Peridotit Adalah: Mengenal Batuan Penyusun Mantel Bumi

Tekstur Granular Peridotit

Ilustrasi visualisasi mineral dalam peridotit.

Apa Itu Peridotit?

Peridotit adalah jenis batuan beku plutonik (intrusi) yang sangat penting dalam ilmu geologi, terutama dalam memahami komposisi Bumi di bawah kerak. Secara fundamental, peridotit adalah batuan ultramafik yang didominasi oleh mineral kaya magnesium dan besi. Nama peridotit berasal dari mineral utama penyusunnya, yaitu olivin, yang seringkali hadir dalam bentuk kristal yang menonjol dan indah yang dikenal sebagai peridot (varian dari olivin).

Berbeda dengan batuan kerak bumi yang didominasi oleh granit (felsik) atau basalt (mafik), peridotit diklasifikasikan sebagai batuan ultramafik, yang berarti ia mengandung lebih dari 90% mineral mafik (kaya magnesium dan besi). Karena kelimpahan olivin ini, peridotit umumnya memiliki warna hijau zaitun hingga hijau gelap.

Komposisi Mineral Utama

Komposisi mineral adalah kunci utama dalam mendefinisikan peridotit. Secara standar, peridotit harus mengandung minimal 40% volume olivin. Komponen mineral lainnya didominasi oleh piroksen (klinopiroksen dan ortopiroksen) serta beberapa mineral aksesori seperti kalsium-aluminosilikat.

Peran Peridotit dalam Struktur Bumi

Signifikansi geologis peridotit tidak dapat dilebih-lebihkan: peridotit adalah batuan yang diperkirakan membentuk sebagian besar volume mantel Bumi—lapisan tebal di bawah kerak yang meliputi sekitar 84% volume total planet kita. Meskipun jarang ditemukan di permukaan karena mantel terletak sangat dalam, peridotit dapat muncul ke permukaan melalui proses tektonik yang intens, seperti obduksi kerak samudera atau di zona subduksi yang terangkat.

Varietas peridotit yang paling umum di mantel adalah lherzolite, yang mengandung jumlah olivin, ortopiroksen, dan klinopiroksen yang relatif seimbang. Jenis lainnya termasuk harzburgite (kaya olivin dan ortopiroksen) dan dunite (hampir seluruhnya terdiri dari olivin).

Pembentukan dan Lingkungan Geologi

Peridotit terbentuk jauh di bawah permukaan Bumi, biasanya pada kedalaman antara 40 hingga 200 kilometer, di mana kondisi tekanan dan suhu sangat tinggi. Batuan ini terbentuk melalui proses kristalisasi magma mantel atau melalui metamorfisme tingkat tinggi dari batuan ultramafik lainnya.

Proses peleburan parsial (partial melting) di mantel adalah bagaimana magma basaltik yang membentuk kerak samudera dihasilkan. Sisa batuan yang tertinggal setelah peleburan parsial adalah batuan yang diperkaya olivin, yaitu peridotit residu. Oleh karena itu, studi tentang peridotit memberikan jendela langsung ke komposisi kimia dan suhu mantel Bumi, yang merupakan mesin penggerak lempeng tektonik.

Klasifikasi Berdasarkan Tekstur dan Mineralogi

Klasifikasi peridotit sangat bergantung pada proporsi mineral piroksennya.

  1. Lherzolite: Mengandung lebih dari 10% klinopiroksen. Ini adalah jenis peridotit yang paling umum di mantel datar (undepleted mantle).
  2. Harzburgite: Mengandung olivin dan ortopiroksen sebagai komponen utama, dengan klinopiroksen kurang dari 10%.
  3. Dunite: Hampir seluruhnya (lebih dari 90%) terdiri dari olivin.

Selain itu, tekstur batuan juga penting. Peridotit yang kita temukan di permukaan seringkali menunjukkan tekstur seperti berserat atau saling mengunci (granular), yang mencerminkan sejarah tekanan dan pendinginan yang dialaminya saat naik ke kerak.

Kesimpulan

Singkatnya, peridotit adalah batuan ultramafik yang merupakan penyusun fundamental mantel Bumi. Pemahaman mendalam mengenai peridotit membantu para ilmuwan merekonstruksi kondisi fisik dan kimia di kedalaman planet kita, serta memahami sumber magma yang memicu aktivitas vulkanik dan tektonik di permukaan. Meskipun keberadaannya tersembunyi, peran peridotit dalam dinamika geologis Bumi sangatlah sentral.

šŸ  Homepage