Simbol keagungan dan tuntunan
Nabi Muhammad SAW, sosok yang senantiasa menjadi inspirasi bagi miliaran umat manusia di seluruh dunia. Kehidupan, ajaran, dan akhlak mulianya menjadi teladan abadi. Puisi adalah salah satu cara untuk mengekspresikan rasa cinta, rindu, dan kekaguman kita kepada beliau. Berikut adalah empat bait puisi yang mencoba menangkap secercah keindahan dari sosok utusan Allah yang mulia.
Wahai Nabi, cahaya semesta,
Kau bawa risalah, rahmat tercurah.
Dari Mekkah hingga pelosok dunia,
Namamu terukir, penuh berkah.
Senyummu teduh, luhur budimu,
Penyayang umat, tiada tara.
Dalam setiap langkah, ada ilmumu,
Petunjuk hidup, sepanjang masa.
Di hati terpatri, syair pujian,
Untukmu ya Rasul, kekasih Tuhan.
Dalam doa kami, selalu tersimpan,
Cinta yang tulus, tak terbilang.
Semoga syafaatmu kan tiba nanti,
Di hari akhir, di hadapan Ilahi.
Menerangi jalan, memberi arti,
Ya Muhammad, sang pilihan suci.
Puisi ini hanya sebagian kecil dari lautan kerinduan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Setiap baitnya diharapkan dapat mengingatkan kita akan pentingnya meneladani sifat-sifat beliau dalam kehidupan sehari-hari. Beliau bukan hanya seorang nabi dan rasul, tetapi juga seorang pemimpin, pendidik, suami, ayah, dan sahabat yang luar biasa. Kehidupan beliau mengajarkan kita tentang kesabaran dalam menghadapi cobaan, keikhlasan dalam beribadah, kejujuran dalam bermu'amalah, dan kasih sayang kepada seluruh ciptaan Tuhan.
Menggali lebih dalam tentang sirah (perjalanan hidup) Nabi Muhammad SAW akan membuka mata hati kita terhadap betapa agungnya pribadi beliau. Mulai dari masa kecilnya yang penuh kesederhanaan dan kejujuran, hingga masa kenabiannya yang penuh tantangan dan perjuangan gigih. Setiap episode dalam kehidupannya mengandung pelajaran berharga yang relevan hingga kini. Kehidupannya adalah bukti nyata bahwa agama Islam adalah agama yang universal, dibawa oleh seorang manusia pilihan yang menjadi teladan bagi seluruh umat manusia dari berbagai latar belakang.
Cinta kepada Rasulullah bukan sekadar ucapan di bibir, melainkan dibuktikan dengan mengikuti sunnah-sunnahnya, menghidupkan ajaran-ajarannya, dan berakhlak mulia sebagaimana yang dicontohkan oleh beliau. Beliau adalah "rahmatan lil 'alamin", rahmat bagi seluruh alam semesta. Hal ini menunjukkan bahwa ajarannya tidak hanya ditujukan untuk umat Islam, tetapi membawa kebaikan dan kedamaian bagi seluruh makhluk Tuhan.
Semoga dengan merenungkan puisi ini, kita semakin terdorong untuk lebih mengenal, mencintai, dan meneladani Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Doa kita semoga dapat berkumpul bersama beliau di surga kelak, mendapatkan syafaatnya yang agung. Keempat bait puisi ini merupakan upaya sederhana untuk menyentuh hati, memupuk kerinduan, dan mengingatkan kembali akan betapa besar peran beliau dalam sejarah peradaban manusia dan dalam kehidupan spiritual kita.