Batuan sedimen glasial merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang paling menarik dan informatif bagi ahli geologi. Batuan ini terbentuk melalui proses deposisi material yang diangkut oleh gletser atau es permafrost. Lingkungan glasial menghasilkan tekstur dan komposisi unik yang membedakannya dari batuan sedimen klastik lainnya yang diendapkan oleh air atau angin.
Proses utama pembentukan batuan ini adalah erosi dan transportasi oleh massa es yang bergerak. Gletser memiliki kekuatan luar biasa untuk mengikis batuan dasar (bedrock) dan membawa material sedimen dengan berbagai ukuran, mulai dari lempung halus hingga bongkahan batu besar (boulder), tanpa menyortirnya secara signifikan. Material yang terakumulasi langsung oleh es inilah yang kemudian menjadi batuan sedimen glasial setelah litifikasi (proses pemadatan dan sementasi).
Ilustrasi: Material sedimen yang diangkut oleh gletser (tidak tersortir).
Batuan sedimen yang terbentuk dari endapan glasial umumnya diklasifikasikan berdasarkan cara material tersebut diendapkan. Dua kategori utama sangat penting dalam studi geologi glasial:
Till adalah endapan material yang diletakkan atau diendapkan langsung oleh es gletser tanpa perantara air. Karakteristik paling mencolok dari till adalah sifatnya yang tidak tersortir (unsorted) dan tidak berlapis (unstratified). Ukuran butiran sangat bervariasi, mengandung campuran kerikil, pasir, lanau, hingga bongkahan besar yang dikenal sebagai erratics (batu asing) yang terbawa jauh dari batuan asalnya.
Ketika till mengalami proses diagenesis dan menjadi batuan keras, ia disebut Tillit. Tillit adalah contoh batuan sedimen glasial yang paling representatif. Variasi dari tillit sering diberi nama berdasarkan teksturnya, misalnya: diamictite (istilah modern untuk batuan yang terdiri dari campuran ukuran butir yang ekstrem).
Berbeda dengan till, sedimen glasiofluvial diendapkan oleh air lelehan gletser (meltwater). Karena diangkut oleh air, material ini cenderung mengalami proses penyortiran (sorting) berdasarkan energi aliran air. Sedimen yang diendapkan di dekat batas es biasanya kasar (seperti kerikil dan pasir), sementara yang lebih jauh akan semakin halus.
Bentuk endapan dari sedimen glasiofluvial meliputi:
Untuk mengidentifikasi contoh batuan sedimen glasial, ahli geologi sering mencari bukti tekstural spesifik. Batuan sedimen klastik lain, seperti batupasir atau konglomerat fluvial, biasanya menunjukkan gradasi ukuran butir yang baik dan adanya perlapisan yang jelas (stratifikasi) akibat aliran air atau angin. Sebaliknya, batuan glasial, khususnya tillit, menunjukkan kurangnya sortasi dan perlapisan yang kacau.
Salah satu tanda penting lainnya adalah adanya goresan pada permukaan kerikil atau bongkahan batu di dalam matriks batuan. Goresan ini (disebut striasi) terjadi ketika batuan tersebut digesekkan di dasar gletser. Goresan tersebut menjadi bukti kuat bahwa material tersebut pernah terperangkap dan dipindahkan oleh es padat.
Studi mengenai batuan sedimen glasial sangat krusial dalam memahami sejarah iklim Bumi, karena keberadaan endapan ini mengindikasikan periode glasiasi di masa lalu, bahkan hingga kini di daerah kutub dan pegunungan tinggi. Mempelajari contoh batuan sedimen glasial membantu merekonstruksi batas dan ketebalan lapisan es purba yang pernah menutupi wilayah tersebut.