Sholat Tahajud, atau Qiyamul Lail (berdiri di malam hari), adalah salah satu ibadah sunnah yang memiliki kedudukan sangat tinggi dalam Islam. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menganjurkannya secara konsisten, dan Al-Qur'an menjanjikan kedudukan yang terpuji bagi pelakunya. Namun, pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah: kapan sebenarnya waktu yang paling ideal untuk melaksanakan ibadah yang mulia ini?
Waktu pelaksanaan sholat Tahajud terikat erat dengan pembagian malam menjadi tiga bagian (sepertiga malam). Para ulama sepakat bahwa malam hari dimulai dari selesai sholat Isya hingga terbit fajar shadiq (fajar kedua, penanda masuknya waktu Subuh).
Mayoritas ulama, berdasarkan hadis-hadis sahih, menetapkan bahwa sepertiga malam terakhir adalah waktu emas untuk sholat Tahajud. Waktu ini diperkirakan berkisar antara pukul 00.00 hingga sebelum adzan Subuh, tergantung pada perhitungan waktu malam di lokasi Anda.
Mengapa waktu ini sangat istimewa? Karena pada sepertiga malam terakhir, hati cenderung lebih tenang, hawa nafsu lebih tertidur lelap, dan energi spiritual berada pada puncaknya. Ini adalah waktu di mana Allah Subhanahu wa Ta'ala turun ke langit dunia untuk mengabulkan doa hamba-Nya.
Rasulullah SAW bersabda: "Rabb kita, Tabaraka wa Ta'ala, turun setiap malam ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam yang terakhir. Dia berfirman: 'Adakah yang berdoa kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan? Adakah yang meminta sesuatu kepada-Ku, niscaya akan Aku berikan? Adakah yang memohon ampunan kepada-Ku, niscaya akan Aku ampuni?'" (HR. Bukhari dan Muslim)
Memang tidak semua orang mampu langsung membiasakan diri bangun pada waktu tersebut. Jika seseorang merasa sangat berat atau khawatir tidak akan bangun lagi setelahnya, maka melakukan Tahajud di waktu lain tetap lebih baik daripada tidak sama sekali. Para ulama membagi tingkat keutamaan sebagai berikut:
Jika Anda memilih Tahajud di sepertiga malam pertama, pastikan Anda telah tidur sejenak setelah sholat Isya. Tidur sebentar ini justru dianggap sebagai bagian dari sunnah, yakni tidur sejenak untuk mengumpulkan kekuatan (qailulah) sebelum menegakkan ibadah malam. Jangan berlama-lama tidur, karena tujuan utamanya adalah beribadah di malam hari.
Untuk meraih keberkahan waktu terbaik sholat Tahajud, beberapa persiapan diperlukan:
Niatkan sejak awal bahwa Anda ingin membiasakan diri bangun pada waktu tersebut. Konsistensi adalah kunci untuk melatih jam biologis tubuh Anda.
Usahakan tidur lebih awal setelah menunaikan semua kewajiban malam (seperti sholat Witir atau membaca Al-Qur'an). Hindari aktivitas berat atau konsumsi makanan berat menjelang tidur agar tidur lebih nyenyak dan mudah dibangunkan.
Berwudhu sebelum tidur adalah sunnah yang dapat membantu Anda merasa lebih segar saat terbangun.
Letakkan alarm agak jauh dari jangkauan tangan Anda. Ketika alarm berbunyi, Anda terpaksa harus bangkit dari tempat tidur untuk mematikannya, dan ini sering kali menjadi momen kritis untuk memutuskan apakah akan kembali tidur atau langsung berwudhu.
Mengetahui waktu yang bagus untuk sholat Tahajud, yaitu sepertiga malam terakhir, adalah langkah awal. Keberhasilan meraih waktu mulia ini bergantung pada disiplin diri dan keikhlasan kita dalam mendekati Allah SWT. Meskipun sulit pada awalnya, pahala dan ketenangan batin yang didapatkan dari munajat di keheningan malam adalah investasi spiritual yang tak ternilai harganya.