Kapur, dalam konteks yang paling umum kita kenal, adalah material tulis yang digunakan di papan tulis sekolah. Namun, jika kita berbicara mengenai asal-usul material dasarnya, baik kapur tulis maupun batuan kapur (limestone) memiliki akar yang sama: senyawa kimia yang disebut **Kalsium Karbonat (CaCO₃)**. Memahami dari mana kapur terbuat berarti menyelami dunia geologi dan proses pengendapan selama jutaan tahun.
Inti dari semua material kapur adalah Kalsium Karbonat (CaCO₃). Senyawa ini sangat melimpah di alam dan membentuk banyak mineral penting, termasuk kalsit dan aragonit. Sumber utama dari senyawa ini berasal dari organisme laut purba.
Bayangkan lautan miliaran tahun yang lalu. Lautan adalah rumah bagi triliunan organisme mikroskopis, seperti foraminifera, alga kalsium (coccolithophores), dan kerangka moluska. Organisme-organisme ini menggunakan Kalsium Karbonat yang terlarut dalam air laut untuk membangun cangkang dan kerangka keras mereka. Ketika organisme-organisme ini mati, cangkang mereka tenggelam ke dasar laut.
Proses di mana kapur terbentuk melibatkan tahapan sedimentasi yang sangat panjang:
Meskipun keduanya berbasis Kalsium Karbonat, kapur tulis modern yang sering kita gunakan di sekolah berbeda dari batuan kapur alami:
Ini adalah batuan sedimen yang terbentuk secara alami seperti yang dijelaskan di atas. Batuan kapur alami memiliki kepadatan tinggi dan seringkali mengandung pengotor mineral lain, memberikan variasi warna dan tekstur.
Kapur tulis modern yang umum digunakan adalah varian yang lebih lembut dari batuan kapur, seringkali disebut chalk rock. Dalam produksi komersial, kapur tulis modern sering kali diproduksi dengan cara yang lebih terkontrol:
Tujuannya adalah untuk mendapatkan bubuk yang sangat halus dan mudah dilepaskan saat digoreskan ke papan tulis, sesuatu yang sulit dicapai hanya dengan memotong batuan kapur langsung dari tambang.
Karena kelimpahan dan sifat kimianya yang relatif aman, Kalsium Karbonat yang berasal dari sumber kapur memiliki banyak kegunaan lain selain alat tulis:
Singkatnya, kapur yang kita gunakan sehari-hari, baik dalam bentuk halus stik tulis maupun sebagai batuan keras pembentuk gunung, semuanya berawal dari sisa-sisa kerangka organisme laut yang terakumulasi dan terkonsolidasi di dasar samudra selama eon waktu geologis, semuanya dimediasi oleh senyawa kunci: Kalsium Karbonat.