Mengupas Tuntas Perbedaan Pumice dan Scoria: Dua Batu Vulkanik yang Sering Tertukar

Ilustrasi Visual Pumice (Kiri) dan Scoria (Kanan) Skema perbandingan visual antara batu pumice yang sangat berpori (putih/abu-abu muda) dan scoria yang lebih gelap dan berat. Pumice Sangat Ringan (Terapung) Scoria Lebih Berat (Tenggelam)

Pumice dan scoria adalah dua jenis batuan beku ekstrusif (vulkanik) yang terbentuk dari pendinginan cepat lava kaya gas. Keduanya memiliki karakteristik yang sangat mirip, yaitu tekstur vesikular (berlubang-lubang) akibat gelembung gas yang terperangkap saat magma mendingin. Namun, meskipun sering dianggap sama, terdapat perbedaan fundamental antara keduanya, terutama berkaitan dengan komposisi kimia, warna, dan yang paling mencolok, kepadatan relatifnya. Memahami perbedaan ini sangat penting dalam bidang geologi, konstruksi, dan hortikultura.

Komposisi Mineral dan Warna

Perbedaan utama yang pertama terletak pada komposisi mineralogi. Pumice cenderung terbentuk dari lava felsik, yang berarti kaya akan silika (SiO2), seperti riolit atau dasit. Karena kandungan silika yang tinggi ini, pumice secara alami memiliki warna yang lebih terang, umumnya berkisar dari putih, krem, hingga abu-abu muda. Struktur gelas vulkanik dalam pumice mendominasi, memberikan tampilan yang lebih "halus" meskipun berpori.

Sebaliknya, scoria terbentuk dari lava mafik, seperti basal atau andesit, yang lebih miskin silika namun kaya akan magnesium dan besi. Kandungan besi inilah yang memberikan scoria warna yang jauh lebih gelap, biasanya merah tua, cokelat kemerahan, atau hitam pekat. Struktur scoria sering kali menunjukkan kristal mineral yang lebih besar dan terlihat jelas di antara dinding pori-pori.

Kepadatan dan Porositas: Kunci Pembeda

Aspek yang paling membedakan kedua batu ini adalah porositasnya yang ekstrem, yang secara langsung mempengaruhi kepadatan relatifnya. Pumice memiliki tingkat vesikulasi yang sangat tinggi; pori-porinya terisi oleh udara dan sangat halus. Tingkat porositas ini seringkali begitu tinggi sehingga kepadatan rata-rata pumice kurang dari 600 kg/m³, membuatnya menjadi satu-satunya batuan yang mampu mengapung di atas air. Sifat ringan ini adalah hasil dari ekspansi gas yang sangat cepat dan masif saat erupsi.

Sementara itu, scoria juga berpori, tetapi pori-porinya cenderung lebih besar, lebih tebal dindingnya, dan umumnya lebih sedikit volumenya dibandingkan dengan pumice. Dinding pori yang lebih padat menyebabkan scoria memiliki kepadatan yang jauh lebih tinggi, biasanya berkisar antara 800 hingga 1100 kg/m³. Akibatnya, scoria hampir selalu tenggelam saat dimasukkan ke dalam air.

Aplikasi Praktis

Karena perbedaan densitas ini, aplikasi praktis kedua batuan ini pun berbeda. Pumice, karena sifatnya yang ringan dan abrasif alami, banyak digunakan dalam industri konstruksi sebagai agregat ringan untuk beton, dalam produk penggosok (scrub), dan sebagai media tanam hidroponik atau pengatur aerasi tanah karena kemampuannya menahan air tanpa menjadi terlalu padat.

Scoria, yang lebih berat dan memberikan struktur yang lebih padat, sering digunakan sebagai media filter air, sebagai bahan dasar dalam konstruksi jalan dan drainase karena kemampuannya mengalirkan air, serta dalam aplikasi lansekap yang membutuhkan material berat yang tidak mudah tergeser oleh angin atau air. Scoria juga merupakan bahan bakar alternatif yang populer untuk panggangan barbekyu karena kemampuannya menahan panas secara merata.

Fitur Pumice Scoria
Warna Umum Putih, abu-abu muda, krem Merah tua, cokelat, hitam
Komposisi Lava Asal Felsik (Kaya Silika) Mafik (Kaya Besi/Magnesium)
Kepadatan Relatif Sangat ringan (< 600 kg/m³) Sedang hingga berat (800–1100 kg/m³)
Daya Apung Umumnya terapung di air Umumnya tenggelam di air
Struktur Pori Sangat halus dan masif Lebih besar dan dinding lebih tebal

Kesimpulan

Meskipun keduanya adalah "batu apung" (vesikular) yang berasal dari letusan eksplosif, perbedaan kunci antara pumice dan scoria terletak pada komposisi kimianya yang menentukan warna dan yang terpenting, kepadatan akhirnya. Jika Anda menemukan fragmen vulkanik berwarna terang yang terasa sangat ringan dan mengapung, itu adalah pumice. Jika Anda menemukan batu berwarna gelap, berat, dan tenggelam, maka itu adalah scoria. Kedua material ini menawarkan manfaat unik yang didasarkan pada sejarah vulkanik pembentukannya.

🏠 Homepage