Puisi: Mencintai Milik Orang Lain

Sebuah representasi visual tentang keterpisahan dan keinginan yang terhalang.

Ada Cinta yang Tak Terjamah

Dalam diam, hati ini berdetak, Menyimpan rasa yang tak seharusnya beranjak. Ia terpatri pada sosok yang tak kumiliki, Yang senyumnya adalah candu, tatapannya pelangi. Tiap detik bersamanya adalah pesona, Yang mengusik relung jiwa, menciptakan gulana. Terlarang, namun teramat menggoda, Mengapa cinta ini begitu buta?

Kekasihmu, dia bukan milikku,
Namun bayangnya tak pernah berlalu.
Kuamati dari jauh, dalam sunyi,
Mencoba mengerti, mengapa begini.

Ilusi Kebersamaan

Mungkin dalam mimpi, kita bersua, Terjalin dalam narasi yang berbeda. Di sana, tak ada dinding penghalang, Tak ada status yang membuat hati gamang. Namun, saat fajar menyingsing kembali, Realita menghantam, membuatku mengerti. Kau ada dalam genggaman tangan lain, Tertawa lepas, bahagia dalam domain. Dan aku hanya bayangan yang terbuang, Mengagumi dari sudut pandang yang temaram.

Rasa ini bagai bunga liar di tepi jurang, Indah mempesona, namun takkan pernah terpegang. Setiap pandangan adalah siksaan yang halus, Setiap sapaan adalah serpihan rindu yang teriris. Tak bisa kupinta, tak bisa kugapai, Hanya bisa kupendam dalam diam yang abadi.

Senyummu terukir indah,
Untuk dia yang berhak kau singgahi.
Sedang aku, hanya pengagum setia,
Yang terluka dalam diam, tanpa suara.

Perjuangan Batin yang Sia-sia

Pernah terlintas keinginan untuk berucap, Menyatakan isi hati yang begitu gelap. Namun kata-kata tertelan kembali, Mengetahui konsekuensi yang akan terjadi. Bukan hanya merusak diriku sendiri, Tetapi juga mengusik kebahagiaanmu nanti. Menjadi pengganggu, perusak tatanan, Adalah peran yang tak pernah kuinginkan. Maka, kuubur dalam-dalam mimpi ini, Mencoba mencari arti dari sepi.

Mencintai milik orang lain adalah sebuah paradox, Sebuah keindahan yang dibalut luka, sebuah peluk yang terbengkok. Ada kehangatan dalam kekaguman, namun pedih dalam penolakan. Ada harapan semu, namun kepastian kesendirian. Ia mengajarkan tentang arti sebuah kehilangan, Tentang batas yang harus dihormati, tentang kerelaan. Meskipun sakit, terkadang cinta mengajarkan kita arti sebuah jarak, Dan bahwa kebahagiaan sejati seringkali datang dari ikhlas melepas.

Biarlah rasa ini menjadi saksi bisu,
Tentang keberanian mencinta, meski tak beradu.
Tentang kekuatan menahan diri,
Dan menemukan arti bahagia, walau hanya sendiri.

Penerimaan Diri

Lambat laun, jiwa ini belajar menerima, Bahwa tak semua yang diinginkan bisa terwujud sempurna. Bahwa cinta yang tak terbalas bukan akhir dari dunia, Melainkan sebuah babak, sebuah pelajaran berharga. Terima kasih, rasa yang tak terucap, Kau mengajarkanku arti sebuah tanggap. Tentang mengagumi tanpa memiliki, Tentang menjaga jarak, tanpa merusak hati.

Kini, aku berdiri di sini, dengan senyum tersembunyi, Menerima takdir, melepaskan segala mimpi. Cinta ini tetap ada, namun tak lagi membelenggu, Ia menjadi kekuatan, bukan sumber pilu. Mencintai milik orang lain, adalah seni tersendiri, Seni tentang keikhlasan, seni tentang harga diri. Dan aku belajar, bahwa cinta sejati adalah ketika kita mampu melihat, Kebahagiaan orang yang kita cintai, meski bukan kita yang membuat.

🏠 Homepage