Penampilan barongsai adalah seni pertunjukan tradisional Tiongkok yang memukau, sarat makna, dan penuh energi. Lebih dari sekadar tarian, barongsai merupakan perpaduan harmonis antara gerakan akrobatik, kostum yang indah, musik yang menghentak, dan filosofi mendalam. Setiap elemen dalam pertunjukan ini dirancang untuk membawa keberuntungan, mengusir roh jahat, dan merayakan semangat komunitas.
Salah satu aspek paling mencolok dari penampilan barongsai adalah kostumnya. Kostum barongsai, yang sering disebut "barongsai" itu sendiri, bukanlah sekadar pakaian, melainkan sebuah karya seni yang rumit. Umumnya terbuat dari kertas warna-warni, sutra, dan bahan lainnya, kostum ini dirancang menyerupai singa, makhluk yang dianggap sebagai raja hutan dan simbol kekuatan serta keberanian.
Desain kostum barongsai sangat bervariasi tergantung pada tradisi regional dan jenis barongsai yang ditampilkan. Ada dua jenis utama barongsai: barongsai utara (běishī) dan barongsai selatan (nánshī). Barongsai utara biasanya lebih besar, memiliki gerakan yang lebih akrobatik dan dramatis, seringkali menampilkan tarian di atas tiang. Bulunya cenderung lebih halus dan warnanya lebih cerah, seringkali didominasi warna merah, oranye, dan kuning yang melambangkan keberuntungan dan kegembiraan.
Sementara itu, barongsai selatan memiliki ciri khas kepala yang lebih lebar, mulut yang dapat digerakkan, dan tanduk. Kostum ini seringkali lebih detail dan kaya akan ornamen, dengan warna-warna yang lebih beragam dan terkadang lebih gelap seperti hijau, biru, atau hitam, selain merah dan kuning. Gerakannya cenderung lebih elegan dan menekankan keanggunan serta kelincahan.
Pembuatan satu kostum barongsai bisa memakan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu, melibatkan kerangka bambu atau kawat, pelapisan dengan kertas atau kain, dan detail lukisan tangan yang presisi. Ekor barongsai juga merupakan bagian penting, seringkali panjang dan berwarna-warni, yang dikendalikan oleh penari di belakang kepala barongsai, menciptakan ilusi gerakan tubuh singa yang dinamis.
Di balik keindahan kostumnya, tersembunyi gerakan-gerakan yang membutuhkan keterampilan fisik, kelincahan, dan koordinasi luar biasa. Penari barongsai, yang biasanya terdiri dari dua orang untuk satu kostum (satu mengendalikan kepala, satu mengendalikan ekor), berlatih berjam-jam untuk menguasai setiap gerakan.
Gerakan dasar barongsai meniru tingkah laku singa: berjalan, melompat, menerkam, mengamati, tidur, dan bermain. Setiap gerakan memiliki simbolismenya sendiri. Melompat tinggi melambangkan kegembiraan dan pencapaian, sementara gerakan mengintai atau waspada menunjukkan kehati-hatian dan kecerdasan. Penari harus bisa berinteraksi dengan lingkungan pertunjukan, menaklukkan rintangan, dan bahkan "memakan" amplop merah (lai see) yang berisi ucapan selamat.
Dalam pertunjukan barongsai utara, elemen akrobatik sangat dominan. Para penari sering beraksi di atas serangkaian tiang kayu (disebut jongs) yang disusun dengan ketinggian berbeda. Mereka melompat dari satu tiang ke tiang lain, berputar di udara, dan melakukan gerakan berbahaya lainnya. Keberanian dan presisi mutlak diperlukan untuk menghindari cedera. Pertunjukan di atas tiang ini tidak hanya memamerkan keterampilan fisik, tetapi juga melambangkan pendakian menuju kesuksesan dan kemakmuran.
Sementara itu, barongsai selatan lebih fokus pada interaksi langsung dengan penonton dan penggunaan properti seperti bola besar berhias atau naga mainan. Gerakannya lebih mengalir, seringkali menampilkan tarian pasangan antara barongsai jantan dan betina, yang melambangkan harmoni dan kesuburan.
Setiap gerakan barongsai diiringi oleh musik yang khas dan menghentak. Instrumen utama yang digunakan adalah drum Tiongkok besar (gu), simbal (bo), dan gong (luo). Pemain musik bertugas menciptakan suasana dan memandu gerakan para penari.
Ritme drum yang kuat dan bervariasi menandakan kegembiraan, urgensi, atau bahkan kehadiran roh. Suara simbal yang gemuruh dan dentuman gong yang nyaring menambah drama dan energi pada pertunjukan. Kualitas pertunjukan barongsai sangat bergantung pada bagaimana penari dan musisi bekerja sama. Musisi harus peka terhadap setiap gerakan penari, memberikan tempo yang tepat, dan menciptakan atmosfer yang sesuai. Sebaliknya, penari harus bisa merasakan ritme musik dan menggunakannya untuk memperkuat ekspresi mereka.
Kombinasi antara suara drum yang bergemuruh, simbal yang beradu, dan gerakan singa yang lincah menciptakan pengalaman multisensori yang luar biasa bagi penonton. Musik ini tidak hanya mengisi keheningan, tetapi juga menjadi bagian integral dari narasi pertunjukan, membangkitkan emosi, dan memperkuat pesan keberuntungan serta kemakmuran.
Penampilan barongsai bukan hanya hiburan, tetapi juga sarat dengan makna budaya dan filosofis yang dalam. Dalam kebudayaan Tiongkok, singa dianggap sebagai penjaga dan simbol kekuatan. Oleh karena itu, tarian barongsai secara tradisional dilakukan untuk mengusir roh jahat, membawa keberuntungan, dan menyambut tahun baru Imlek.
Setiap warna barongsai juga memiliki makna simbolis. Barongsai merah melambangkan keberuntungan, kemakmuran, dan kebahagiaan; barongsai kuning melambangkan kekuasaan dan kejayaan; barongsai hijau melambangkan kedamaian dan harmoni; sementara barongsai hitam atau biru sering dikaitkan dengan keberanian dan kekuatan.
Pertunjukan barongsai juga merupakan cara untuk memperkuat rasa kebersamaan dan identitas budaya. Biasanya ditampilkan dalam acara-acara penting seperti perayaan Tahun Baru Imlek, pembukaan bisnis baru, upacara pernikahan, atau festival lainnya. Kehadiran barongsai dianggap sebagai tanda penghormatan dan pembawa berkah bagi semua yang hadir.
Penampilan barongsai adalah perwujudan kekayaan budaya Tiongkok yang memukau. Melalui kombinasi kostum yang megah, gerakan akrobatik yang memukau, musik yang energik, dan makna filosofis yang mendalam, barongsai berhasil memikat hati penonton dari berbagai kalangan. Ini adalah seni yang terus hidup, berevolusi, namun tetap menjaga akar tradisinya, memberikan semangat, harapan, dan keberuntungan bagi siapa saja yang menyaksikannya.