Visualisasi struktur berlapis pada batu pasir.
Batu pasir, atau yang dikenal dalam istilah geologi sebagai batupasir (sandstone), adalah salah satu jenis batuan sedimen klastik yang paling umum di kerak bumi. Batuan ini terbentuk dari pemadatan dan sementasi butiran mineral yang ukurannya berkisar antara 1/16 hingga 2 milimeter, yang didominasi oleh mineral kuarsa dan feldspar. Proses pembentukannya terjadi melalui pelapukan batuan yang lebih tua, transportasi sedimen oleh air, angin, atau es, diikuti oleh pengendapan, pemadatan (kompaksi), dan akhirnya pengawetan (sementasi).
Klasifikasi batu pasir sangat penting dalam geologi, teknik sipil, dan industri konstruksi karena karakteristiknya sangat mempengaruhi kekuatan struktural, porositas, dan kemampuannya menahan air. Klasifikasi utama seringkali didasarkan pada komposisi mineral butiran penyusunnya dan jenis matriks (bahan pengikat) yang menyatukan butiran tersebut.
Secara umum, batu pasir dikelompokkan menjadi tiga kategori utama berdasarkan persentase kuarsa, feldspar, dan fragmen batuan yang dikandungnya. Klasifikasi ini memberikan gambaran fundamental mengenai sejarah geologis batuan tersebut.
Selain komposisi butiran, jenis matriks atau semen pengikat juga krusial dalam menentukan sifat fisik batu pasir. Matriks adalah material halus yang mengisi ruang kosong di antara butiran yang lebih besar. Klasifikasi ini membagi batu pasir menjadi subkategori:
Ukuran butiran memengaruhi tekstur dan sifat permeabilitas batu pasir. Meskipun klasifikasi utama di atas lebih fokus pada kimia mineral, ukuran butir juga penting dalam pengaplikasian:
Pemahaman mendalam mengenai jenis batu pasir sangat vital dalam eksplorasi minyak dan gas bumi, sebab porositas dan permeabilitasnya menentukan seberapa baik batuan tersebut dapat menyimpan dan mengalirkan hidrokarbon. Selain itu, variasi kimiawi pada semen pengikat (misalnya, semen silika vs. semen kalsit) akan sangat memengaruhi daya tahan batu pasir terhadap pelarutan kimiawi di lingkungan air tanah.
Di Indonesia, berbagai jenis batu pasir dapat ditemukan di berbagai formasi geologi. Contohnya, batupasir yang kaya kuarsa sering ditemukan di pegunungan yang telah mengalami proses erosi lama, sementara batupasir yang lebih heterogen (seperti arkose) sering terasosiasi dengan pengendapan cepat dekat zona patahan atau pegunungan muda. Dengan demikian, mengidentifikasi jenis batu pasir bukan hanya soal penamaan, tetapi juga membuka jendela menuju sejarah geologis suatu wilayah.