Batu Kalimaya, atau sering dikenal secara internasional sebagai Black Opal (Opal Hitam) atau Opal Banten, adalah salah satu batu permata yang paling memukau dari Indonesia. Keunikannya terletak pada fenomena 'play of color' atau permainan warna yang muncul ketika batu terkena cahaya, menciptakan kilau spektrum yang seolah menari di dalamnya. Meskipun populer sebagai batu dari daerah Banten, Indonesia memiliki beberapa deposit batu kalimaya yang menghasilkan variasi warna dan kualitas yang berbeda.
Memahami jenis-jenis batu kalimaya sangat penting, baik bagi kolektor maupun calon pembeli. Variasi ini umumnya ditentukan oleh warna dasar (body tone) batu dan intensitas serta pola permainan warnanya. Berikut adalah klasifikasi utama dari batu kalimaya yang beredar di pasaran.
Warna dasar adalah latar belakang tempat permainan warna terjadi. Semakin gelap warna dasarnya, umumnya semakin kontras dan mahal batu tersebut, karena permainan warna lebih menonjol.
Ini adalah jenis kalimaya yang paling dicari dan memiliki nilai tertinggi. Warna dasarnya didominasi oleh hitam pekat atau abu-abu sangat gelap. Kontras antara warna dasar hitam dengan kilauan warna-warni (misalnya merah, hijau, biru) sangat tajam, menciptakan efek visual yang dramatis dan memukau.
Batu dengan warna dasar cokelat. Meskipun kurang diminati dibandingkan black opal, brown opal berkualitas baik masih menampilkan permainan warna yang jelas. Harganya cenderung lebih terjangkau bagi pemula.
Kalimaya jenis ini memiliki warna dasar yang cenderung bening atau transparan hingga semi-transparan. Permainan warnanya seringkali terlihat lebih lembut dan tersebar, terkadang menyerupai fenomena 'jelly opal'.
Selain warna dasar, pola dan sebaran warna juga menentukan kelas sebuah batu kalimaya. Pola ini bisa sangat bervariasi dan memiliki sebutan khusus di kalangan penggemar batu permata.
Merujuk pada batu kalimaya di mana permainan warnanya didominasi oleh rona merah menyala. Warna merah sering dianggap sebagai warna paling langka dan paling bernilai dalam batu opal.
Jenis ini menampilkan kombinasi warna yang luas, mengingatkan pada warna-warna cerah pada ekor burung merak, biasanya mencakup biru, hijau, dan sedikit kuning. Polanya seringkali terlihat merata.
Istilah "jarong" sering digunakan di Indonesia untuk batu kalimaya yang menunjukkan kilauan warna-warni yang intens dan tersebar luas di seluruh permukaan batu. Jarong asli biasanya merujuk pada batu yang memiliki permainan warna yang sangat solid dan tidak hanya muncul dari sudut tertentu.
Pola ini seringkali menampilkan bintik-bintik kecil warna yang tersebar seperti taburan bunga. Meskipun tidak sedramatis pola garis atau bongkahan, pola kembang pacar memiliki keindahan tersendiri yang lembut.
Batu Kalimaya Indonesia sering diklasifikasikan sebagai *Opal Hitam Indonesia* atau *Opal Banten*. Perbedaan mendasar dengan opal dari negara lain, seperti Australia, terletak pada matriksnya. Kalimaya Indonesia umumnya memiliki kandungan air yang lebih rendah dan lebih padat, sehingga cenderung lebih keras dan kurang rentan pecah dibandingkan opal Australia yang memiliki kandungan air tinggi. Namun, untuk mendapatkan kilau terbaik, semua jenis opal memerlukan perawatan yang hati-hati agar tidak mengalami dehidrasi yang bisa menyebabkan retak rambut.
Secara keseluruhan, keindahan batu kalimaya terletak pada elemen kejutan yang dibawanya. Setiap bongkahan batu memiliki pola unik yang tidak akan pernah bisa direplikasi, menjadikannya batu permata yang selalu menarik untuk dikoleksi dan dipelajari.