Visualisasi berbagai ukuran fragmen material yang dikeluarkan saat erupsi.
Batuan piroklastik adalah istilah kolektif yang merujuk pada semua fragmen batuan, mineral, dan kaca vulkanik yang terlempar ke udara selama aktivitas eksplosif gunung api. Nama "piroklastik" berasal dari bahasa Yunani: *pyr* (api) dan *klastos* (pecahan), yang secara harfiah berarti "pecahan api". Material ini berbeda dari lava karena ia terfragmentasi dan terdeposit saat berada di udara (sebagai eflata) atau jatuh dan menumpuk secara langsung di permukaan bumi.
Klasifikasi batuan piroklastik sangat bergantung pada ukuran butirannya, yang merupakan kunci untuk memahami dinamika letusan dan lingkungan pengendapan. Semakin eksplosif letusan, semakin halus ukuran material yang dihasilkan, meskipun fragmen besar juga dapat terbentuk melalui mekanisme lain seperti runtuhan dinding kawah.
Secara umum, batuan piroklastik diklasifikasikan berdasarkan diameter rata-rata fragmennya. Klasifikasi ini membantu ahli geologi merekonstruksi seberapa ganas letusan gunung api tersebut.
Abu vulkanik adalah material piroklastik dengan ukuran butiran kurang dari 2 mm. Material ini sangat halus, seringkali berbentuk serpihan kaca vulkanik, mineral, atau pecahan batuan yang lapuk. Abu yang terdeposit dalam volume besar dan terkonsolidasi disebut sebagai batupasir tuf (tuff). Meskipun ukurannya kecil, abu dapat menyebar ribuan kilometer dari sumber letusan dan menimbulkan ancaman signifikan terhadap penerbangan, kesehatan pernapasan, dan infrastruktur akibat bobotnya ketika bercampur air.
Lapili memiliki rentang ukuran antara 2 mm hingga 64 mm. Nama ini berasal dari bahasa Latin yang berarti "kerikil kecil". Lapili bisa berbentuk bulat (disebabkan oleh fragmentasi di udara) atau tidak beraturan. Ketika material lapili mengendap dalam jumlah besar dan bersatu, ia akan membentuk batuan yang disebut sebagai lapili tuff atau konglomerat piroklastik, tergantung tingkat pemadatan dan jenis fragmen utamanya.
Ini adalah fragmen piroklastik berukuran lebih dari 64 mm. Perbedaan utama antara bom dan blok terletak pada bentuknya. **Bom Vulkanik** adalah fragmen besar yang masih plastis (lunak atau semi-cair) saat dilontarkan. Selama penerbangan di udara, ia mendingin dan mengeras, seringkali menghasilkan bentuk aerodinamis seperti pita (bread-crust bombs) atau spindel. Sebaliknya, **Blok Vulkanik** adalah fragmen yang sudah padat dan kaku ketika dilontarkan, sehingga bentuknya cenderung bersudut tajam dan tidak beraturan.
Selain klasifikasi berdasarkan ukuran, batuan piroklastik juga dibedakan berdasarkan komposisi matriks dan butiran penyusunnya, yang erat kaitannya dengan jenis magma yang meletus.
Memahami contoh batuan piroklastik sangat penting dalam geologi vulkanologi. Data dari endapan piroklastik, seperti distribusi ukuran butiran dan penyebaran geografisnya, memungkinkan para ilmuwan untuk menghitung volume letusan, menentukan jarak dampak, dan memodelkan bahaya vulkanik masa depan.