Senapan mesin ringan (SML) atau dalam bahasa Inggris disebut Light Machine Gun (LMG) merupakan kelas senjata api yang dirancang untuk memberikan daya tembak otomatis yang berkesinambungan pada tingkat regu atau tim. Berbeda dengan senapan mesin berat yang membutuhkan kru dan sering kali dipasang pada tripod, SML dirancang agar dapat dioperasikan oleh satu personel, meskipun sering kali ditemani oleh seorang pembantu amunisi. Karakteristik utama dari SML meliputi kemampuan menembak secara otomatis atau semi-otomatis, penggunaan amunisi senapan standar (umumnya kaliber 7.62mm atau 5.56mm), dan mobilitas yang relatif tinggi.
Istilah "TTS" sendiri tidak merujuk pada satu model spesifik senapan mesin ringan universal yang diakui secara global. Kemungkinan besar, "TTS" adalah sebuah kode, akronim internal, atau penamaan spesifik dari sebuah negara atau pabrikan tertentu yang mungkin tidak banyak dikenal di kancah internasional. Namun, jika kita menginterpretasikan "TTS" sebagai sebuah konsep atau kategori yang mungkin merujuk pada "Tactical Target Support" atau jenis senjata lain yang dirancang untuk peran pendukung tembakan taktis, maka kita dapat membahas evolusi SML secara umum yang mungkin mencakup karakteristik tersebut.
Sejarah SML modern berakar pada era Perang Dunia I. Senapan mesin ringan seperti Chauchat Prancis dan Lewis Gun Inggris adalah contoh awal yang mencoba membawa daya tembak otomatis yang lebih terfokus ke garis depan. Kebutuhan akan senjata yang dapat memberikan tembakan penekan (suppressive fire) tanpa harus mengorbankan mobilitas adalah kunci munculnya kelas senjata ini.
Setelah Perang Dunia I, desain SML terus berkembang. Perang Dunia II melihat munculnya senjata ikonik seperti Bren Gun Inggris, MG 34/42 Jerman, dan DP-28 Soviet. Senjata-senjata ini tidak hanya meningkatkan efektivitas dalam pertempuran, tetapi juga menandai kemajuan dalam desain, keandalan, dan kemudahan produksi. Misalnya, MG 42 Jerman yang terkenal dengan laju tembakannya yang sangat tinggi, menjadi inspirasi bagi banyak desain senjata di masa depan.
Era Perang Dingin membawa inovasi lebih lanjut. Penggunaan amunisi yang lebih kecil dan ringan seperti 5.56mm NATO mulai diadopsi untuk SML, seperti yang terlihat pada M16/M249 SAW Amerika Serikat. Perubahan ini memungkinkan personel untuk membawa lebih banyak amunisi dan mengurangi beban keseluruhan. Desain yang lebih ergonomis, sistem pendinginan yang lebih efisien, dan penggunaan material yang lebih ringan juga menjadi fokus utama pengembangan.
Senapan mesin ringan dirancang untuk memberikan keunggulan taktis yang signifikan. Beberapa fitur dan keunggulannya meliputi:
Dalam doktrin militer modern, SML memainkan peran krusial dalam struktur kekuatan tempur di tingkat regu. Unit infanteri yang dilengkapi dengan SML dapat memberikan dukungan tembakan yang superior, memungkinkan mereka untuk menguasai medan dan mengalahkan lawan. Peran ini mencakup:
Senapan mesin ringan "TTS" (jika merujuk pada konsep pendukung tembakan taktis) akan sangat berharga dalam skenario di mana kecepatan dan fleksibilitas adalah kunci. Kemampuannya untuk memberikan daya tembak yang signifikan namun tetap portabel menjadikannya aset yang tak ternilai bagi unit-unit yang beroperasi di lingkungan yang dinamis dan sering kali menuntut respons cepat. Evolusi SML terus berlanjut, dengan fokus pada peningkatan ergonomi, pengurangan berat, dan integrasi dengan teknologi modern seperti optik canggih dan sistem manajemen tempur.