Mentari pagi merayap malu-malu di ufuk timur, menebar sinarnya yang hangat ke seluruh penjuru kota. Di sebuah kafe kecil yang ramai, aroma kopi yang pekat berpadu dengan wangi roti panggang, menciptakan suasana akrab yang menyambut setiap pengunjung. Di salah satu sudut, duduklah seorang wanita paruh baya bernama Ibu Sari. Ia sedang menikmati secangkir teh herbal sambil menatap keluar jendela, membiarkan pikirannya mengembara. Hari itu seharusnya menjadi hari yang tenang dan biasa saja, namun takdir punya rencana lain.
Tiba-tiba, dering ponsel Ibu Sari memecah keheningan yang nyaman. Sebuah nomor tak dikenal muncul di layar. Dengan sedikit keraguan, Ibu Sari mengangkatnya. Suara di seberang sana terdengar gugup. "Halo, apakah ini dengan Ibu Sari? Kami dari pihak rumah sakit, ada kabar mendesak mengenai suami Anda." Jantung Ibu Sari berdebar kencang. Suaminya, Pak Budi, memang memiliki riwayat penyakit jantung yang cukup serius. Tanpa pikir panjang, ia segera berpamitan kepada pelayan kafe dan bergegas menuju taksi. Perjalanan menuju rumah sakit terasa begitu panjang, setiap detik terasa seperti menit, dan setiap menit terasa seperti jam. Pikirannya dipenuhi bayangan terburuk.
Setibanya di rumah sakit, Ibu Sari langsung menuju Unit Gawat Darurat. Ia disambut oleh seorang perawat yang kemudian membawanya ke ruangan Pak Budi. Di sana, ia melihat suaminya terbaring lemah, namun kesadarannya mulai pulih. Dokter menjelaskan bahwa Pak Budi mengalami serangan jantung ringan dan telah berhasil ditangani. Lega luar biasa menyelimuti Ibu Sari, namun ia masih terkejut dengan kejadian mendadak ini. Ia duduk di samping suaminya, menggenggam tangannya erat, merasakan betapa berharganya setiap momen bersama.
Saat tengah berbincang dengan dokter, seorang anak laki-laki kecil berlari menghampiri meja perawat. Wajahnya tampak cemas, matanya berkaca-kaca. Ia memegang sebuah kertas lusuh. "Perawat, aku mencari Ibu yang suaminya sakit jantung. Aku menemukan ini di dekat tempat parkir," ujarnya terbata-bata. Ibu Sari melihat kertas itu. Ternyata itu adalah sebuah teka-teki silang (TTS) yang belum selesai, lengkap dengan beberapa jawaban yang tertulis rapi. Di bawahnya, tertera sebuah catatan kecil yang ditulis tangan: "Semoga yang menemukan teka-teki ini menjadi lebih cerdas dan beruntung. Jaga kesehatan selalu."
"Setiap kejadian, sekecil apapun, bisa membawa pelajaran berharga jika kita mau melihatnya."
Ibu Sari tertegun. Ia teringat bahwa Pak Budi sangat gemar mengisi TTS. Ternyata, Pak Budi sebelum dibawa ke rumah sakit, sempat mampir ke minimarket dekat rumahnya untuk membeli majalah TTS kesukaannya. Ia pasti menjatuhkan kertas itu saat terburu-buru merasakan gejala awal. Kejadian ini, meskipun bermula dari situasi yang mencekam, justru membawa kehangatan tersendiri. Ibu Sari menyadari bahwa di tengah kekhawatiran dan ketakutan, masih ada kebaikan kecil yang terselip. Seseorang yang tidak dikenal, telah meninggalkan pesan positif di saat yang tak terduga.
Sore itu, ketika Pak Budi sudah merasa lebih baik dan bisa diajak bercanda, Ibu Sari menunjukkan kertas TTS itu. Pak Budi tersenyum melihatnya. "Wah, ternyata hobiku ini menyelamatkan semangatku ya, Bi?" katanya dengan nada bercanda. Ia kemudian mulai mengisi beberapa kolom yang kosong, seolah ingin membuktikan bahwa rasa takut tidak akan mengalahkannya. Kejadian ini menjadi pengingat bagi mereka berdua tentang pentingnya menjaga kesehatan dan menghargai setiap momen kebersamaan. Serta, bahwa di dunia ini, kebaikan selalu ada, kadang hadir dalam bentuk yang paling sederhana, bahkan dalam sebuah karangan cerita tentang suatu kejadian TTS yang tak terduga.
Di luar jendela, senja mulai membentangkan selimut jingganya, menandakan akhir dari hari yang penuh warna. Ibu Sari dan Pak Budi saling bertatapan, rasa syukur yang mendalam mengalir di hati mereka. Kejadian ini bukan hanya tentang serangan jantung, tetapi juga tentang harapan, kebaikan, dan kekuatan dari sebuah teka-teki sederhana. TTS yang awalnya hanya hiburan, kini menjadi saksi bisu sebuah momen tak terlupakan yang mengajarkan arti penting kehidupan.