon (minyak dan gas) yang vital di seluruh dunia.