Ilustrasi proses pembentukan batuan sedimen melalui pengendapan lapisan material.
Batuan sedimen merupakan salah satu dari tiga kelompok utama klasifikasi batuan (bersama batuan beku dan batuan metamorf). Batuan ini terbentuk dari akumulasi, pemadatan, dan sementasi material yang tererosi dari batuan lain (batuan induk) atau hasil pengendapan material organik dan kimiawi di permukaan bumi. Proses pembentukan ini, yang dikenal sebagai sedimentasi, umumnya terjadi di lingkungan akuatik seperti laut, danau, atau dataran banjir.
Memahami jenis-jenis batuan sedimen sangat penting dalam geologi, terutama untuk eksplorasi sumber daya alam seperti minyak bumi, gas alam, dan air tanah, serta untuk memahami sejarah geologis suatu wilayah. Secara umum, batuan sedimen diklasifikasikan menjadi tiga kategori utama berdasarkan komposisi dan proses pembentukannya.
Klasifikasi Utama Batuan Sedimen
Klasifikasi ini membagi batuan sedimen menjadi tiga kelompok besar:
1. Batuan Sedimen Klastik (Detrital)
Batuan klastik terbentuk dari fragmen atau butiran (klas) batuan yang sudah ada sebelumnya. Proses pembentukannya dimulai dari pelapukan (weathering) dan erosi batuan induk, diikuti oleh transportasi, deposisi, dan akhirnya litifikasi (pemadatan dan sementasi).
Klasifikasi batuan klastik didasarkan pada ukuran butirannya. Ukuran butiran ini menentukan nama batuan setelah mengalami litifikasi:
Konglomerat dan Breksi: Batuan dengan butiran kasar (diameter > 2 mm), seperti kerikil atau bongkahan. Perbedaannya terletak pada tingkat kebundaran fragmen; Konglomerat memiliki butiran yang lebih bulat, sedangkan Breksi memiliki butiran yang bersudut tajam.
Batupasir (Sandstone): Tersusun dari butiran berukuran pasir (1/16 mm hingga 2 mm). Komposisi mineral dominannya sering kali kuarsa. Contoh penting termasuk batupasir kuarsa.
Siltstone: Terbentuk dari butiran berukuran lanau (silt), lebih halus dari pasir tetapi lebih kasar dari lempung.
Serpih (Shale) dan Mudstone: Batuan dengan butiran sangat halus (< 1/256 mm), terdiri dari lempung dan mineral berukuran sangat kecil. Serpih biasanya menunjukkan sifat berlapis (fissile) yang jelas.
Batuan kimiawi terbentuk melalui presipitasi (pengendapan) mineral langsung dari larutan kimiawi di dalam air. Proses ini sering terjadi ketika larutan air menjadi jenuh akibat penguapan atau perubahan kondisi kimiawi (suhu, tekanan).
Beberapa contoh penting dari batuan sedimen kimiawi meliputi:
Batugamping Kimiawi (Chemical Limestone): Terbentuk dari pengendapan kalsit dari air laut atau air tawar. Contohnya adalah travertine.
Evaporit: Batuan yang terbentuk dari penguapan air laut atau danau yang mengandung garam terlarut tinggi. Contoh utama adalah Gipsum (CaSO₄·2H₂O) dan Batu Garam (Halit, NaCl).
Silika (Chert/Flint): Batuan yang kaya akan silika (SiO₂) yang mengendap dari larutan atau dari sisa-sisa organisme bersilika mikroskopis.
3. Batuan Sedimen Organik (Biologic/Biochemical Sedimentary Rocks)
Batuan organik, atau biokimiawi, terbentuk dari akumulasi sisa-sisa organisme hidup, baik bagian tubuhnya maupun hasil dari aktivitas biologisnya.
Klasifikasi berdasarkan material organiknya meliputi:
Batugamping Organik (Fossiliferous Limestone): Merupakan jenis batugamping yang paling umum, terbentuk dari cangkang dan kerangka organisme laut (seperti foraminifera atau koral) yang kaya akan kalsium karbonat.
Batubara (Coal): Terbentuk dari akumulasi dan dekomposisi material tumbuhan di lingkungan rawa yang terisolasi dari oksigen. Proses peningkatan panas dan tekanan menghasilkan tahapan dari gambut, lignit, sub-bituminous, bituminous, hingga antrasit.
Diatomit: Batuan sedimen silika yang terbentuk dari sisa-sisa organisme bersilika mikroskopis yang disebut diatom.
Proses Kunci Pembentukan Batuan Sedimen
Terlepas dari klasifikasinya, semua batuan sedimen mengalami urutan proses geologis yang khas:
Pelapukan (Weathering): Penghancuran batuan yang ada di permukaan menjadi fragmen yang lebih kecil atau larutan kimia.
Erosi dan Transportasi: Material yang lapuk diangkut oleh air (sungai, laut), angin, atau es (gletser).
Deposisi (Pengendapan): Material yang terangkut menjadi diam dan terakumulasi ketika energi medium transportasi berkurang.
Diagenesis: Semua perubahan fisik, kimia, dan biologis yang terjadi pada sedimen setelah deposisi hingga menjadi batuan padat. Ini mencakup kompaksi (penekanan oleh material di atasnya) dan sementasi (pengikatan butiran oleh mineral pengisi).
Dengan memahami keragaman jenis batuan sedimen dan proses pembentukannya, kita dapat merekonstruksi lingkungan purba tempat material tersebut terendapkan, memberikan wawasan mendalam tentang sejarah permukaan Bumi.